Sepuluh menit adalah waktu yang cukup singkat untuk seseorang berkemas dan itulah yang sedang dilakukan (y/n) saat ini. Mengganti seragamnya dan memasukkan beberapa barang kedalam tas kecilnya. Kyoujurou yang menunggu di teras belakang hanya bisa menepuk dahinya karena (y/n) memutuskan untuk pergi hari ini juga.
"Sudah siap, ayo berangkat."
"Baiklah"
Misi sendiri atau berpasangan memang sering terjadi atau mungkin selalu terjadi dan keduanya sudah pernah berada dalam kondisi itu. Tapi tidak seperti misi sebelumnya yang dilakukan setengah-setengah olehnya, (y/n) kali ini melakukannya dengan senang hati. Mungkin karena dia tidak pergi bersama seseorang yang bermulut kasar yang selalu membuatnya naik pitam.
"Rengoku-san dimana tempatnya?"
"Ada di daerah sana," tunjuknya.
"Seberapa jauh?"
"Entahlah, mungkin sekitar 4 atau 5 hari."
(y/n) POV
Hanya perasaanku saja ataukah arah yang kami tuju dekat dengan kampung halamanku? Ditambah waktu yang akan kami tempuh juga hampir sama. Benarkah kami akan kesana?
"Rengoku-san dimanakah tepatnya?"
"Wilayah xxx."
Sungguh? Kita benar-benar akan kesana? Tempat itu selalu aman selama ini, hampir tidak ada serangan samasekali. Kenapa sekarang tiba-tiba—
"Rengoku-san apa kita tidak perlu buru-buru?"
"Yah, sebenarnya lebih cepat lebih baik."
'Ichikawa-san apa bisa kita langsung kesana?'
Bisa saja tapi apa kau yakin temanmu akan menutup mulutnya?
Aku melirik kearah Kyoujurou dan berfikir sejenak. Mungkin aku tak perlu melakukan ini. Mungkin aku percaya padanya tapi itu akan membuat celah suatu hari nanti.
"Ada apa (y/n)-san?"
"Tidak, lebih baik kita bergegas saja."
"Um"
Skip...
Empat hari berlalu, bisa dibilang ini lebih cepat dari seharusnya, mungkin itu karena kami benar-benar bergerak tanpa henti. Daerah yang sangat kukenali berada didepanku dan begitu aku menginjakkan kakiku disana aku bisa merasakan sesuatu yang salah tapi bukan cuma aku seorang yang menyadarinya, bukan juga Kyoujurou yang mengatakannya tapi...
Tempat ini hampir pada batasnya.
'Apa maksudmu?'
Apa kau tau kenapa keluarga kita harus menolak menjadi pemburu iblis resmi?
'Tidak'
Itu karena kita tidak boleh meninggalkan daerah ini, setidaknya harus ada satu orang yang tinggal.
Aku ingin bertanya lagi tapi seseorang menahan tanganku. "(y/n)-san kau tidak terlihat baik, ada apa?"
"Tidak, Rengoku-san ikut aku."
Aku mempercepat langkahku hingga kesebuah bangunan besar, menggeser gerbang dan memasukinya. Tempat yang sama seperti terakhir kalinya aku kemari, tidak ada yang berubah.
"(y/n)-san kita tidak boleh memasuki kediaman orang lain tanpa izin."
"Tidak apa, ini rumahku."
Aku bisa melihatnya sedikit terkejut tapi aku mengabaikannya dan segera menggeser pintu depan. "Tadaima," seperti sebelumnya tidak ada dan tidak mungkin ada yang menjawabnya. Tapi itu tidak masalah, setidaknya tempat ini tidak ada yang berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...