"(y/n)-san yang ini ayahku."
Astaga!
Segera aku membungkukkan tubuhku, "maaf karena sudah tidak sopan padamu paman..."
Setelah beberapa saat aku masih dalam posisi membungkuk, tapi tidak ada jawaban darinya dan sekarang aku malah merasa sepasang mata itu menatap tajam kemari.
"Kamu masih tau caranya kembali? Aku pikir kamu sudah mati?!"
Hm? Apa?
Mencoba mengangkat tubuhku dan melihatnya menatap tajam pada orang disebelahku, huh... Kupikir dia marah padaku...
"Padahal aku sudah menyiapkan pemakaman untukmu."
"..."
Tunggu bukankah tadi Rengoku-san bilang dia adalah ayahnya? Kenapa dia bilang begitu? Tapi Rengoku-san masih diam disana dengan wajah yang sulit diartikan.
"Dan kau! Kau adalah pengguna napas matahari kan?" Tunjuknya pada Tanjiro.
"Apa yang anda bicarakan?" Jawabannya dengan ekspresi bingung.
"Aku mengenali anting-anting itu, aku bisa melihatnya dengan jelas. Jangan sombong hanya karena aku berkata kau pengguna napas matahari, bocah sialan!"
"Bagaimana aku bisa menyombongkan diri! Aku juga terluka parah, dasar orang tua sialan!"
Ughh... Mereka malah jadi bertengkar, "em..ano... Bisa tenang sedikit?" Perkataanku barusan justru membuat mereka semua menoleh ke arahku.
Oke, sekarang mereka semua malah menatapku, bagaimana ini? Aku merasa tidak nyaman disini! Siapapun tolong hentikan ini!
"Terserah, bawa mereka masuk Senjurou."
"Ayo masuk."
Akhirnya kami memasuki rumah setelah sedikit insiden tadi. Tanjiro sedang bersama Rengoku-san mereka punya urusannya sendiri sedangkan aku bersama Senjurou ke dapur mengambil minuman.
"Senjurou-kun apa itu sering terjadi?" Tanyaku sedikit ragu.
"Hm? Oh, Ayah memang seperti itu, tapi dia tidak sungguh-sungguh."
"Begitu ya..."
"Sebenarnya ayah sangat menyayanginya karena kakak satu-satunya harapan ayah saat ini."
"Harapan?"
"Iya, awalnya aku akan menjadi penerusnya, aku dituntut untuk terus berusaha sebagai pilar cadangan. Tapi, pedang nichirinku tidak pernah berubah warna sekeras apapun aku berusaha tetap saja percuma, jadi aku menyerah."
Setelah mengatakan itu Senjurou memasang raut sedih, wajahnya tertekuk dan itu membuat hatiku teriris. Hm? Kalau kuperhatikan auranya sangat lemah, meski tidak berbakat sekalipun seharusnya tidak seperti ini. Pasti ada yang salah dengan tubuhnya.
Baka!
'Apa maksudmu hah?'
Kau lupa pernapasanmu ya?
Pernapasan? Apa bisa digunakan untuk orang lain juga? Lebih baik kucoba daripada harus bertanya padanya, aku tidak ingin terus diejek olehnya. Oh-
"Ayo cepat letakkan minumannya, Senjurou-kun bisakah kamu menunjukkan caramu berlatih pedang padaku?"
"Tapi aku tidak pandai melakukannya."
"Tidak masalah, tolong gunakan nichirinmu ya..."
Aku menunggunya dihalaman depan, mengayunkan kakiku sambil menikmati angin semilir yang lewat. Tak lama Senjurou kembali membawa nichirinnya. Segera aku memintanya mengayunkan pedang beberapa kali. Memang jika diperhatikan ayunan lengannya terlihat lemah itu sangat kurang bagi seorang ahli pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...