chapter 53

762 154 26
                                    

Kedua pedang itu berhasil membelah leher iblis. Douma yang terpaku disana bukan tanpa sebab itu karena (y/n) mengacaukan pikirannya dan sebelum efeknya berakhir ia segera menebasnya. Shinobu yang berada jauh dibelakangnya hanya bisa memberikan tatapan kosong.

"(y/n)-san terimakasih, kamu telah membantuku menghabisinya. Iblis yang membunuh kakakku akhirnya ia mati, aku yakin kakak akan tenang sekarang."

"Aku hanya lewat saja, daripada itu apa kau ingin kembali? Lukamu terlalu parah."

"Tidak, tugasku belum selesai. Aku akan istirahat sebentar. Lagipula apa kita bisa keluar dari sini tanpa mengalahkan iblis yang mengendalikannya?"

"..."

Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang perempuan dengan jepit kupu-kupu yang lain. "Guru!" Kanao yang melihat Shinobu terluka parah berlari mendekat.

"Tolong jaga dia Kanao aku harus ketempat selanjutnya."

"Baik"

Tidak ingin menunda lebih lama (y/n) berlari dengan cepat ke lokasi selanjutnya. Ia mengabaikan tempat dimana Giyuu dan Tanjiro bertarung itu karena dia yakin mereka bisa menanganinya sendiri. Langkah kakinya tak berhenti sedetikpun tapi entah kenapa jumlah iblis yang dia temui berkurang drastis.

"Apa sudah dibasmi?" Pemikiran singkatnya segera diabaikan itu karena ia mengenali dan sangat mengenal hawa iblis satu ini. "Aku menemukannya."

.
.
.

Sanemi POV

Ini gila! Iblis ini sama kuatnya dengan wanita itu. Dia bisa menghindari semua seranganku dan lagi pedang yang dia gunakan terlihat sangat menjijikkan. Ditambah dia bisa memberikan serangan tanpa mengayunkan pedangnya! Bagaimana itu mungkin!?

Dia benar, serangannya di penuhi bulan-bulan dan itulah letak masalahnya, ukurannya yang berubah-ubah itu sangat merepotkan. Jika bukan karena pengalaman dan latihan gila itu, pasti aku tidak bisa bertahan. Ditambah kecepatannya itu dan juga iblis aneh ini sungguh bisa menggunakan pernapasan! Bahkan meskipun sudah diberitau aku tetap terkejut dengan itu karena dia menunjukkan aura membunuhnya, rasanya berbeda dengan latihan!

Tidak peduli apapun, aku harus bertahan sampai (y/n) datang, tapi itu akan bagus kalau aku bisa menanganinya sendiri. Tapi tetap saja ini aneh, kenapa (y/n) bersikeras menanganinya sendiri? Aku tau dia kuat tapi tetap saja—

Sial! Aku harus fokus!

Tidak ada satupun seranganku yang mengenainya ditambah dia bisa mengimbangi teknikku. Aku bahkan tidak bisa berkedip! Aku bisa saja mati kalau salah mengayunkan pedang.

Dia mengucapkan sesuatu tentang apa yang terjadi saat dulu tapi itu seakan terputus dan aku menyesal mendengar hal itu. Serangannya mencabikku, luka hampir di seluruh tubuh, ini bukan masalah bagiku yang sekarang... karena aku sudah berkali-kali mengalaminya! Aku bahkan lupa bagaimana rasa sakit dari luka sejak hari itu!

"Kau benar-benar bisa bertahan padahal lukamu sangat dalam yang bahkan akan membuat organmu keluar saat kau bergerak—"

"Fufu—" aku melihatnya terdiam sekilas dan aku pun tak lagi bisa menahan tawaku. "Iblis bisa jadi mabuk saat mencium bau darahku, ini adalah darah langka dari yang langka! Silahkan dinikmati!"

Dia menampilkan sedikit perubahan tapi itu hanya sedikit tapi meskipun begitu gerakannya masihlah seperti sebelumnya. "Darah langka ya...sudah berapa lama aku tidak merasakan yang memabukkan seperti ini tapi..."

Gerakannya tiba-tiba berubah dan ia tak lagi mengayunkan pedangnya, pedangku yang mengayun didepannya tertahan oleh salah satu kakinya. "... dibandingkan dengannya darah langkamu tidak ada apa-apanya."

Apa... yang dia katakan? Siapa yang dia maksud?

"Ichikawa...(y/n)..."

"Bagaimana kau mengenalnya hah?!" Emosiku tiba-tiba lepas kendali. Dia...iblis ini mengenal (y/n) bagaimana bisa? Apa (y/n) pernah bertemu dengannya juga? Apa itu alasannya bersikeras? Apa (y/n) benar-benar bisa menanganinya tanpa masalah?

Sial! Ini membuatku kesal! Bahkan setelah pelatihan neraka itu aku masih tidak sebanding dengannya!

"Dia...punya darah yang bahkan Muzan-sama tidak bisa menangani hal itu..."

Marechi, dan dia menyembunyikan hal itu dari kami. Ditambah dia punya sesuatu yang lebih baik dariku yang bahkan Muzan juga tidak bisa menanganinya. Haha, jadi begitu ya...

"Kau bahkan tidak tau tentang itu...itu artinya dia tidak mempercayai kalian."

"Jangan sok tau bangsat!"

Pedangnya nyaris mengenaiku tapi suara derit rantai terdengar dan debu menutupi area sekitar kami. "Shinazugawa-san, jahit luka di perutmu sekarang. Aku akan melawan dia selagi kau melakukan itu."

Aku segera melakukan apa yang dia minta. Himejima-san benar-benar pilar terkuat kami tentu sebelum (y/n) datang. Dia bahkan bisa memberikan perlawanan yang sepadan dengan iblis itu bahkan membuatnya dalam kondisi yang tidak menguntungkan untuk beberapa saat. Aku bahkan terkejut melihatnya berhasil mematahkan pedang menjijikkan itu.

"Semua yang sudah hancur akan kembali beregenerasi... seranganmu tidak berguna manusia menyedihkan."

Himejima-san mendapatkan luka di wajah, ia mengatur nafasnya dan mengangkat kedua tangannya. Tanda miliknya terlihat dikedua lengan itu. "Aku ingin menyimpannya untuk melawan Muzan. Tapi jika aku gagal disini semua itu tidak ada artinya."

Aku harus segera menyelesaikan ini. Sial! Menjahit luka lebih menyakitkan daripada mendapatkannya.

"Fuuhh"

Darah masih menetes dari luka-lukaku tapi aku tidak punya waktu untuk itu. Aku juga tidak boleh kalah disini. Segera bergabung dalam pertempuran saat Himejima-san mengambil jarak. Lagi-lagi seranganku tertahan. Bahkan kombinasi dari kami masih bisa dihindari olehnya.

Tidak berhenti dengan satu serangan, kami terus bergantian menyerang. Dan setelah beberapa putaran kami akhirnya bisa sedikit melukainya. Untung saja kami melakukan pelatihan pilar kalau tidak aku sudah tergeletak sekarang.

Kali ini pedangku berbenturan dengannya tapi anehnya ia tiba-tiba melompat mundur. "Kenapa kau mundur hah! Sekarang kau takut?"

Aku menatapnya tapi anehnya arah pandangnya tidak mengarah padaku ataupun Himejima-san melainkan jatuh kebelakang. Seseorang berjalan perlahan kemari dan itu adalah sebuah tanda dimana kami harus mundur sekarang.

"(y/n)-san."

Normal POV

(y/n) yang baru sampai berjalan perlahan sambil mengibaskan pedangnya, beberapa tetes darah terjatuh dan pedang itu kembali bersih. Penampilan yang sama seperti biasanya tanpa terlihat sedikitpun luka ataupun sobekan pada jubahnya. Dengan tenang ia melangkah dan setelah berada di dekat Sanemi ia menyarungkan pedangnya.

"Apa yang kau lakukan hah! Kenapa kau menyimpannya?"

Hal aneh terjadi, bukan hanya (y/n) yang melakukan itu melainkan iblis didepannya juga melakukan hal yang sama. "Apa-apaan ini..."

"Silahkan tinggalkan kami."

Nada dingin dari (y/n) menggetarkannya tapi tidak membuatnya beranjak dari sana sedangkan (y/n) terus berjalan mendekat kesana. Hanya suara langkah kaki dan detak jantung yang terdengar. Tapi apa yang dilakukan oleh (y/n) saat sampai disana mengejutkan semuanya.

Plakk...

.
.
.
.
.
.
.
.

T
B
C

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Demi apa aku ngakak ngebayangin (y/n) nabok Koku, wkwkwk
Kan matanya 6 pas nabok kenaan matanya gk ya? :v
Yang dia tabok pipi atau mata? :v

Btw maafkan aku dengan Hiatus yang luar biasa lama ini...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you next chapter

Kimetsu no Yaiba: Silent AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang