Jangan lupa vote and comment yaa...
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫~Kepergian seseorang di masa lalu, akan mendatangkan seseorang yang jauh lebih baik di masa depan. Jika Allah mengambil seseorang dari kita, itu karena Allah sayang kita, dan Allah akan menggantinya yang jauh lebih baik untuk kita. Karena sejatinya, Allah tau mana yang terbaik untuk kita.~
Sudah terhitung empat belas bulan sejak Ernita putus. Hanya tinggal lima persen saja ia dapat melupakan Dito sepenuhnya. Karena selama empat belas bulan tersebut, ia telah dekat dengan beberapa lelaki. Akan tetapi, tak ada satu pun yang berhasil menaklukkan hatinya dan membuat Ernita bisa melupakan Dito sepenuhnya. Hingga pada suatu ketika, ia kembali berkenalan dengan seorang lelaki lewat chat WhatsApp.
Lelaki tersebut bernama Reza. Rumahnya di Cilacap. Dia bersekolah di MAN 1 Cilacap. Dia merupakan seorang santri dari sebuah pondok pesantren yang ada di sana. Dia kelas sebelas mengambil jurusan IPA.
Awalnya, mereka berdua hanya chatting-an biasa. Akan tetapi, hanya dalam kurung waktu satu hari ada perasaan berbeda pada diri Ernita. Ia merasa berbeda ketika mengobrol dengan Reza, meskipun hanya sekedar teman online saja.
Besoknya, adalah fakta pengakuan dari mereka berdua, bahwa mereka berdua saling menaruh rasa sayang dan rasa nyaman. Tentu saja membuat jantung Ernita menjadi berdebar kencang, karena ia tak pernah mengalami ini sebelumnya—meskipun lewat chat.
Akan tetapi, Reza tidak mau pacaran, karena dalam hukum Islam yaitu haram. Ernita juga tak mau, karena ia pun berniat untuk hijrah dan memulai kehidupan baru selepas putus dengan Dito. Mereka saling percaya satu sama lain, saling setia satu sama lain. Akan tetapi, bukan komitmen dan bukan pacaran. Melainkan hanya sekedar adik kakak untuk menambah keakraban mereka. Tapi, adik kakak yang dimaksud di sini bukanlah adik kakak seperti pada umumnya. Melainkan, lebih dari itu.
Saat itu, Reza sedang pulang ke rumah karena ada kepentingan. Hari demi hari mereka ngobrol lewat chat, telepon, dan juga video call. Lambat laun, mereka bisa saling memahami satu sama lain ... fakta yang membuat Ernita sampai terkejut yaitu bahwa Reza merupakan orang yang hampir sama dengan Dito. Dia sama-sama mempunyai kemampuan yang sama dengan Dito, yaitu merupakan anak indigo.
Ernita sendiri tak merasa terganggu dengan kemampuan Reza. Karena sebelumnya, Ernita sudah terbiasa dengan kemampuan Dito. Sehingga, apa pun yang Ernita lakukan, tanpa Ernita mengatakan pun Reza sudah mengetahuinya.
Bahkan, Reza mengatakan bahwa mereka telah mempunyai ikatan batin yang kuat. Sehingga, bisa saling merasakan satu sama lain. Hal ini membuat Ernita benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin mereka bisa mempunyai ikatan batin dalam kurung waktu secepat ini? Padahal, mereka belum pernah bertemu sama sekali.
Akan tetapi, Ernita berpikir bahwa mungkin inilah yang dinamakan takdir dari Allah. Ia pun mengira bahwa Reza adalah orang yang Dito bicarakan beberapa bulan silam.
Suatu hari, Martha ingin bertemu dengan pacarnya di taman Stadion Kanjuruhan. Ia pun mengajak Ernita untuk pergi ke sana.
Sesampainya di sana, sambil menunggu pacar Martha datang, Ernita bercerita tentang Reza pada Martha.
"Woi, Tha."
"Apa?"
"Btw, gua kenal lagi sama cowok, nih."
"Siapa lagi?" tanya Martha masih menatap layar ponselnya.
"Namanya Reza, anak Cilacap. Gua baru kenal empat hari yang lalu, sih. Cuma, dia tuh bikin gua nyaman banget sama dia. Dia anak kelas sebelas."
