Happy reading!
Disarankan mendengarkan lagu yang sudah dilampirkan 🥰
••••
" Bayi ini sangat ajaib. Dia masih bertahan di usianya yang menginjak 6 bulan," Ucap Daniel setelah melakukan USG pada kandungan Aeera.
"Dia pasti akan bertahan untukku," Ucap Aeera tersenyum sambil membelai perutnya lembut.
"Ah ya, hari ini Ibuku akan datang,"
"Benarkah?"
Ting tong...!
"Aku rasa beliau sudah datang," Ucap Daniel dan segera keluar dari ruangan.
Aeera yang penasaran pun mengikutinya.
"Daniel!!" Ucap wanita setengah baya yang terlihat di ambang pintu.
Segera Daniel meraih pelukan wanita itu.
"Mama sangat merindukanmu," Ucap wanita itu sambil menepuk-nepuk pundak Daniel.
"Wah, apakah wanita ini yang kau ceritakan?" Wanita itu berjalan mendekati Aeera.
Ia memegang kedua bahu Aeera, dan memberikan senyuman.
"Tinggallah di sini, Nak. Mama akan menganggapmu sebagai putriku,"
Aeera tersenyum. "Terimakasih, Nyonya,"
"Panggil saja aku Mama, anggaplah aku sebagai ibumu,"
"Kau terlihat sangat rapuh, namun kau masih kuat membawa bayi yang berada di dalam kandunganmu," Ia membelai rambut Aeera dengan sangat lembut, dan menuntunnya ke ruang makan.
"Mama membawakanmu semua makanan untuk kandunganmu,"
Ia mengeluarkan semua kotak berisi makanan di atas meja, dibantu dengan Daniel yang sudah menggulung lengan pakaiannya.
"Seharusnya anda tak perlu repot,"
"Mama justru sangat senang membawamu semua ini. Mama akan menganggap bayi di dalam perutmu sebagai cucu Mama juga," Ia tersenyum dan mengelus perut Aeera.
"Terimakasih atas semua perhatiannya,"
Cup!
Tiba-tiba wanita itu mengecup dahi Aeera, ia meneteskan air matanya.
"Bertahanlah, Nak. Setidaknya demi bayi yang ada di dalam kandunganmu,"
~~~
"Lapor, tuan. Nyonya Aeera tidak berada di rumah utama Tuan Daniel, sepertinya mereka berada di rumahnya yang lain, "
Rupanya kau sudah merencanakan semuanya?
"Aku tak mau tahu, kalian harus menemukannya! Atau aku sendiri yang akan menemukannya,"
"Sekarang enyahlah dari ruangan ku,"
Para pria berjas lengkap nan tubuh kekar itu segera berbalik pergi.
Rain menggebrak mejanya meluapkan emosi. Ia menjambak rambutnya, ia begitu frustasi.
Tiba-tiba ia terdiam.
Pandangannya kemudian beralih menatap bintang malam yang sangat jelas dari jendela besar ruangannya.
Bintang pada malam ini terlihat sangat indah, bertaburan tanpa celah.
Teringat saat ia menyampaikan perasaannya untuk kali pertama.
Saat itu ia merasa menjadi orang paling bahagia memiliki wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...