Pelan-pelan baca part ini, oke?
Jangan lupa follow akun instagram aku : @jilsighn
Mau tau spoiler cerita ini? Mau tau spoiler cerita baruku? Yuk follow akun instagram khusus wattpad : @wattpad.sisi
Sebelum baca vote dulu ya. Belum tahu cara vote? Tinggal klik tombol bintang yang ada di bawah pojok kiri. Gratis, gak bayar dan gampang banget!
Oke, selamat membaca!
*****
SchattenKiller—Arabella
BUGH!
Langsung saja aku menendang kelaminnya membuat pistol itu terjatuh dengan asal. Dia ternyata polisi bodoh yang mengejarku waktu itu. Polisi bodoh ini dengan refleks memegang kelaminnya yang aku tendang barusan membuat aku menyeringai lebar.
“Hai, bodoh. Kali ini aku mendapatkan nyawamu,” bisikku sembari terkekeh. Tanganku yang menggenggam pisau aku gerakkan ke atas dan aku ayunkan tepat di lehernya yang sedang menegang kuat.
SREK
Saat pisau ini membuat garis yang lumayan panjang di lehernya, saat itu juga polisi bodoh itu terjatuh tanpa nyawa. Aku mulai menyimpan pistol dan pisau ini di saku sweterku, kemudian aku menyeret polisi ini ke tempat yang tersembunyi.
Setelah aku memosisikan mayat polisi bodoh ini di tempat yang sulit terlihat, aku mulai kembali berjalan dengan kedua tanganku yang memegang pistol dan pisau dengan kuat.
Kedua telingaku bisa mendengar langkah seseorang yang sedang berjalan ke arah yang aku tempati. Aku mulai kembali bersembunyi di balik lemari yang menjulang tinggi dan menatap tiga polisi bodoh yang sedang berjalan menuju mejanya masing-masing.
“Ku dengar Arabella akan melewati ruangan ini,” kata polisi yang berada di tengah-tengah polisi lainnya. Dua polisi lainnya mulai menatap polisi yang barusan berbicara dan tepat saat itu juga salah satu dari mereka bertatapan denganku.
“Sial! Dia ada di sini!” kata polisi bodoh itu yang bertatapan denganku.
DOR!
Aku menembakkan pistol ini pada polisi bodoh itu tapi entah kenapa polisi yang aku tembaki baik-baik saja. Melihat seringai dari polisi bodoh itu, aku mulai berpikir kemudian berdecih saat tahu sesuatu.
DOR! DOR! DOR!
Aku langsung menembakkan pistol ini tepat mengenai kepala dan leher kedua polisi itu. Seringaiku tercipta. Kedua polisi itu tumbang dan kini hanya ada satu polisi yang tersisa. Polisi bodoh yang tadi berada di tengah-tengah itu menatapku dengan tatapan takutnya. Cih! Sialan! Ternyata yang berharapan denganku sekarang adalah polisi pengecut.
“Hai....” sapaku membuatnya melangkah mundur. Aku menatap ke sekeliling memastikan keadaan kemudian kembali menatap polisi bodoh itu. Raut wajahnya tetap sama membuatku semakin ingin menembakkan pistol ini padanya. “Selamat tinggal, bodoh.”
DOR! DOR! DOR!
Seringaiku semakin lebar, tapi rasa hausku belum terpuaskan. Tentu saja karena aku akan terpuaskan jika aku membunuh mereka dengan kedua tanganku sendiri bukan seperti ini, tapi tak apa, sebentar lagi aku akan melakukan itu.
Aku mulai berbalik kemudian berjalan dengan hati-hati. Para polisi bodoh itu tadi mengetahui jika aku melewati ruangan ini, itu berarti polisi lainnya mengetahui hal itu.
Sepuluh langkah dari posisiku, aku bisa menemukan ruangan Jacob. Dan entah kenapa, aku merasa dunia sedang berpihak padaku. Lihat saja, tidak ada polisi yang sedang berjaga di depan ruangan Jacob.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PSYCHOPATH [Completed]
Mystery / ThrillerArabella tak tahu kenapa teman sekampusnya tiba-tiba membully-nya membuat dia merasakan perasaan aneh. Bukan itu saja, Jessie--adiknya pun di bully oleh teman sekolahnya dan lebih parahnya Momy nya mendapatkan perilaku tidak enak dari tetangganya. ...