26. Like Brother Like Sister

4.6K 226 7
                                    

Author usahain up cepet demi kalian😌 jangan lupa vote dan komen^^

Happy Reading🍭

🦁🦁🦁

"Nggak mau mampir?" tanya Rara setelah Leo melepas helmnya.

Cowok itu menggeleng pelan, "Ada berkas yang harus aku urus. Lain kali yaa," katanya sembari mengelus lembut rambut gadisnya.

Kedua sejoli itu berdiri di depan mansion Coopera, seperti biasa Leo akan menjemput dan mengantarkan gadisnya sampai rumah dengan selamat. Udah kayak ojol aja yaa:/

Rara menghela nafas pelan lalu mengangguk.

"Aku pulang dulu, besok aku jemput lagi." kata Leo lembut.

"Siap kak Singli." kata Rara sembari hormat. Membuat dahi Leo mengkerut bingung.

"Kak Singli?" beonya tak paham.

Rara mengangguk, "Iya, mulai sekarang Rara mau panggil kak Leo kak Singli, atau Singa gulali."

"Kok gitu?"

"Soalnya kak Leo udah nggak galak lagi, tapi manis kayak loli."

"Emang aku galak?" tanya Leo sembari memasukkan tanganya ke saku.

Rara mengangguk tanpa ragu, "Kata temen-temen kakak, kakak itu kayak singa, galak terus nyeremin gitu. Tapi kalau sama Rara jadi manis kayak gula."

Leo tersenyum tipis, dalam hatinya mengumpat pada sahabatnya. Berani sekali mengatainya singa didepan gadis pujaannya.

"Kalau mereka ngomong yang aneh, nggak usah didengerin." kata Leo mengelus lembut pipi Rara.

"Kenapa? Rara kan punya telinga yang gunanya untuk mendengar. Kalaupun Rara nggak dengerin, tetep aja kedengar kan fungsi telinga memang untuk mendengar." cerocosnya membuat Leo mencubit pelan pipi gadis itu.

"Pinter banget sih ngelesnya?"

"Iya dong!" jawab Rara semangat.

"Diajarin siapa?"

"Abang." Mendengar jawaban polos gadisnya membuat Leo mangut-mangut paham, udah ia duga!

"Kak Singli Rara boleh minta sesuatu nggak?" pintanya pelan. Membuat Leo menatap manik matanya dalam.

"Apapun yang kamu mau aku turutin, asal jangan pernah minta aku pergi tinggalin kamu,"

Mata Rara mengerjab sesaat, jantungnya berdetak lebih cepat, jangan lupakan tubuhnya yang mulai panas dingin.

"Rara nggak mau minta itu kecuali Kak Leo yang menyuruhnya," Tangannya meremas roknya untuk menyembunyikan kegugupannya.

Leo menggeleng tegas, "Nggak akan pernah!" katanya sembari menangkup wajah Rara dengan kedua tangannya.

Rara tersenyum tipis, kedua tangannya terangkat menyentuh tangan Leo yang masih diwajahnya, lalu menurunkannya.

"Rara sayang kak Singli, Rara nggak mau ninggalin kakak, kecuali emang takdir yang meminta." Matanya menatap lembut manik Leo sedangkan tangannya menggenggam tangan kekar laki-laki itu.

LEORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang