08 || Mereka dan polisi

934 99 6
                                    

Instagram : @jilsighn
Instagram khusus wattpad : @wattpad.sisi
Yang mau berteman di sosmed mangga atuh follow.

Follow juga ig khusus wattpad, bakal di spoiler buat next chapternya dan bakal update info-info cerita aku yang akan datang!

Selama membaca permisah!

***

Setelah tadi aku selesai mengurus laki-laki idiot di sekitar gedung besar yang terlihat kumuh itu, aku langsung pergi menuju kampusku dan kini aku ada di kantin kampusku. Sudah lama bahkan sudah beberapa hari ini aku tidak masuk kelas karena tujuanku untuk datang ke sini bukan lagi untuk belajar tapi untuk suatu hal yang baru setengah kujalani.

Aku mulai memakan burger yang ada di depanku dari tadi. Sebenarnya dari tadi para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di luar kelas menatapku dengan heran dan berbisik-bisik, aku pun tahu kenapa, karena tubuhku masih bau darah. Sebenarnya pedagang burger pun tadi menanyakan kenapa tubuhku bau darah dan aku hanya menjawabnya, “Kucingku di tabrak dan tewas, aku tidak punya waktu lagi jadi aku langsung ke sini.” Dan dengan bodohnya pedagang itu langsung mengangguk mengerti, aku pun bergegas ke kamar mandi dahulu untuk membersihkan dan menghilangkan lagi bau darah dari badanku ini. Setelah selesai aku kembali ke kantin.

“Wah, ada orang bodoh di sini!”

Atensiku langsung teralihkan saat mendengar suara Serena di depan sana, perempuan jalang itu sedang berjalan ke arahku bersama teman barunya. Aku yang melihat itu hanya menatapnya malas. Awas saja, jika Serena bermacam-macam denganku, aku akan membuat tubuhnya sehancur mungkin.

Wait!” begitu perempuan jalang itu dan temannya ada di depanku, Serena langsung menatapku dengan jijik. “Darah apa itu?” jari Serena menunjuk lenganku. Ah sial, di sweater ku ternyata masih ada noda darah. “Kau habis membunuh seseorang? Wah, tidak salah, pasti kau mengikuti jejak ayahmu.”

Tanganku dengan refleks terkepal erat. Serena, perempuan jalang itu selalu membawa-bawa Dady padahal dia tidak pernah punya masalah dengan Dady-ku. Telingaku kini mendengar tawa dari perempuan jalang itu dan temannya yang aku tahu namanya adalah Ellen. Kini perempuan jalang itu menatapku dengan remeh dan Ellen menatapku dengan tajam. Sialan! Kedua jalang ini perlu kuberi pelajaran. Apa mereka pikir aku takut padanya?

“Berhenti membawa-bawa nama Dady-ku!” aku balas menatap keduanya tajam. “Bahkan, jika aku memang membunuh seseorang, aku akan pastikan korban pertamaku adalah kau Serena.”

Dan kulihat Serena langsung terkejut dengan jawabanku ini. Aku menyeringai padanya kemudian berdecih saat Serena kembali merubah raut wajahnya.

“Coba saja, aku tidak takut pada orang bodoh sepertimu!” ternyata Serena menantangku, cukup menyenangkan. Sebentar lagi, mungkin beberapa hari lagi dia akan menerima akibatnya. Tunggu saja, aku harus menyiapkan pisauku agar lebih tajam dari sebelumnya.

Kini aku melihat Ellen yang tertawa. Aku menatapnya tajam, lalu beberapa detik kemudian tawanya mereda saat aku tak kunjung mengalihkan pandanganku padanya. “Apa kau sudah gila? Berhenti menatapku bodoh!”

Aku sama sekali tidak menuruti ucapannya. Tatapanku masih tertuju pada Ellen dan perempuan jalang itu bergantian. Serena tampaknya berdecak dengan kelakuanku. “Aku muak lama-lama memandang wajahnya. Kita pergi dari sini. Cih.”

Serena dan Ellen mulai berbalik tapi keduanya berbalik kembali menghadap padaku saat aku tiba-tiba berbicara.

“Pisauku menantimu.”

Serena dan Ellen saling menatap, mereka berdua terlihat gugup saat mendengar aku berkata seperti itu. Lalu pergi dari wilayah kantin dengan terburu-buru. Hahaha! Aku menantikan wajah ketakutanmu jalang gila!

DIA PSYCHOPATH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang