Suasana canggung menyebar cepat keseluruh ruangan. Seseorang dengan wujud (y/n) mengatakan sesuatu yang jika sungguhan dilanggar dapat menghentikan apapun yang sudah dilakukan hingga kini. Tapi...apa itu sebenarnya?
"Kalau begitu saya permisi."
Oyakata-sama dan Amane tidak berusaha menghentikannya, mereka terbenam dalam pikiran masing-masing. Sedangkan (y/n) keluar dengan penampilan lamanya.
"Kau puas sekarang?"
Pertanyaan itu hanya seperti angin lalu, itu karena tidak ada jawaban dari manapun. "Astaga, jangan bilang kau tidur disana, (y/n)!" Dan benar saja tetap tidak ada jawaban.
"Huh" Memasang kembali jubahnya dan berjalan dibawah sinar matahari. Sedangkan dua orang dalam ruangan masih terdiam mematung.
"Apa sebenarnya?" Akhirnya Amane memberanikan diri mengeluarkan suaranya. Tapi gelengan disebelahnya cukup sebagai jawaban. "Aku tidak menemukan apapun sejauh ini, tidak ada tidak ditemukan dimana pun. Tapi kita menemukan buktinya, jika kita berhasil menemukan bunganya itu artinya dokumennya juga disembunyikan di suatu tempat."
.
.
.Terik matahari seakan dapat membakar apapun dibawahnya. Seseorang berjalan tanpa peduli dengan hal itu menuju kediaman diujung jalan, tapi sesampainya disana ia terkejut menemukan banyaknya orang yang berkumpul disana.
"Kenapa ramai sekali?" Tidak tau apakah akan terus melanjutkan perjalanannya ataukah tidak ia memilih bersembunyi dibalik pohon sebelum ada yang melihatnya.
Salah seorang disana merasa ada kehadiran lain mendekat segera berbalik tapi tidak menemukan siapapun dan memilih mengabaikannya. Kerumunan bertambah, beberapa orang datang dan bergabung disana. "Bukankah tidak sopan kalau kita berkerumun disini?" Kanroji merasa tidak nyaman karena harus berkumpul didepan rumah seseorang sedangkan pemiliknya belum sampai.
"Ya, itu memang benar tapi kita tidak punya pilihan." Jawab Shinobu.
Sanemi yang baru saja tiba menyuarakan pendapatnya. "Lagipula kenapa kita buru-buru, kalau (y/n) sedang bicara dengan Oyakata-sama itu akan memakan banyak waktu."
Semuanya terdiam tapi tak lama terdengar suara dari dalam, terdengar samar tapi tetap membuat fokus mereka berganti kesana. Dan satu pikiran dalam benak semua orang saat ini, '(y/n) ada didalam'.
"(y/n)-san apa kau didalam?"
Tak lagi terdengar suara seakan apa yang mereka dengar sebelumnya hanya sebuah ilusi. Sanemi merasa bahwa ia dipermainkan oleh (y/n) tanpa menunggu lagi membuka pintu dengan paksa. "Oy, jangan terus membuat kami menunggu- apa yang terjadi disini?"
Merasa ada yang aneh dengan Sanemi yang lain segera mengintip kedalam dan merasakan keanehan yang sama. "Kenapa tempat ini terlihat sangat kacau? Banyak sekali goresan di dinding."
Tidak berhenti dipintu masuk mereka memberanikan diri masuk lebih jauh dan melihat hal yang sama dimana pun. Tapi tidak semua ikut kedalam, seseorang masih berdiri diam didepan sambil terus merapalkan doanya.
"Halo, Himejima-san." Seseorang dengan jubahnya datang menyapa tepat disampingnya.
"(y/n)-san"
"Ada apa dengan mereka?"
"Maafkan aku, seharusnya aku menghentikan mereka."
"Tidak masalah, ayo masuk."
(y/n) mendahului dan berdiri menghalangi pintu masuk. "Sepertinya aku punya banyak tamu."
"(y/n)-san!"
Skip...
Semuanya duduk melingkar diruangan depan. Meskipun dinding terlihat kacau tapi lantainya tetap bersih, itu karena selama (y/n) tidak ada Amane dan putrinya datang sesekali membersihkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba: Silent Assassin
Fanfiction(y/n) adalah anak yang ceria, namun semua berubah setelah menyaksikan pembantaian keluarganya didepan matanya. Sejak saat itu dia berhenti bicara pada siapapun. Dan bersumpah akan menghabisi iblis yang telah membunuh keluarganya. Bagaimana perjalan...