Jangan lupa vote and comment yaa...
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫Waktu terus berlalu—meninggalkan hari-hari yang penuh dengan kisah panjang. Hingga tak terasa telah tiba waktunya Ernita berlatih paskibra di lapangan kecamatan. Karena setelah melewati seleksi di sekolahnya beberapa waktu yang lalu, ia lolos hingga ke tahap akhir.
Singkat cerita, di sana ia bertemu dengan seorang lelaki kelas XI SMA—bersekolah di Madrasah Aliyah. Namanya adalah Dito.
Awalnya, Ditolah yang memulai percakapan lewat pesan WhatsApp pada Ernita terlebih dahulu. Setelah melihat respons positif dari Ernita, Dito pun melanjutkan percakapannya. Lama-kelamaan, mereka pun mulai akrab.
Selama di lapangan, mereka saling menatap dan tersenyum. Sebelum latihan, mereka saling memberikan semangat satu sama lain. Dito berada di pasukan delapan, sedangkan Ernita di pasukan 45.
Ketika mereka berdua hendak pulang, mereka pun saling mengucapkan hati-hati. Hal tersebut membuat mereka saling tersenyum.
Setelah empat hari kenal, Dito mengajak Ernita untuk pulang bersamanya. Meskipun rumah Ernita berada di utara dan rumah Dito berada di selatan, namun, Dito rela mengantarkan Ernita yang berlawanan dengan arahnya pulang.
Ernita pun hanya menurut saja. Mereka pulang berdua, dan Ernita mengajak Dito untuk mampir ke tempat wisata sebentar. Dito pun mau-mau saja.
Setelah selesai, Dito mengantarkan Ernita pulang. Di perjalanan pulang saat hampir berbelok ke arah gang rumah Ernita, Ernita berpapasan dengan Martha yang sedang membonceng Rinya.
Dari kejauhan, Ernita sudah mengetahui bahwa itu adalah Martha.
Hah? Itu Martha?! Mampus! Gua ntar pasti langsung ditagih pj (pajak jadian), batin Ernita.
Saat mereka tengah berpapasan, tiba-tiba saja Martha langsung kaget.
“Loh, Er?! Pacar baru?!” ucap Martha sambil tetap melajukan motornya. Ernita pun hanya tersenyum. Kemudian, mereka saling berlalu.
Sesampainya di rumah Ernita, terlihat ada keluarga Ernita sedang berkumpul. Kemudian, Ernita mengenalkan Dito kepada keluarganya. Keluarnya pun menyambut Dito dengan baik dan ramah. Setelah itu, Dito pamit pulang.
Setelah seminggu mereka kenal, mereka semakin dekat. Mereka juga saling fast respons di chat. Terkadang saling memberikan gombalan rayuan ... dan tibalah saat di mana Dito mengungkapkan isi hatinya pada Ernita secara langsung. Itu adalah hari di mana ulang tahun Republik Indonesia yang ke 73 tahun.
Pagi hari sebelum upacara pengibaran, Dito memanggil Ernita sebentar untuk duduk bersamanya. Ernita pun mengangguk pertanda setuju.
Mereka duduk di koridor kelas di SD yang di mana SD tersebut terletak di pinggir lapangan. Sehingga, ketika mereka duduk, mereka bisa menatap lapangan yang akan mereka gunakan untuk upacara nanti.
Seberapa saat setelah keheningan, Dito mulai membuka suara untuk basa-basi. Tak lama kemudian, Dito menyampaikan maksudnya.
“Kamu mau nggak, jadi pacar aku?”
Sontak detak jantung Ernita berdetak sangat cepat, dan ia tak dapat mengatur napasnya. Keringat dingin mulai bercucuran. Akan tetapi, ia berusaha untuk menahannya.
Ya Allah, benarkah ini? Kenapa aku jadi grogi? Jawab apa, ya? Tapi, kalau aku tolak, nggak mungkin juga. Aku juga udah terlanjur sayang. Apalagi, Mas Dito juga bikin aku nyaman. Dia baik banget. Mungkin, ini juga merupakan jawaban dari doa-doaku. Baiklah, aku akan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends [End]
Ficção AdolescenteSahabat itu datang saat dibutuhkan, bukan datang hanya saat membutuhkan saja. *** Apa yang terlintas di benak kalian, jika mendengar kata teman dan sahabat? Sepintas terlihat sama, bukan? Padahal, k...