⚠️WARNING ⚠️
HAMPIR SELURUH ADEGAN DI PART INI ADALAH PENYIKSAAN. KALO GAK KUAT MENDING SKIP, YA. PLIS, JANGAN TIRU ADEGAN KEKERASAN DI CERITA INI.
__Instagram : @jilsighn
Instagram khusus wp : @wattpad.sisi
Jangan lupa follow akun sosmed aku, biar bisa berteman cuy.Oya, sebelum baca vote dulu.
Selamat membaca!
*****
Arabella Brianna
Aku menatap tajam pada perempuan jalang itu. Amarahku semakin memuncak saat melihatnya terisak seperti orang lemah, bahkan perempuan jalang itu selalu mengalihkan pandangannya padaku. Cih! Aku sangat muak dengan dramanya! Untuk apa dia menangis? Agar aku mengasihaninya? Itu adalah hal yang sangat tidak mungkin.
Perempuan jalang itu tampak frustrasi dengan situasi sekarang. Dia tampaknya terkejut dengan apa yang terjadi, terkejut dengan perubahanku yang secara tiba-tiba dan terkejut bahwa aku adalah pelaku yang selama ini menerornya.
Kulihat perempuan jalang itu terus melangkah mundur dengan kakinya, dia terlihat sangat ketakutan dan aku hanya menyeringai puas melihat pemandangan ini.
“Kau pikir aku akan diam saja saat aku melihat keluargaku kalian bunuh?” aku berdecih. Peganganku pada pisau semakin mengerat karena emosiku semakin menjadi. “Kini aku akan membalasnya dengan setimpal.”
“Kumohon, maafkan aku....” Perempuan jalang itu mulai menatapku dengan raut wajahnya yang membuatku jijik. Dia sudah memasang wajah bersalah tapi yang ada aku semakin muak dengannya. “A—aku tidak akan mengulangnya.”
“Oh ya?” aku tersenyum jahil saat perempuan jalang itu mengangguk beberapa kali dengan cepat. “Sayangnya, aku sedang ingin melihat kondisi jantungmu sekarang.”
Kedua mata jalang itu sempat membola dan itu membuatku menyeringai padanya. Kulangkahkan kakiku dengan pelan menuju arahnya. Tubuh perempuan jalang itu bergetar hebat saat aku mulai mendekatinya. Aku tidak peduli dengannya, aku tidak peduli dengan rasa takutnya dan aku tidak peduli dengan semuanya. Aku hanya ingin memusnahkan orang-orang yang tidak berguna seperti perempuan jalang itu dan menghabisi manusia terbodoh di dunia ini! Ya, perempuan jalang itu sangat bodoh, bisa-bisanya dia mengajakku bermain. Padahal permainanku sangat jauh berbeda dengannya dan ini adalah akibat dari ucapannya dan kelakuannya.
“Kumohon... Bella, a—aku menyesal...”
Aku berdiam diri dari tiga langkah darinya. Sedekat itu dan aku bisa merasakan napasnya yang terengah-engah. Aku hanya menatapnya dengan tajam dengan bibirku yang kini tersenyum jahil. “Can we start playing?”
Perempuan jalang itu semakin terisak. “I am so sorry. Can't you forgive me, Bella? I deeply regret my actions.”
“No mercy in my life, bitch!” aku membentaknya dengan keras. Serena—perempuan jalang itu tersentak dengan teriakkanku padanya. Dapat kulihat dia sangat gugup sekarang. “Siapa dia?” napasku memburu seirama dengan emosiku yang semakin memuncak. Aku belum mengetahui dengan pasti siapa orang yang ikut andil dalam pembunuhan Momy dan Jessie, padahal emosiku sudah tak terbendung lagi. Aku ingin segera menghabisinya!
Melihat perempuan jalang itu yang hanya terisak membuatku muak. “Kau tidak ingin memberi tahuku?!”
“Siapa yang kau maksud?”
“Seseorang yang ikut andil dalam pembunuhan keluargaku! Kau mengetahuinya bukan?!” aku semakin mendekatinya dan kulihat kedua tangan perempuan jalang itu berada di punggungnya. Ada sesuatu, aku yakin itu. “Jawab sialan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PSYCHOPATH [Completed]
Gizem / GerilimArabella tak tahu kenapa teman sekampusnya tiba-tiba membully-nya membuat dia merasakan perasaan aneh. Bukan itu saja, Jessie--adiknya pun di bully oleh teman sekolahnya dan lebih parahnya Momy nya mendapatkan perilaku tidak enak dari tetangganya. ...