Brukk...
Menjatuhkan diriku diatas tatami. Aku sudah tidak tahan. Kepalaku terasa berputar sejak tadi. Aku segera pergi setelah rapat selesai tak peduli mereka yang terus memanggilku.
Pusing melanda, telingaku berdenging, dan pandanganku mulai memburam.
.
.
.Ah, aku terbangun ditempat ini lagi. Tempat yang sangat indah rasanya sangat menenangkan. Bunga-bunga bergoyang tertiup angin. Udara sejuk dan harum dimana-mana. "Kamu sudah bangun?" Suara seseorang terdengar di telingaku.
Aku segera membenarkan posisiku, "kita bertemu lagi (y/n)."
"Tempat apa ini sebenarnya?"
"Ini adalah alam bawah sadarmu."
Alam bawah sadar? Aku pikir itu akan menjadi ruang hampa.
Wanita itu duduk disebelahku menekuk lututnya. "Apa kau tau arti dari Ichikawa?" Aku terdiam kemudian menggelengkan kepalaku, "kata Ichika memiliki arti seribu bunga, sejak dulu kami sangat menyukai hal yang berbau tumbuhan apalagi jika itu adalah bunga, karena itu kamu tidak perlu heran melihat padang bunga seperti ini, mereka semua juga memilikinya lho. Tempat yang sangat indah bukan?"
Aku mengangguk, "ya, tempat yang sangat indah."
"Tapi jangan berfikir ini hanya tempat untuk bersantai. Kamu akan berlatih disini dan aku akan membimbingmu."
Ha? Latihan?
"Jangan khawatir, apapun yang kamu pelajari disini, kamu bisa menggunakannya saat tersadar nanti, kamu hanya perlu mengkondisikan tubuhmu saja."
"Ughh... Baiklah."
Wanita itu tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai. Aku merasa ada yang tidak beres. "Waktu yang kamu habiskan disini sama dengan yang kamu habiskan diluar..dan luka yang kamu dapatkan disini juga akan kamu rasakan saat kamu terbangun, saa kita mulai saja."
Sial! Jadi ini kenapa dia tersenyum tadi.
"Tunggu, aku tidak punya senjata."
"Aku juga tidak."
Crash...
Lenganku terkoyak. Aku terkejut, tidak menyadari gerakannya. Aku yakin tidak ada dari kami yang bergerak sedikitpun. Tapi tiba-tiba saja aku terluka.
"Bagaimana bisa?"
"Musuh tidak akan memberi tau kapan ia akan menyerang, fokuslah."
Memasang kuda-kuda, aku memperhatikannya lagi tapi dia tidak melakukan apapun selain tersenyum dan luka lain telah muncul di lenganku.
Astaga, seberapa cepat dia sebenarnya? Apa perbedaan zaman membawa kesenjangan besar dalam kekuatan?
"Kamu benar-benar tidak berlatih ya?" Sindirnya.
Err... Dia benar untuk itu. Kata-katanya bagaikan tamparan untukku. Memang benar, sejak aku pergi dari rumah aku tidak pernah berlatih lagi. Bahkan sekarang aku hanya bersantai menikmati hidupku.
"Hal pertama yang akan kita pelajari adalah meningkatkan penglihatan dan refleksmu. Kamu harus bisa membaca gerakan lawan seberapa pun cepatnya dia. Ingatlah musuh tidak akan memberi tau kapan akan menyerang. Karena itu kamu harus siap kapanpun."
Aku mengangguk memfokuskan pikiranku, tapi hal sama terus terjadi. Aku segera bangkit tiap kali terjatuh tidak peduli berapa banyak luka pada tubuhku saat ini.
Brukk...
Lagi-lagi aku terjatuh, sudah berapa kali aku seperti ini. Bahkan aku tidak bisa menyentuhnya seujung jari pun. Terlalu cepat, meskipun aku sudah mulai bisa melihat gerakannya, tapi itu masih terlalu cepat. Kalau diperhatikan dia hanya memposisikan tangannya seperti ingin menebas sesuatu. Tapi meskipun begitu aku tetap tidak bisa menghindari serangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...