"Eh, tu anak udah pasti baik apa enggak buat lu? Jangan sampai lu salah ketemu cowok lagi. Beberapa waktu lalu, lu udah kenal sama empat cowok, dan semua tuh kayak gak baik buat lu. Yang ada cuma bikin lu nangis, sama bikin sakit hati doang."
"Ih, kalau yang ini mah, beda lagi. 'Kan, gua dulunya gak pacaran. Kalau masalah sakit hati itu, karena pacaran. Kalau sama yang kemaren-kemaren, gua juga gak terlalu nganggap serius. Tapi, kalau yang sekarang beda lagi."
Kemudian, Ernita menceritakan bagaimana ia dan Reza bisa kenal, dan menjadi dekat. Ia pun juga menceritakan tentang Reza bagaimana orangnya.
"Eh, gua jadi penasaran orangnya. Mana, coba liat fotonya."
"Jangan jangan jangan! Udah, jangan!” larang Ernita sambil merebut ponselnya.
"Ishh bentaran doang! Kagak-kagak kalau gua mau rebut aja. Udah, mana fotonya? Lagian, gua juga udah punya sendiri.
"Ya udah, nih." Ernita menyodorkan ponselnya-memperlihatkan foto Reza yang tengah menggunakan kopiah.
Martha tampak mengamati sesaat. Kemudian, mengembalikan ponsel milik Ernita.
"Menurut lu, gimana?" tanya Ernita.
"Ya udah lanjutin," jawab Martha dengan santai.
"Maksudnya, lanjutin gimana? Dia anaknya gimana? Baik apa enggak buat gua?"
"Ya maksudnya, kalau menurut gua—dia itu baik buat lu, udah pas. Lanjutin aja sama dia. Gua jamin, dia gak bakal kayak Mas Dito. Tapi, gua gak bisa menyimpulkan kalau dia beneran sayang sama lu. Dalam artian gini. Takutnya, kalau sekarang gua bilang sayang—tapi besok-besok kenyataannya enggak, lu malah kecewa."
"Ya maksudnya, kalau sekarang itu dia beneran sayang apa kagak sama gua?"
"Ya kalau sekarang, dia emang beneran sayang. Cuma, kita sendiri, 'kan, juga gak tau gimana kedepannya. Kalau gitu, lu liat terus perkembangan dia. Tapi, gua jamin, dia itu anaknya baik-baik. Anak pondok juga, 'kan?"
"Iya."
"Ya udah, lanjutin aja. Gua dukung lu sama dia. Gua juga berharap dia gak bikin lu sakit hati. Awas aja sampai dia berani bikin lu sakit hati. Gua bakal langsung bertindak meski cuma lewat chat."
"Iya-iya."
***
Sepulangnya mereka dari taman, Ernita baru teringat suatu hal.
"Eh, bentar, deh. Gua 'kan, udah akrab banget sama Kak Reza. Kok, gua jadi keinget perkataan Mas Dito dulu, ya? Dia dulu bilang, suatu saat, cepat atau lambat, gua bakal kenal atau ketemu sama seseorang yang bisa bikin gua bahagia, bisa buat gua selalu tersenyum. Gak seperti yang pernah Mas Dito perbuat ke gua, yang selalu bikin gua nangis. Orang tersebut bisa bikin gua lebih bahagia dari yang pernah Mas Dito perbuat ke gua. Orang tersebut lebih baik daripada Mas Dito. Martha dulu juga pernah bilang ke gua. Katanya, sekitar tiga belas bulan atau empat belas bulan setelah gua putus, gua bakal bertemu atau kenal dengan orang yang baru ... dan mungkin, gua bisa selamanya sama dia. Atau gak gitu, hubungan gua akan bertahan lama sama dia. Apa ini yang dimaksud mereka? Jika iya, berarti, Kak Reza adalah jawaban dari doa-doa gua selama ini. Oke, kapan-kapan kalau gua ada waktu, gua akan bilang ini ke Martha. "
Setelah itu, Ernita kembali beraktivitas seperti biasanya.
╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝Sampai di sini dulu yaa...
See you next part😍...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends [End]
Roman pour AdolescentsSahabat itu datang saat dibutuhkan, bukan datang hanya saat membutuhkan saja. *** Apa yang terlintas di benak kalian, jika mendengar kata teman dan sahabat? Sepintas terlihat sama, bukan? Padahal, k...