05 || Bryan & seseorang yang dihormati

1.3K 129 17
                                    

Yang mau berteman di sosmed, boleh atuh difollow. Jangan lupa follow, klo mau difolback bilang aja.

Instagram : @jilsighn
Twitter : @jilsighina

Selamat membaca dunia Arabella Brianna!

*****

Arabella Brianna

Saat ini aku sedang berdiri di rooftop kampusku. Sesekali aku tertawa mengingat kejadian tadi malam. Wajah Serena yang tampaknya sangat ketakutan memancingku untuk membunuhnya dan aku memang sangat tidak sabar membelah tubuh perempuan jalang itu. Lihat saja, karena aku tidak akan membiarkan siapa pun yang ikut andil dalam membunuh keluargaku hidup tenang. Aku akan membuatnya menyesal dan aku akan membawanya ke dalam permainanku.

Memang, tadi malam aku mengirimnya satu bola mata Jane dan tadi pagi aku hanya menyimpan catatan kecil di dalam lokernya. Tenang saja, ini masih permulaan karena di tahap puncaknya adalah terbelahnya tubuh perempuan jalang itu.

Cih, dia kira siapa?

Aku bersungguh-sungguh untuk tidak akan membiarkan hidup Serena dengan tenang. Perempuan jalang itu dengan beraninya membuat rencana untuk membunuh Momy dan Jessie. Seharusnya keluargaku tidak perlu dia bawa-bawa dalam hal apa pun, karena Momy dan adikku tidak tahu apa-apa.

Tapi...? Why?

Seandainya Momy dan Jessie masih ada, mungkin aku masih bisa memaafkan kedua jalang itu. Namun semuanya sudah terlambat, batas kesabaranku sudah habis dan secara paksa mereka memancingku, menantangku dan aku menyanggupinya dengan cara menyiapkan sebuah permainan yang sesungguhnya untuk kedua jalang itu.

Tapi, selain itu aku penasaran dengan siapa yang satunya lagi yang ikut andil dalam pembunuhan Momy dan Jessie. Perkataan Jane benar-benar membuatku setengah mati penasaran. Aku jadi pusing dengan perkataan Jane. Pasalnya, Serena dan Jane selalu berdua, tidak pernah bertiga. Jadi susah untukku mencari tahu orang itu.

“Apa dia bukan dari Universitas California?” aku mulai duduk di kursi yang ada di sampingku. “Tapi... siapa?” gumamku, pelan. Aku menghela napas kasar. Ini cukup membingungkan untukku.

“Aku menghubungimu dari malam. Kenapa ponselmu tidak aktif?”

Tiba-tiba suara itu membuatku terlonjak kaget. Aku dapat melihat Jack yang sedang menatapku dengan tatapan tanya. Sedetik kemudian aku memutar kedua bola mataku malas. Sungguh aku tidak ingin diganggu oleh laki-laki bodoh seperti Jack tapi rasanya itu tidak mungkin karena laki-laki bodoh yang sialnya adalah sahabatku kini sedang duduk disisiku.

“Hey.” Jack memegang pundakku karena aku hanya diam. Sial, Jack membuat mood-ku hancur seketika. “Are u okay?”

Aku menghela napas pelan. Aku lupa jika Jack akan terus berbicara jika aku hanya diam saja. Dengan malas aku menjawabnya. “Seperti yang kau lihat,” balasku singkat.

“Seharusnya kemarin aku mendatangimu. Aku sahabat terburuk yang pernah ada.” Ah, Jack mulai kembali ke habitatnya yang mana membuatku malas. Jack yang seperti ini sangat membuatku benci. “Maafkan aku, Bel...”

Aku hanya mengangguk meski tidak menatapnya. Aku tidak peduli dengan adanya Jack yang ada disisiku, keberadaan Jack membuatku tidak nyaman akhir-akhir ini. Apalagi kini Jack sering membuat ekspresi menjijikkan membuatku ingin muntah.

“Kau menerima permintaan maafku?” tanya Jack antusias. Aku heran, tidak pernah melihatnya yang seperti ini.

“Iya,” jawabku pelan.

Kemudian beberapa saat di antara aku dan Jack tidak ada yang memulai percakapan. Kami berdua masing-masing menutup mulut. Tapi kini aku mendengar Jack berdeham. “Kau sudah dengar berita tentang Jane?”

DIA PSYCHOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang