Bruk...
Suara seseorang yang terjatuh terdengar cukup keras. Meskipun begitu tidak ditemukan luka atau apapun padanya. Jatuh dari ketinggian yang tidak diketahui dan mendarat dengan aman. (y/n) perlahan membuka matanya dan mulai mengamati sekitar. Dia tau tempat itu, dia sangat mengenalnya. Tempat dimana dia berbagi cerita dengan seseorang. Tempat dimana dia bisa bertemu satu-satunya keluarganya yang tersisa.
Tapi kenapa dia ada disana?
Bukankah dia seharusnya berada di tempat lain?
Tapi ia menyadari ada yang berbeda, tempat ini bukanlah alam bawah sadarnya, tidak, lebih tepatnya ini adalah tempat yang mirip dengan alam bawah sadarnya. Dia pernah berada disana juga beberapa waktu yang lalu, dimana saat itu ia sedang terluka parah.
Tempat itu nyaris tidak bisa dibedakan, tapi jika diperhatikan dengan benar ada yang jelas berbeda. Lahan kosong dengan pohon sakura tidak ada disana. Ribuan bunga membentang sejauh mata memandang, tapi bukan berarti tidak akan berakhir.
(y/n) pernah mencapai tempat itu, dimana tidak ada satupun bunga disana dan hanya ada genangan darah yang menutupi tanah. Tapi itu hanya sebuah kebetulan ia bisa menemukannya karena ia bahkan tidak ingat dimana tempat itu berada.
"Ah, aku teringat sesuatu. Wanita itu pernah menanyakan sesuatu padaku. Sejauh mana aku bisa melihat tempat ini. Jadi ini maksudnya, selama aku bisa melihatnya aku bisa menemukannya."
Kepercayaan dirinya mulai bangkit, entah bagaimana tapi ia merasa harus menemukan tempat itu. Tempat yang pernah membuatnya sesak. Dengan perlahan (y/n) mulai menuntun kakinya untuk berjalan. Setiap langkah yang ia buat entah kenapa terasa sangat berat, seakan-akan ada seseorang yang menahannya.
Tidak peduli apa, instingnya mengatakan untuk tidak berhenti. Rasanya dia akan menyesali sesuatu jika itu terjadi.
'Percayalah pada dirimu sendiri' itu adalah hal yang ditanamkan padanya.
.
.
."Aku bertanya dengan serius, tolong jangan bercanda." Ucap Shinobu masih dengan senyuman khasnya, tapi siapapun tau kalau dia sangat kesal.
"Aku juga serius menjawabnya, lagipula itu benar kan?"
"Baiklah, aku ganti pertanyaanku. Apa hubunganmu dengan (y/n)?"
Kali ini bukan lagi Shinobu yang tersenyum, tapi bukan hanya sebuah senyuman yang dia berikan melainkan sebuah tepuk tangan. "Wah, kali ini kau mengajukan pertanyaan yang tepat. Tapi sayangnya aku tidak akan mengatakannya semudah itu."
"Apa lagi sekarang." Ucap Sanemi tidak puas.
"Jika kalian memperhatikan kata-kataku sebelumnya kalian akan menemukan petunjuknya." Ucapnya santai. Meskipun begitu memangnya ada seseorang yang sungguh memperhatikan ucapannya sebelumnya. Kata-kata hanyalah angin lalu yang akan menghilang begitu saja. Tapi tidak bagi seseorang. "... jadi ini sungguh wajah aslimu?"
Jawaban itu mengejutkan seisi ruangan bahkan bagi penanya. "Anda sungguh orang yang pandai Oyakata-sama."
"Apa? Tunggu maksudmu—"
"Aku sudah mengatakannya, aku memang bisa menggunakan ilusi tapi aku tak bisa merubah wajah asliku." Jelasnya.
"Tapi wajahmu sama dengan (y/n)."
"Ya, lalu?"
"Kalian orang yang sama?" Sebagian orang mengatakan itu tapi sisanya memikirkan hal lain, tentu karena mereka sudah melihat sesuatu sebelumnya. Meskipun belum yakin jawabannya.
"Tidak, coba kalian pikirkan ada berapa banyak kemungkinan yang terjadi jika dua orang memiliki rupa yang sama."
Semua orang memiliki pemikirannya masing-masing tapi tak mencoba mengatakannya, mereka takut jika jawaban itu tidak benar, bahkan mereka juga takut dia mengatakan jawaban yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...