19 || Lautan darah

651 72 0
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
PART Ini mengandung adegan yang tidak harus di lakukan, kekerasan, penyiksaan dan pembunuhan sadis. Aku tahu kalian pasti tidak akan meniru adegan yang memang tidak pantas untuk di lakukan.
__

Instagram : @jilsighn
instagram khusus wattpad : @wattpad.sisi
Yuk follow biar bisa berteman di sosmed, yak!

Di instagram khusus wp, aku selalu post tentang spoiler cerita ini. Jadi, follow dongs.

Sebelum baca vote dulu, budayakan ya gaes!

Okay, selamat membaca!

*****

Saat ini aku sedang berjalan bersama Ardolph menuju club yang di mana club itu dulu selalu menjadi tempat tongkrongannya kedua perempuan jalang yang telah kubunuh itu. Aku terus menatap ke depan sampai akhirnya aku bisa melihat seorang perempuan yang ingin menjadi jalang sedang berciuman mesra dengan Roy di sisi jalan. Oh menjijikkan! Ellen—perempuan yang akan menyandang sebutan Jalang itu di dempet oleh Eric juga, tangan Eric tengah meraba-raba area sensitif tubuh Ellen. Cih! Dia memang pantas untuk di sebut jalang.

Aku langsung menghentikan langkahku dan menahan lengan Ardolph. Aku menatap adegan menjijikkan itu dari sini, dari sepuluh langkah dari lokasi mereka. Ardolph langsung menghentikan langkahnya dan menatapku heran. “Kenapa kau berhenti di sini?”

Mendengar itu aku tidak mengalihkan pandanganku. Aku tetap melihat Ellen yang tubuhnya sedang di nikmati oleh dua laki-laki sekaligus. Kemudian dari sisi aku melihat Ardolph yang menatap ke arah di mana tatapanku terarah, Ardolph hanya diam saja saat melihat Ellen yang kini setengah telanjang. Wajahnya tetap tenang, tidak terpengaruh sama sekali sepertiku.

Mungkin orang lain akan merasa nafsu jika melihat itu, lain denganku, perasaanku tetap biasa saja. Aku yang memang ingin mencari kesenangan di club, mungkin akan menyenangkan jika di awali dari mereka. Tenang saja, aku memberi waktu pada mereka bertiga untuk mendapatkan apa yang mereka mau.

You know them?

Aku yang mendengar itu langsung menyeringai. Kini tatapanku tertuju pada Ardolph lalu mengangguk sekilas. “They are one of my toys,” balasku pelan namun penuh ketegasan.

Ardolph yang mendengar itu langsung melihat mereka lagi. Ellen—perempuan yang memang pantas di sebut jalang itu sekarang tengah berbaring dengan kedua kaki yang mengangkang. Ah... ini sangat menjijikkan! Mataku tidak bisa melihat adegan seperti itu. Aku harus segera menyingkirkannya dari bumi ini.

“Roy dan Eric, kedua laki-laki itu kau yang urus. Aku akan mengurus perempuan jalang itu.” Ardolph yang mendengar perkataanku langsung meregangkan otot-otot kedua tangannya. Dia menatapku dengan seringainya, tampaknya dia senang dengan apa yang kukatakan. Bagaimana tidak senang? Aku memberinya dua orang.

“Kau memberiku dua umpan, aku akan menikmatinya.”

Aku langsung melangkahkan kakiku ke depan dan melihat Ardolph sekilas. “Sekarang.”

“Membunuh orang yang sedang having sex... tidak buruk juga,” kata Ardolph yang kini mulai mengikutiku dari belakang. Kekehan kecil terdengar dari mulutnya dan aku yang mendengar itu hanya tersenyum jahil.

“Hai bodoh,” sapaku membuat mereka bertiga menegang, mungkin karena aku pergoki. Ellen—perempuan jalang itu mulai menatapku dan Ardolph, detik itu juga kedua bola matanya membesar seperti orang yang terkejut. Aku yang melihat itu hanya menatapnya tanpa ekspresi lalu menyeringai lebar saat Ellen mulai ketakutan melihatku di depannya.

Roy dan Eric pun langsung mencabut miliknya yang tertanam di area sensitif perempuan jalang itu lalu melangkah mundur saat kedua laki-laki bodoh itu mulai menatapku. Eric berjalan mundur sambil membenarkan celananya sementara Roy tetap berdiri di sisi Ellen dan menatapku waswas.

DIA PSYCHOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang