⚠️WARNING⚠️
MOHON UNTUK TIDAK DI TIRU ADEGAN YANG MEMANG TIDAK PATUT UNTUK DI TIRU. DI PART INI ADA KEKERASAN, PENYIKSAAN.
___Instagram : @jilsighn
Twitter : @jilsighina
Di follow yak gaes, mari berteman di sosmed.Jangan lupa vote sebelum baca.
Okay, selamat membaca!
*****
BRAK!
Kursi yang aku lempar tepat mengenai tubuh Jacob. Polisi bodoh itu terjungkal dan yang lainnya pun ikut terjatuh karena tertindih oleh Jacob. Langsung saja aku berlari secepat mungkin ke luar toko roti ini dan meninggalkan Jack yang masih terpaku dengan tindakanku.
Sialan! Kenapa aku tidak mengetahui jika Jacob ada di toko roti itu?!
Aku terus berlari di jalan yang cukup sempit yang untungnya jalan ini lumayan sepi. Di belakang sana Jacob dan para polisi bodoh itu terus mengejarku sambil menodongkan pistolnya ke depan—arahku.
Aku terus berlari dengan kedua tanganku yang meraba-raba saku sweterku. Ah sial! Double shit! Ternyata aku tidak membawa pisau atau kapak satu pun. Entah kenapa aku bisa pergi tanpa membawa pisau atau kapak satu pun. Apa ini kebetulan? Atau dunia sedang berpihak pada Jacob?“Don't run, bitch!”
Sialan, dia memakiku. Aku menoleh sekilas padanya dan menatap Jacob sambil menyeringai. “Fuck! Hey idiot, go to hell!”
Kini aku mulai memasuki jalan gedung kumuh yang mana itu adalah tempat aku membunuh anak Jacob. Aku terus berlari secepat mungkin dan sialnya mereka pun berlari dengan cepat. Saat aku akan berbelok ke arah yang sempit, tiba-tiba tanganku di tarik oleh seseorang dan mulutku di bekap olehnya di tempat yang sulit untuk di jangkau.
Aku mulai menahan napasku saat Jacob dan para polisi bodoh itu sedang melewatiku. Aku menatap ke belakang dan Luke mulai terlihat di mataku. Ternyata dia mengikutiku. Syukurlah, aku tidak tahu akhirnya akan seperti apa jika tidak ada Luke.
“Are you okay?” Luke mulai menjauhkan dirinya dariku. Dia melihat ke segala arah dan mulai menatapku lagi.
Aku masih menutup mulutku. Aku sedang menormalkan napasku yang terengah-engah karena berlari tadi. Sialan, polisi bodoh itu menyusahkanku. Di rasa sudah kembali normal, aku mulai menatap Luke dan menganggukkan kepalaku. “I’m okay. How did you get here?”
Luke yang sedang melihat situasi karena posisi Jacob dan para polisi itu masih terlihat kini mulai menatapku lagi. “You think I'll let the police fugitives roam alone? No!” Luke kembali melihat ke arah Jacob. Aku yang mendengar itu berdecak kesal. “We have to leave this place now!”
Luke langsung berlari kencang meninggalkanku yang tertinggal jauh. Laki-laki itu melihat ke belakang—ke arahku dan terlihat berdecak. “Come on, Arabella!”
Aku langsung beranjak menuju Luke yang sedang menunggu di depan sana. Saking cepatnya aku berlari, aku tidak menyadari jika kakiku menginjak botol bekas yang menimbulkan suara dan karena itu Jacob dan para polisi bodoh itu kini dapat menemukanku dan Luke. Sialan! Fuck Arabella! Fuck! Kau memang ceroboh!
“Mau ke mana kalian brengsek?!” teriak Jacob dari belakang sana.
Kini aku dan Luke berlari kencang menjauhi mereka yang kini kembali mengejarku. Tangan Luke kini di arahkan padaku dan ternyata laki-laki itu sedang memberikan pisaunya padaku. “Kita akan ke tempat sepi,” katanya di tengah-tengah berlari. Aku hanya mengangguk, menerima pisaunya dan terus berlari mengikuti jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PSYCHOPATH [Completed]
Mystery / ThrillerArabella tak tahu kenapa teman sekampusnya tiba-tiba membully-nya membuat dia merasakan perasaan aneh. Bukan itu saja, Jessie--adiknya pun di bully oleh teman sekolahnya dan lebih parahnya Momy nya mendapatkan perilaku tidak enak dari tetangganya. ...