06 || Anak kecil yang terbunuh

1.1K 101 13
                                    

Instagram : @jilsighn
Twitter : @jilsighina
*follow atuh gaess:v
___

⚠️WARNING⚠️
Part ini mengandung kekerasan, jika kalian tidak kuat mending skip aja. Plis, jangan contoh apapun dari kekerasan di cerita ini.

Selamat membaca dunia Arabella Brianna!

*****

Arabella Brianna

Akhir-akhir ini hariku jadi berbeda dari yang biasanya. Setelah aku memergoki seseorang yang sedang menatapku di tempo hari, di hari itu juga aku selalu merasakan ada seseorang yang entah itu selalu mengikutiku atau sedang mengawasiku. Aku bukan takut jika aku tertangkap, tapi aku takut dunia baruku menjadi kacau saat aku baru memulainya. Sepertinya aku harus selalu berwaspada, mungkin Kebanyakan orang mencurigai SchattenKiller tapi orang itu, entah siapa sepertinya sedang mencurigaiku.

Bukan maksudku untuk menjebak SchattenKiller, tapi aku hanya menjalankan dan menikmati apa yang harus aku lakukan. Dan para manusia bodoh itu saling membicarakan jika itu ulah SchattenKiller padahal sangat jelas, kondisi korban sangat jauh berbeda dari yang biasanya. Sangat tidak masuk akal jika aku menjebak SchattenKiller, padahal mereka adalah idolaku sendiri.

Apa aku harus menandai tepat di sekitar korban jika itu adalah ulahku? Mungkin... itu cukup menyenangkan.

Entah itu di kampusku, di jalanan bahkan rumahku, dia selalu mengawasiku, mengintaiku. Aku sempat curiga jika dia adalah seorang polisi, tapi mengingat aku yang sekarang tidak tangkap padahal dia sudah tahu rumahku aku jadi tidak yakin jika dia adalah seorang polisi.

Dan seseorang yang entah siapa itu, kini aku merasakan kehadirannya lagi.

Tapi... siapa? Jelas-jelas dia bukan Bryan. Apa dia suruhan Bryan? Ah, tidak mungkin. Aku dan Bryan tidak punya urusan, lagian tugas Bryan sudah selesai. Dia sudah memberitahuku tentang semuanya lewat flashdisk. Seperti isi flashdisk itu, aku sedang dalam perjalanan untuk membunuh mereka yang ikut andil dalam pembunuhan Momy dan Jessie. Tinggal Sacramento, mungkin di sana ada sesuatu yang mungkin akan mengejutkanku lagi.

Aku jadi tidak sabar, tapi tugasku di sini belum selesai. Serena masih hidup dan satu orang lagi masih belum kuketahui. Entah dia perempuan atau laki-laki, entah dia belajar di kampus yang sama atau tidak dan entah dia adalah orang yang kukenal atau tidak. Aku tidak tahu dan satu-satunya yang tahu hanya Serena. Aku harus membuat perempuan jalang itu mengaku dengan perlahan dan tidak perlu terburu-buru, karena jika saja aku ceroboh maka rencanaku akan berantakan.

Kini aku berjalan ke arah jendela kamarku. Aku mulai membuka gorden dan mataku langsung melihat seseorang di balik pohon besar. Meski orang itu bersembunyi dari pandanganku, aku dapat melihatnya dengan mudah. Mataku sangat jeli jadi mudah untukku mengetahuinya. Atau memang dia sengaja berdiri di posisi yang agar aku dapat menemukannya?

“Siapa dia?” gumamku. Orang itu memakai pakaian serba hitam. Kali ini dia tampaknya tidak terganggu dengan aku yang melihatnya. Ya, tatapan kita bertubrukan dan dia hanya diam saja melihatku dengan raut tanpa ekspresi.

Mungkin orang lain akan ketakutan jika ada di posisiku tapi aku beda lagi, rasanya dia seperti sedang menantangku tapi aku akan terus diam, memantaunya dari sini dan menunggu apa yang akan dia lakukan setelah lamanya berdiam diri.

Lima menit. Dua puluh menit bahkan sekarang hampir satu jam dia hanya menatapku dengan ekspresi yang sama. Dan itu sangat membuang-buang waktuku. Namun lagi-lagi kejadian seperti tempo hari kembali terulang, dia mulai pergi dan aku hanya menatap punggungnya yang di mana dia memakai jaket berlogo pisau dan kapak saling menyilang. Kemudian dia hilang dari pandanganku. Apa aku mempunyai tugas baru? Sial, padahal tugasku masih belum selesai dan tugas baru sudah datang.

DIA PSYCHOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang