03 || Kill

1.6K 151 3
                                    

️⚠️WARNING⚠️
PART INI MENGANDUNG KEKERASAN, KALO KALIAN GAK KUAT MENDING SKIP. PLIS JANGAN TIRU APAPUN DARI KEKERASAN DI CERITA INI.
___

Saran dari aku, play musik creepy biar lebih gampang dapetin feelnya.

Instagram : @jilsighn
Twitter : @jilsighina

Selamat membaca!

***

Emosiku masih belum mereda. Setelah pemakaman tadi aku hanya duduk di kursi ruang keluarga dengan diam. Tidak dengan pikiranku yang sekarang bercabang ke mana-mana memikirkan siapa dalang di balik ini semua. Sialnya, di rumahku tidak ada CCTV.

Pikiranku mengingat kejadian tadi pagi, di mana Jane mengatakan sesuatu pada diriku. Permainan? Apa kejadian ini yang di maksud dengan permainannya? Permainan konyol apa ini? Permainan yang sialnya harus membunuh? Apa Jane sedang menantangku?

Seketika emosiku kian memburu. Aku sungguh tidak akan melepaskan Jane begitu saja. Aku tidak akan membiarkan Jane bernapas dengan tenang. Aku akan membiarkan Jane hidup dengan bayang-bayang ketakutan atau aku akan langsung membunuhnya.

Tapi tunggu, pikiranku melesat memikirkan orang yang sering datang ke rumahku secara diam-diam. Apa dia di balik semua ini? Tapi untuk apa dia membunuh kedua keluargaku setelah membantunya? Hei, itu sangat konyol tapi aku perlu bukti untuk memastikan bahwa di balik semua ini adalah Jane atau orang yang masih misterius bagiku.

Pikiranku jadi pusing mengingat semua itu.

Ting!

Ponselku berbunyi, aku mengabaikannya. Bukan waktunya untukku bermain ponsel di tengah emosiku yang belum mereda, aku sungguh ingin membunuh semua orang! Sejujurnya saat mataku melihat kerumunan ibu-ibu tadi, ada rasa ingin membunuh mereka tapi aku menahannya. Aku tidak ingin kelepasan di tengah Momy dan Jessie yang sedang tergeletak tak bernyawa disisiku.

Ponselku lagi-lagi berbunyi beberapa kali membuatku pusing bukan main. Aku membawa ponselku dan membuka notifikasi tersebut. Ternyata ada pesan dari Jack dan dari nomor baru yang aku tidak tahu nomor siapa itu.

Jack
Bagaimana keadaanmu Bel? Maaf aku belum menjengukmu.
Kau baik-baik saja, kan?

Pertanyaan bodoh! Baik-baik saja setelah apa yang menimpaku? Aku tidak habis pikir dengan otak Jack yang menunjukkan kebodohannya sendiri. Semua orang tidak ada yang baik-baik saja setelah kehilangan keluarganya. Ah, aku lupa mengatakannya, bahwa Jack pun menyandang sebagai laki-laki bodoh yang kukenal.

Aku tidak membalas pesan dari laki-laki bodoh itu, kini tanganku mulai melempar asal ponselku yang untungnya jatuh ke kursi depanku. Aku tidak peduli dengan pesan dari nomor baru itu.

Aku menunduk. Rasa ingin membunuh seseorang memuncak dalam diriku. Aku tidak mengerti, kenapa aku bisa merasakan perasaan seperti ini? Ini membuatku tidak nyaman. Rasanya jika tidak membunuh, aku tidak akan tenang. Aku seolah haus akan darah.

Tok... tok... tok...

“Arghh sial!” aku menoleh pada pintu yang diketuk oleh seseorang di luar sana. Siapa yang bertamu malam-malam begini? Apa orang itu tidak mempunyai kerjaan?

Tok... tok... tok...

Kumohon, orang itu harus pergi sekarang. Aku tidak ingin kelepasan membunuh seseorang yang ada di depan rumahku. Rasa ingin membunuhku masih ada, aku sangat takut jika kelepasan.

“Arabella Brianna!”

Seseorang dari luar sana menyebutkan namaku dengan tegas. Aku terkejut, siapa orang itu? Aku berusaha meredamkan emosiku terlebih dahulu, cukup lama dan akhirnya aku bergegas untuk membuka pintu utama rumahku.

DIA PSYCHOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang