14 : For You

171 27 1
                                    

Happy reading!

••••

"Terimakasih telah menolongku. Aku percaya padamu, aku akan selalu percaya padamu,"

••••

1 Bulan kemudian

Matahari menyusup ke dalam mataku. Aku perlahan membuka mata, dan memulai hari dengan senyuman tipis.

Aku berjalan menuju jendela besar yang tertutupi tirai, segera ku buka dan sinar matahari pagi yang begitu terang menyambut pagiku.

Akhirnya, setelah pemulihan aku bisa melihat cahaya yang lebih terang. Karena satu Bulan ini setelah operasi, aku dianjurkan tak boleh memandang sinar yang terlalu terang.

Di satu Bulan terakhir, aku hanya menghirup aroma rumah sakit yang menyebalkan juga memakan makanan rumah sakit yang hambar.

Namun akhirnya kini aku kembali ke rumah ini, dan bisa menghirup udara segar. Dan jugau kini bisa memulai kehidupan menjadi wanita normal seperti pada umumnya.

Tak ada lagi pelayan yang selalu mengikutiku kemanapun ku pergi. Tak ada lagi tongkat yang harus ku pegang setiap saat, dan tak ada lagi hal yang harus bergantung pada orang lain.

Kini aku bisa melakukan apapun sendiri  dan aku bisa leluasa kemanapun.

Ini semua berkat Rain. Jika tak ada pria itu, hidupku masih di dalam kegelapan hingga saat ini. Mungkin bahkan hidupku selamanya tak akan menerima secercah cahaya sama sekali.

Aku akui, semenjak kedatangan ku ke sini hidupku menjadi berubah. Dulu aku pikir semua orang membenciku, karena kekurangan ku yang buta dan menyulitkan orang lain.

Namun sejak aku menginjakkan kaki di sini, aku tersadar bahwa masih ada orang yang mau menerima kekurangan ku. Semua orang di sini tak pernah memandang kekurangan ku.

Dulu memang aku membenci pria itu, aku kira dia akan menyiksa ku seperti tawanan. Namun aku salah, itu hanya sifat dinginnya. Ia bukan orang sekejam itu.

"Mulai hari ini, aku akan membayar segala kebaikannya, "

~~~

"Nyonya, ayo keluarlah dari dapur. Biarkan saya yang memasak sarapan hari ini,"

Sudah 30 menit Aeera berkutik di dapur, ia berusaha membuat sebuah hidangan untuk Rain pagi ini.

"Nyonya, tolong perhatikan tangan anda. Pisau itu tajam,"

Aeera tetap tak memperhatikan, ia terus memotong bawang dengan matanya fokus melihat video tutorial di iPad.

Krek!

"Aw!"

Ternyata apa yang diperingatkan Vio benar, Aeera memotong tangannya sendiri.

Darah merah segar mulai bercucuran dari telunjuknya.

"Nyonya!" Sontak segera Vio berlari mengambil kotak pertolongan pertama di sudut dapur.

PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang