chapter 50

949 150 12
                                    

Latihan terus berlanjut dan seperti sebelumnya tidak ada satupun yang bisa lolos tanpa terluka. Bisa dibilang latihan dengannya lebih sulit dibanding dengan (y/n) tapi keduanya memiliki manfaat yang besar. Tanpa disadari kedua bentuk latihan itu mencakup semua yang mereka butuhkan dalam pertempuran.

"Aku senang kalian berkembang tapi kita tidak akan berhenti sampai kalian pingsan."

"Apa!"

"Saat hari itu tiba, kalian tidak akan punya waktu untuk beristirahat. Jadi semakin lama kalian bertahan saat ini akan semakin lama kalian bertahan disana. Ngomong-ngomong (y/n) sudah pernah menjalani latihan ini denganku dulu dan dia bisa bertahan tiga hari tanpa istirahat."

Terkejut dengan pernyataan yang barusan dikatakannya mereka nyaris tidak mempercayai itu tapi segera ditepis dengan kepercayaannya pada (y/n). Jika itu (y/n) itu bukan mustahil tapi tetap saja tanpa istirahat bukankah itu berlebihan? Meskipun begitu semuanya terlihat bersemangat saat ini, mereka berharap bisa mengejar ketertinggalan itu.

Dua jam kemudian hampir tidak ada yang masih memiliki cadangan energi tentu semua kecuali sang pilar batu yang masih berdiri tegak dengan beberapa luka ditubuhnya. "Yah, setidaknya masih ada yang bertahan."

"Namu, ini sangat merepotkan."

"Aku rasa sudah cukup, silahkan kembali dan beristirahat."

Tapi tidak ada satupun yang bergerak dari tempatnya atau lebih tepatnya semua malah berbaring ditanah. "Hah...ini gila, aku tidak berharap saat melawan Muzan nanti akan lebih parah dari ini."

"Tidak, justru itu lebih sulit. Kalian akan terkuras oleh bawahannya sebelum bertemu dengannya. Aku hanya ada satu tapi Muzan memiliki banyak kaki tangan karena itulah kalian tidak boleh mengeluh soal latihan saat ini."

"Ngomong-ngomong kami tidak tau siapa namamu."

"Aku tak bisa memberitahu namaku tapi aku memiliki nama keluarga yang sama dengan teman kalian jadi gunakan itu saja untuk memanggilku."

"Ichikawa-san seberapa dekat kamu dengan (y/n)?" Salah satu dari mereka bertanya setelah mengubah posisinya. "Entahlah," tapi dia hanya mendapat jawaban tidak pasti.

"Kamu pernah bilang kalau kau berteman dengan salah satu bulan atas itu artinya kamu lahir di zaman yang sama dengannya bukan?" Kali ini ia mendapat anggukan sebagai jawaban. "Seperti apa kemampuannya?"

"Yah, saat itu aku yakin bisa mengalahkannya dalam beberapa putaran."

Lagi-lagi jawaban darinya membuat semua terkejut. Seberapa kuat seseorang didepan mereka sebenarnya?

"Kalau kau memang sekuat itu apa kau akan ikut melawan Muzan?" Kali ini Sanemi yang bertanya dan ia mendapat anggukan dari yang lain. Tapi wanita didepannya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku punya misi lain."

.
.
.

Seseorang dengan tubuh kecilnya berjalan perlahan kearah kediamannya. Luka-luka ditubuhnya diabaikan dan pikirannya berputar. "Aku menggunakan racun dari bunga wisteria tapi kenapa wanita itu tidak merasa risih sedikitpun? Apa racunku tidak mempan padanya?"

"Sejak awal ada yang aneh dengan wanita itu." Seseorang disampingnya menjawab.

"Apa maksudmu Tomioka-san?"

"Ceritanya terdengar seperti dia menyembunyikan banyak hal. Dan dengan kekuatannya yang setara dengan bulan atas kenapa Muzan tidak menjadikannya sebagai bawahannya? Rasanya seperti ada yang terpotong."

Kimetsu no Yaiba: Silent AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang