Jangan lupa follow akun instagram aku gaes : @jilsighn
Mau tahu spoiler cerita ini? Mau tahu seputar cerita yang bakal debut? Follow akun instagram khusus wattpad : @wattpad.sisil
Sebelum baca budayakan vote ya! Belum tahu cara vote? Tinggal tap tombol bintang yang ada di bawah pojok kiri.
Oke, selamat membaca!
*****
“Bagaimana bisa kau membiarkan para polisi itu menyakiti Arabella?!”
Bryan langsung tertegun begitu seseorang yang dia hormati membentaknya. Sebenarnya Bryan terbiasa dengan bentakan dari seseorang yang ada di seberang sana tapi kali ini bentakan itu terasa berbeda. Suaranya terdengar menahan amarah membuat Bryan merasa bersalah.
“Maaf, Tuan, saya terlambat menemuinya,” balas Bryan. Laki-laki itu dapat mendengar helaan napas kasar dari seberang sana.
“Bagaimana keadaannya sekarang?”
“Arabella masih belum saldar sejak di rawat oleh dokter, tapi semuanya baik-baik saja Tuan.”
“Baiklah. Jangan sampai kau mengulang hal yang sama seperti ini,” balasnya. Bryan spontan mengangguk. “Apa yang ingin kau bicarakan?”
“Arabella masih bergabung dengan SchattenKiller. Dia membawa SchattenKiller ke Sacramento.”
“Bukan kah aku sudah menyuruhmu untuk memerintahkan Arabella agar dia keluar dari SchattenKiller?”
“Saya sudah menyuruhnya, tapi seperti katamu Tuan, Arabella sangat keras kepala. Dia tidak mau mendengarkan apa yang saya katakan.”
“Kau harus segera membuat Arabella keluar dari SchattenKiller. Jangan biarkan Arabella semakin betah bergabung dengan SchattenKiller.”
“Apa perlu saya hancurkan SchattenKiller sekarang?”
“Jangan...” Bryan langsung mengernyit heran. Bukan kah kehancuran SchattenKiller adalah salah satu hal yang di inginkannya.
“Tapi, bukan kah—“
“Biarkan Arabella yang menghancurkan SchattenKiller. Saya ingin SchattenKiller hancur di tangan Arabella.”
Bryan langsung mengangguk mengerti. “Baik, Tuan.”
“Ada apa dengan SchattenKiller?”
Bryan langsung menoleh ke belakang dan menemukan seorang perempuan yang merupakan teman sekaligus suruhannya untuk mengawasi Arabella sejak di Westwood. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. “Bagaimana keadaan Arabella?”
“Dia masih terbaring di kasurnya,” balasnya. “Bryan apa kau benar-benar mempercayai dokter yang merawat Arabella tadi? Dia sangat asing bagiku.” Bisik perempuan itu membuat Bryan terkekeh.
“Dia dokter pribadi yang di kirim langsung oleh atasan kita. Bukan hal aneh jika dia masih asing bagimu.”
Perempuan itu hanya mengangguk. Pantas saja. Apa lagi begitu kedatangan dokter itu, ada beberapa orang yang seperti menjaga dokter itu.
Bryan langsung pergi di hadapan temannya. Laki-laki itu mulai memasuki rumah yang sangat tersembunyi di area Sacramento. Matanya dapat melihat seorang dokter yang keluar dari kamar yang di tempati oleh Arabella kemudian dia langsung memasuki kamar itu tanpa berbicara dulu sepatah kata pun pada dokter itu.
“Ck! Kau memang keras kepala Arabella. Jika saja kau mengikuti ucapanku, mungkin kau tidak akan terluka seperti ini,” kata Bryan begitu duduk di kursi yang dekat dengan kasur Arabella. Mata laki-laki itu menatap wajah Arabella yang terlihat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PSYCHOPATH [Completed]
Mistério / SuspenseArabella tak tahu kenapa teman sekampusnya tiba-tiba membully-nya membuat dia merasakan perasaan aneh. Bukan itu saja, Jessie--adiknya pun di bully oleh teman sekolahnya dan lebih parahnya Momy nya mendapatkan perilaku tidak enak dari tetangganya. ...