Jangan lupa vote and comment yaa...
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫"Bentar-bentar, ini Mbok Anti punya kelapa muda. Tanti, ayo, kamu bawa. Lumayan buat seger-seger di rumah."
"Ehh nggak usah, Mbok. Nggak bisa bawa. Lihat, ini aja udah kesulitan bawa."
"Iya nih, Mbok. Berat banget, nih," sahut Ernita.
"Udah, bisa-bisa. Sini, biar Mbok Anti yang ngatur.
Mbok Anti mengatur bawaan Tanti dan Ernita, dibantu dengan tetangganya.
"Nah, gini 'kan, bisa. Udah, kalian bisa lanjut. Hati-hati, ya. Pelan-pelan aja bawa motornya," pesan Mbok Anti.
"Ya udah, makasih ya, Mbok. Aku pamit dulu. Assalamualaikum."
"Wa'alaikummussalam."
Mereka pun segera pulang karena hari sudah sore. Ernita yang membonceng pun hanya bisa tertawa bersama Tanti karena mereka seperti kesulitan membawa barang bawaan yang terlalu banyak.
Sampainya di rumah, mereka segera meletakkan sembako di tempat yang Tanti arahkan. Setelah selesai, Ernita memohon pada Tanti agar segera mengantarkannya pulang-karena waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Tan, anterin aku pulang, ya? Soalnya, udah sore banget, nih. Udah hampir magrib."
"Ya udah, makasih, ya, udah bantu bawain."
"Santai aja, kita 'kan, sahabat."
Setelah itu, Tanti segera mengantarkan Ernita pulang. Akan tetapi, di persimpangan depan, Tanti membelokan arah berlawanan.
"Loh Tan, kok ke sini arahnya? Kita mau ke mana?"
"Udah, ikut aja."
Tanti mengajak Ernita mampir sebentar di pinggir jalan untuk membeli makanan. Ia membeli batagor, tahu kres, cilok, dan berapa makanan lainnya. Kemudian, ia memberikannya pada Ernita.
"Loh Tan, ini apa? Kita makan sama-sama, dong, di rumah aku."
"Udah, kamu bawa dulu aja, ya?"
Mereka pun segera bergegas pulang.
Di perjalanan, mereka berdua sedikit ngebut karena memburu waktu. Mereka sangat menikmati indahnya senja sore itu-yang tak tertutup oleh awan sedikit pun. Mereka juga sangat menikmati kebersamaan hari ini. Mereka sama-sama berharap, suatu saat, mereka bisa mengulang kebersamaan ini. Meskipun mereka telah berpisah lima tahun, bukan berarti mereka bisa saling melupakan. Justru itu membuat mereka semakin mengingat satu sama lain.
Sesampainya di rumah Ernita, Tanti tidak duduk. Ia memberikan makanan tersebut pada Ernita, dan berpamitan pada keluarga Ernita. Tentu saja mereka sangat senang sekali, karena bisa bertemu dengan Tanti-sahabat masa kecil Ernita, yang sudah lama mereka tidak bertemu.
Setelah basa-basi, Tanti pamit untuk pulang.
"Nit, aku pulang dulu, ya. Udah hampir malam, nih. Nanti dicariin Mak As."
"Yu udah, hati-hati. Eh, ini gimana makanannya?"
"Udah, buat kamu aja. Kamu makan sama Rizky-adik kamu. Itu sengaja aku beliin buat kamu."
"Tan, jangan gitu. Aku yang nggak enak sama kamu. Ini, aku ganti uangnya."
Ernita menyodorkan uang pada Tanti. Namun, Tanti menolaknya.
"Udah, nggak boleh gitu. Udah ya, kamu makan. Kalau kamu nggak mau menerima, sama aja kamu nggak menghargai pemberian aku."
Ernita hanya bisa menghela napas panjang.
"Ya udah, deh. Kalau gitu, makasih banyak, ya. Maaf, udah ngerepotin kamu."
"Nggak ngerepotin, kok. Justru aku yang ngerepotin kamu-minta tolong bawain barang banyak banget tadi."
"Nggak papa, santai aja."
"Ya udah, kalau gitu, aku pamit dulu, ya?"
"Iya, hati-hati, nggak usah ngebut. Kapan-kapan kita pergi keluar sama-sama lagi, ya?"
"Siap! Udah, aku pergi dulu, ya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikummussalam."
Tanti pun berlalu meninggalkan pelataran rumah Ernita. Ernita yang melihat kepergian Tanti hanya bisa menatapnya sendu.
Tanti, aku bener-bener rindu masa-masa seperti ini. Aku nggak nyangka kita bisa bersama lagi setelah lima tahun kita terpisah. Bahkan, kamu nggak lupa sama aku, meskipun sekarang kasta kamu lebih tinggi daripada aku. Tanti, aku akan selalu merindukan suasana seperti ini. Aku harap, suatu saat kita masih bisa bersama lagi seperti dulu. Aku akan selalu rindu kamu, Tanti. Kamu dan Martha adalah sahabat terbaik aku.
***
Tak terasa, kini Martha dan Ernita telah SMA. Mereka memang sekolah di sekolah yang berbeda. Sehingga, mereka menjadi jarang bertemu. Akan tetapi, jika ada waktu luang, Martha pulang ke rumah dan tidak di kos. Kemudian, menyuruh Ernita untuk pergi ke rumahnya guna sekedar mengobrol sambil bercerita tentang kisahnya.
Tak jarang pulang mereka pergi keluar untuk bermain bersama. Mereka pun sering pergi ke tempat wisata dan menikmati suasana yang ada, karena mereka sudah mulai lupa dengan yang namanya sakit hati-meskipun, belum bisa lupa sepenuhnya.
Geng Yuri yang melihat kebersamaan Martha dan Ernita yang semakin menjadi-jadi pun sebenarnya sangat membenci kebersamaan tersebut.
Pasalnya, dulu sewaktu SMP, mereka mati-matian ingin memisahkan Martha dan Ernita. Akan tetapi, sekarang ketika mereka telah lulus, kenapa mereka menjadi bersama lagi? Padahal, yang geng Yuri tahu, mereka telah berhasil memisahkan Martha dan Ernita. Kenapa sekarang menjadi berbeda?
Meskipun sekarang geng Yuri mengetahui bahwa Martha dan Ernita kembali bersama, akan tetapi, mereka tak kembali memisahkan Martha dan Ernita. Karena mereka berpikir, bahwa itu hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga mereka saja. Lagipula, sekarang mereka semua juga sudah berbeda sekolah. Ernita memilih meneruskan ke Madrasah Aliyah mengambil jurusan IPS, Martha meneruskan ke SMK Kejuruan mengambil jurusan akuntansi, dan beberapa dari geng Yuri memilih meneruskan ke SMK di kota, seperti Valen, Fifi, dan Via. Sedangkan Yuri, Rahayu, Zahra, dan Putri, pergi ke SMK yang ada di daerah mereka.
Sebenarnya, Martha dan Ernita mengetahui bahwa geng Yuri tak menyukai kedekatan mereka. Akan tetapi, mereka berdua mengabaikan, karena itu hidup mereka. Tak ada siapa pun yang bisa mengganggu mereka. Selagi apa yang mereka lakukan tak mengganggu geng Yuri, mereka berdua membiarkannya.
Kini akhirnya, Martha dan Ernita bisa merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Mereka telah terbebas dari belenggu geng Yuri. Perjuangan mereka selama ini tak sia-sia dan membuahkan hasil. Mereka berharap, mereka bisa seperti ini terus selamanya.
╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Bagus nggak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.See you next part😍...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends [End]
Teen FictionSahabat itu datang saat dibutuhkan, bukan datang hanya saat membutuhkan saja. *** Apa yang terlintas di benak kalian, jika mendengar kata teman dan sahabat? Sepintas terlihat sama, bukan? Padahal, k...