chapter 25

3.1K 456 111
                                    

"... Ada cara untuk mengetahui waktu yang tersisa."

Lagi-lagi aku dibuat terkejut dengan perkataannya. Sebelumnya aku sudah cukup terkejut begitu dia mengatakan penyebab perubahan yang terjadi tapi sekarang dia mengatakan ada sebuah cara untuk mengetahui waktu hidupku yang tersisa? Apakah itu mungkin?

"A-apa? Bagaimana bisa?"

"Sudah kuduga kau akan menanyakannya, (y/n)-san apa kau merasakan sesuatu dilenganmu?"

Segera aku menyibak lengan bajuku, aku jadi teringat sebelumnya lenganku terasa panas tapi tidak ada apapun disana. "Aku sempat merasakan panas."

Wanita itu tersenyum dan aku merasa ada arti dibalik senyumannya. Aku yakin apa yang kurasakan itulah yang dia maksud tapi bagaimana bisa hal itu dijadikan acuan?

"Panas ya..."

Hm? Kenapa responnya seperti itu? Apa ada yang salah?

"Dulu aku merasakan sebaliknya."

"..."

"Dingin yang menusuk hingga ke tulang itulah yang kurasakan."

Dingin? benar-benar berkebalikan dengan yang kurasakan. Tapi aku merasa bukan itu yang ingin dijelaskan olehnya. Tiba-tiba ia berdiri dan bertanya padaku, "(y/n)-san seberapa jauh kamu bisa melihat tempat ini?"

Aku mengikuti tindakannya dan mencoba memfokuskan penglihatanku tapi berapa kali pun aku mencoba itu tidak ada bedanya, "entahlah aku tidak tau."

"Seperti itulah takdir manusia, tidak ada yang mengetahuinya. Tapi (y/n) dalam beberapa hari tempat ini akan berubah dan kamu bisa melihatnya."

Ha? Kenapa? Kenapa wanita ini selalu mengatakan sesuatu yang sulit dimengerti? Tidak bisakah dia mengatakan langsung ke intinya? Tidakkah kamu tau aku tidak mengerti?

"Apa maksudmu?" Pada akhirnya aku menanyakannya tapi dia malah mengajukan pertanyaan lain.

"Berapa banyak jenis bunga yang kau lihat?"

Bukankah jawabannya sama? Itu tidak pasti, siapa juga yang bisa mengetahui berapa jenis bunga dalam sekali lihat apalagi tidak ada yang tau seberapa luas tempat ini. Kenapa dia menanyakan hal seperti itu?

"Karena semuanya akan berubah dalam sekejap."

Aku hampir kehilangan kendali emosiku tapi masih bisa kutahan saat ini. "Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?"

"Saat tandanya muncul tempat ini akan berubah dan saat ia mekar maka hidupmu akan berakhir."

"Tak bisakah kamu tidak berputar-putar?" Kesabaranku benar-benar terkikis tapi aku masih mencoba tetap tenang dan menggunakan nada santai. Wanita itu meraih tanganku dan menyingkap lengan bajunya seperti yang kulakukan sebelumnya. Emosiku mereda setelah melihatnya dan aku mengerti apa yang dikatakan olehnya.

"Jadi begitu ya..."

.
.
.

Kediaman kupu-kupu

Seorang berambut putih tengah meluapkan emosinya disalah satu ruangan. Tidak peduli dengan keributan yang dibuatnya ia terus memaki dan membuat kegaduhan di tempat itu.

"Keterlaluan (y/n) dan Kochou benar-benar keterlaluan!"

Tidak hanya berteriak sejak tadi ia bahkan hampir menghancurkan ruangan tersebut. Ruangan itu bahkan terlihat lebih parah dari kapal pecah. Kalau pemilik rumah mengetahui apa yang terjadi didalam pasti dia sudah meracuninya.

"Akan kubunuh kalian!"

Lelah dengan yang dilakukannya akhirnya iapun mengambil tempat dipinggiran ranjang dan meratapi nasibnya. "Bagaimana bisa aku berakhir diruangan ini... Kenapa mereka tega sekali padaku... (y/n) memaksaku untuk dirawat dan Kochou bahkan membiusku..."

Kimetsu no Yaiba: Silent AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang