Rapat telah selesai dan keputusan terakhir adalah mengizinkan Uzui untuk berhenti meskipun dia tetap harus membatu jikalau terjadi sesuatu. Semuanya telah diizinkan untuk meninggalkan tempat kecuali (y/n). Dia masih duduk disana menunggu keputusan selanjutnya. Tidak ada yang bicara sampai semua telah pergi dari sana.
"Masuklah. Tunggu, siapa yang bicara denganku saat ini?"
"(y/n)"
"Karena rambutmu kembali hitam aku jadi tidak bisa membedakan kalian."
"Rambut bisa diwarnai jadi tolong bedakan kami dari warna mata, wanita itu punya mata berwarna merah."
Tak lama keduanya memasuki ruangan dan segera duduk sesampainya disana. "Ada yang ingin kutanyakan. Sebenarnya dia memintaku menanyakannya padamu ketimbang menjelaskannya sendiri. Jadi (y/n) apa yang sebenarnya terjadi saat itu?"
"Maaf Oyakata-sama bukannya aku tidak mau menjelaskan tapi aku tidak benar-benar mengetahui semuanya. Aku sudah mencoba bertanya padanya juga tapi dia tidak mau menjelaskan apapun yang berkaitan dengan itu dan memintaku mencaritahu sendiri."
"Ini akan sulit, sebenarnya semua rahasia yang berkaitan dengan Ubuyashiki selalu disimpan rapat-rapat. Tapi kali ini kami tak bisa menemukan jawabannya sendiri, (y/n) aku ingin tau perjanjian apa yang dibuat oleh leluhurku pada keluargamu?"
"Perjanjian?"
(y/n) memiringkan kepalanya sambil bertanya dan pertanyaan itu mengejutkan Oyakata-sama. "Kamu tidak tau?"
Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "... jadi itu yang kalian bicarakan hari itu. Maafkan aku, saat itu aku membuat keputusan untuk tidak menggangu pembicaraan kalian, aku meminta agar suaranya tidak terdengar olehku."
"!!!"
"Maafkan aku, aku hanya belum siap mendengarkan apa yang terjadi. Aku tidak tau tentang perjanjian itu, aku tidak tau apapun tentang keluargaku. Seharusnya aku mendengarnya saat berumur sepuluh tahun tapi... keluargaku, semuanya tiada sebelum aku mengetahuinya."
(y/n) POV
Aku tidak bisa menghindari pertanyaan ini. Dia benar, semua ini aneh dan keanehan itu berhubungan denganku, berhubungan dengan keluargaku. Kalau saja mereka masih hidup mungkin aku akan mengetahui sesuatu. Tidak, bukan itu yang harus kupikirkan. Semuanya yang terlepas tidak bisa dikembalikan, aku tidak bisa menyalahkan siapapun.
"Aku mengerti, semua ini membingungkan dan aku tau kamu sangat tidak ingin terlibat kedalamnya. Tapi (y/n) jika kami mengetahui secuil saja tentang dirimu maka kita akan mengetahui lebih banyak dimasa depan."
Bukan masalah bagiku untuk menceritakannya pada siapapun, tapi yang sulit adalah bagaimana caraku merangkai kata-kata itu sedangkan aku tak boleh menyinggung tentang perubahan iblisku. Wanita itu mengizinkanku untuk terbuka pada Oyakata-sama, dia juga menunjukkan dirinya saat itu. Dia bahkan meminta Oyakata-sama untuk mendapatkan penjelasan langsung dariku.
"Aku tidak tau harus mulai dari mana."
"Tidak masalah, katakan apapun yang membuatmu nyaman."
"Sebelumnya aku tidak tau apapun, samasekali tidak tau. Tapi sejak aku bertemu dengannya dia mengajariku banyak hal. Dia juga mengatakan sesuatu tentang keluarga kita, tentang kutukan atau semacamnya. Aku tidak bisa memberitahu apa itu, tapi akan kukatakan sesuatu yang mungkin mudah dimengerti. Saat kami mendapatkan kemampuan lebih kami harus menggunakan nyawa kami sebagai bayarannya."
"Kemampuan...jangan bilang kalau obat yang kau berikan padaku adalah salah satunya."
Aku tidak tau kenapa Oyakata-sama mengaitkan apa yang kukatakan dengan hal itu tapi lebih baik aku mengangguk dari pada dia mencurigai hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...