Jangan lupa vote and comment yaa...
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫
“Nit, Tha, sini! Aku mau tanya,” panggil Fifi.
Martha dan Ernita pun menghampiri Fifi yang berada di koridor kelas. Saat mereka telah berhadapan, Martha melihat sorot mata Fifi. Seketika ia mengerti apa yang hendak Fifi tanyakan beserta rencana yang telah Fifi siapkan bersama geng Yuri.
“Tanya apa, sih?” tanya Ernita dengan malas.
“Kalian kemarin—atau bahkan beberapa hari terakhir ini sering keluar bareng, 'kan?”
Ernita hendak menjawab dengan berbohong. Namun, Martha menghalanginya dan langsung mengambil alih pembicaraan.
“Iya, kenapa emang?”
“Kalian pergi jalan-jalan?”
“Kalau iya, kenapa? Masalah, buat lu?”
“Eh, gue tuh tanya baik-baik. Lo gak usah sewot!”
“Yang, siapa yang sewot? Orang gua cuma tanya.”
“Udah-udah, gak usah berantem. Udah, Fi, to the poin aja mau tanya apa,” sahut Ernita.
“Apa alasan kalian sering keluar bareng? Bahkan, gak ngajak aku sama geng Yuri. Kalian egois banget, sih. Kalau keluar itu, ngajak-ngajak, dong! Katanya temen. Kok, kayak gini, sih, kalian? Kamu juga, kenapa menjauh dari geng Yuri, Nit? Kamu udah bosen sama mereka? Habis itu, karena kamu dapat teman pengganti, kamu pindah gitu aja? Atau ... kamu cuman manfaatin geng Yuri aja?”
“Eh, sekarang gini, ya, Fi. Perlu lu tau. Apa kami harus bilang ke lu sama geng Yuri—kalau kami keluar? Suka-suka kami, kami mau keluar kapan pun, ke mana pun, dan sama siapa pun. Itu bukan urusan kalian! Itu hak kami, dan kalian gak ada hak buat ngatur-ngatur kami ... dan, apa yang barusan lu bilang? Ernita pergi gitu aja? Hello! Apa lu gak nyadar? Selama ini, geng Yuri aja gak pernah menganggap Ernita ada, dan selalu ngucilin Ernita. Ya otomatis, Ernita gak betah, lah. Apa salahnya kalau gua ngajak Ernita gabung sama geng gua? Karena gua kasihan Ernita gak ada temennya ... dan geng gua masih punya hati. Gak kayak geng Yuri! Lagi, lu barusan bilang kalau kita ini teman? Hello! Teman macam apa yang datang cuman pas butuhnya doang? Emang, lu ngerti, apa arti teman? Oh, iya, gua lupa. Bener apa lu bilang, Fi, kita emang teman. Karena teman itu, datang pas butuhnya doang, bukan datang pas salah satu lagi butuh! Itulah geng Yuri! Beda sama sahabat, yang selalu ada saat salah satu membutuhkan. Tolong, deh, sebelum lu bilang kayak gini, lu pikir dulu baik-baik yang salah siapa, dan harus berbuat apa ... dan satu lagi, lu dan geng Yuri gak ada hak buat ngelarang kami pergi. Ingat itu baik-baik!” ucap Martha tanpa takut sedikit pun pada Fifi karena terlanjur sangat kesal, dan perkataannya pun berhasil membuat Fifi skak mat.
“Ayo, Er, kita pergi! Malas gua di sini!”
Martha menarik tangan Ernita dan menjauh dari Fifi. Kemudian, Martha menghampiri gengnya dan menceritakan apa yang barusan ia alami.
Huh! Enak aja lo tadi bilang gitu! Awas aja, gue laporin lo sama Yuri! batin Fifi dengan tatapan tajamnya pada Martha sebelum Martha menghilang dari pandangannya.
Setelah itu, geng Yuri datang menghampiri Fifi.
“Gimana, Fi? Mereka jawab apa?”
“Iya, Yur, mereka jujur kalau habis keluar. Tapi, Martha yang angkat bicara, Ernita gak bicara sedikit pun. Bahkan, Martha juga berani-beraninya ngata-ngatain kita. Jadinya, aku kena skak mat,” adu Fifi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends [End]
JugendliteraturSahabat itu datang saat dibutuhkan, bukan datang hanya saat membutuhkan saja. *** Apa yang terlintas di benak kalian, jika mendengar kata teman dan sahabat? Sepintas terlihat sama, bukan? Padahal, k...