chapter 31

2.4K 335 52
                                    

"Jadi, ada yang menemukan (y/n)?"

Gelengan menjawab pertanyaan itu. Semuanya tertunduk bingung, mereka tidak bisa mengambil keputusan lain saat ini. "Uh, tapi tadi aku lihat seseorang yang mirip dan mereka sangat serasi..."

"Apa kau yakin?"

"Em, aku tidak terlalu mengingatnya."

"Bagaimana denganmu Rengoku-san?"

"Tidak, aku juga tidak menemukannya. Aku juga menemukan seseorang yang mirip tapi itu bukan dia, warna matanya berbeda dengan (y/n)."

Shinobu menepuk dahinya, ia bingung apa mereka harus mencari (y/n) atau kembali saja. "Haruskah kita mencarinya?"

"Tidak perlu, lihat."

Semuanya melihat arah yang ditunjuk oleh Giyuu tapi seseorang segera menepisnya. "Itu bukan dia, itu seseorang yang kutemui tadi, dia memang mirip dengan (y/n) tapi warna matanya berbeda."

"Perhatikan baik-baik, apa mungkin dua orang yang berbeda memiliki postur tubuh yang sama? Jika mereka bukan kembar maka itu tidak mungkin."

"Kau benar Tomioka-san, aku tidak tau kalau kau cukup pintar. Tapi apa itu benar-benar (y/n)? Haruskah kita mengikutinya?"

.
.
.

"Sudah selesai?"

(y/n) menatap kembang api terakhir yang telah menghilang. Merenggangkan tubuhnya setelah bersandar cukup lama. "Yah, sepertinya sudah berakhir waktunya pulang."

"Aku tak bisa mengantarmu."

"Aku tau."

Keduanya beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah awal mereka datang. Tapi tidak seperti sebelumnya kali ini (y/n) mengaitkan lengannya pada Michikatsu dan tentu saja dia tidak keberatan dengan itu. Langkah kaki keduanya beriringan hingga ke salah satu gang gelap didepan, berhenti terpaku begitu melihat siapa yang berdiri ditengah kegelapan. Mata merahnya menyala mengintimidasi.

"Jadi kau pergi untuk ini, Kokushibo?"

Keringat dingin melanda keduanya, mereka sama-sama terkejut melihat Muzan berdiri disana. Tiba-tiba seringai terpasang diwajahnya. "Kau... Yah, setidaknya kamu tidak menghianatiku dengan berkencan dengan manusia diluar sana."

(y/n) POV

Aku terkejut begitu melihat Muzan didepanku dan dengan cepat merubah auraku seperti milik iblis pada umumnya. Sejak awal aku menutupi aura kami berdua agar tidak ada yang mengenali kami, menyelimuti hawa iblis milik Kokushibo, bahkan meskipun dia telah mengubah penampilannya dan menahan auranya sekuat mungkin itu tidak akan tertutupi sempurna.

Tapi sekarang aku harus melepaskannya dan merubah diriku juga. Kalau Muzan tau aku tidak berubah jadi iblis setelah kejadian itu dia pasti akan curiga.

"Urusanmu sudah selesai bukan? Ucapkan selamat tinggal padanya dan ikut aku."

Muzan menghilang setelah mengatakan itu dan kami bisa bernafas lega. Aku melepaskan kaitan lenganku padanya dan memintanya untuk segera pergi.

"Bagaimana bisa kamu..."

"Jangan khawatir aku hanya meniru kalian saja. Pergilah dan terimakasih sudah menemaniku."

Michikatsu mengangguk dan segera pergi setelah mengacak-acak rambutku. Tapi masalahku tidak berhenti disitu saja.

.
.
.

Beberapa orang berjalan mengendap-endap mengikuti dua orang yang jauh berada didepan mereka. Meskipun orang-orang yang melewati mereka memberikan tatapan aneh itu tidak menghentikan kegiatan mereka.

Kimetsu no Yaiba: Silent AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang