Taburkan bintang dulu💙
Slow update^^
Happy Reading🍭
🦁🦁🦁
Pagi ini Rara memutuskan berangkat bersama abangnya, Devan sih nurut aja, lagian itu juga atas perintah kanjeng ratu. Mana mungkin bisa nolak, bisa-bisa miskin dadakan lagi tuh.
"Ayo Bang cepetan." rengek Rara sembari memegang lengan kiri Devan.
Pasalnya Devan itu sangat santai sekali mengemudikan mobil, Rara kan jadi takut telat ke sekolah, masa baru dua hari sekolah langsung kena hukum, kan nggak elit banget.
"Iya sabar, nanti kalau cepet-cepet kamu takut." balas Devan melirik sekilas adiknya.
"Tapi nanti kita telat, Abang!" ujarnya menahan gemas.
"Nggak akan, lagian masih lama kok! Abang jamin deh." balas Devan menyakinkan.
"Masa? Udah mau jam tujuh lho ini! Rara nggk mau dihukum ihh! Masa baru dua hari sekolah langsung telat sih! Nggak punya attitude banget." cerocosnya mengerucutkan bibirnya kesal.
Jleb!
Hati Devan merasa tertohok dengan ucapan adiknya, tapi ada benarnya juga sih.
Lha kalau gue apa? Yang tiap hari telat bahkan bolos, batinnya meringis.
"Bener? Mau ngebut? Ini jalan rame lho, mending Rara main game salon-salonan dulu deh." ucap Devan memberi saran.
"Nggak mau! Lagi nggak mood!" ucapnya mengembungkan pipinya kesal.
Devan mengernyit, "Tumben." gumamnya pelan.
Devan melirik sekilas adiknya lalu menghembuskan nafas pelan.
"Baiklah, abang akan cosplay jadi Valentino Rossi dulu, kamu siap-siap Cil!" ujarnya mengalah, sembari bersiap menambah kecepatannya.
Rara menatap Devan bingung, "Valentino Rossi?" Beonya berpikir, "Tapi Rara pernah denger dari Daddy, kalau dia itu pembalap motor deh."
lanjutnya menggaruk pelan pipi gembulnya.Seketika Devan tak jadi menambah lajunya, lalu tangan kirinya menepuk pelan keningnya."Oh iyaa, maklumin. Abang kan suka typo." ujarnya nyengir.
Rara menatap abangnya malas, typo apa lupa!
Devan berpikir berusaha mengingat siapa pembalap mobil terkenal, kemudian senyum cerah terbit dibibirnya.
"Okelah, kalau gitu Abang akan cosplay jadi Juan Manual Fangi, pembalap mobil dunia. Jadi bersiaplah!" ujarnya sembari menambah kecepatannya.
Rara yang tak siap pun langsung kaget dan berteriak takut.
"HUUWAAA ABANG...JANGAN KENCENG-KENCENG...KALAU JANTUNG RARA PINDAH KE GINJAL GIMANA?! RARA JUGA GAK MAU MATI DULU..ISTANA LOLI RARA BELUM RARA BUAT PONDASI!" teriaknya ngawur, ia juga memegang seatbeltnya kuat-kuat.
Devan meringis, merasakan telinganya yang berdenging. Kemudian menormalkan kecepatan mobilnya, dari pada telinganya berbunyi seperti gong.
"Hosh, hosh. Alhamdulillah Rara masih selamet." ucapnya sembari menormalkan nafasnya yang tak beraturan.
Devan menggelengkan kepalanya. Yang ngajak ngebut siapa? Yang ribut siapa? gerutunya dalam hati.
"Nah kan dibilangin, untung tadi jalan lumayan sepi. Sekarang masih mau ngebut lagi?" ujar Devan melirik sekilas Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA
Non-FictionADA BAIKNYA..FOLLOW DULU SEBELUM BACA^^ 📌 SEBAGIAN CERITA DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN ❗ Bertemu di suatu kejadian yang tak terduga, membuat Leonard si manusia es dengan julukan singaga auto singa ganteng, memperoleh warna baru dalam hidu...