Happy Reading!
~~~
Aku menatap kedua mata malaikat kecil di hadapanku. Yang terbaring tepat di atas tubuhku. Mata hitam legamnya yang terus menatapku, berusaha mencari tahu siapakah diriku ini.
Ia mungkin tak bisa mengucapkan sepatah kalimat pun, namun entah mengapa aku bisa merasakan ia begitu nyaman berada di dekapanku.
Kau kini telah muncul di dunia, Nak
Kau begitu cantik, bak seorang malaikat yang diturunkan untuk kami
Kini berjanjilah padaku untuk menjaga ayahmu,
Karena waktu Mama tak akan lama lagi
Tolong jaga ayahmu, peluklah dia saat ia tengah bersedih
Buat ia terus bahagia walau aku tak ada
Aku mendengar suara mesin yang begitu nyaring di telingaku.
Suara orang-orang yang panik, dan juga jeritan dari pria itu.
Aku tak bisa memandang apapun.
Sama gelapnya seperti dulu.
Maafkan aku, Rain.
~~~
"Kondisi pasien benar-benar kritis. Dikarenakan pendarahan setelah persalinan yang begitu banyak, menyebabkan pasien kekurangan darah. Terlebih lagi riwayat penyakit yang diderita pasien yang memang beresiko ketika melakukan persalinan,"
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menolong Nyonya," Lanjut dokter jangkung itu, memberi sebuah harapan kepada seorang Rain.
"Aku tahu, Aeera adalah wanita yang pantang menyerah," Daniel memegang pundak Rain dan segera pergi.
"Rain, sudahlah. Berdoa saja yang terbaik untuk istrimu, aku yakin istrimu kuat menghadapinya," Ucap Nyonya Adelard, menenangkan putranya itu.
"Benar Rain. Kami semua akan mendoakan nya, dan berharap yang terbaik bagi Aeera," Timpal Vio.
"Ya, Rain. Meskipun aku adalah ibu kandungnya, aku pun berusaha kuat. Dan berharap besar akan keselamatan puteriku," Ucap Nyonya Guilinear.
Rain terduduk dengan sangat frustasi, ia menjambak rambutnya.
Aeera, bertahanlah. Kau pasti bisa.
~~~
Cuaca yang sangat indah, seindah hari-hari baru kedua insan yang telah bersatu dengan sumpah janji pernikahan.
Hari ini Vio dan juga Steff berencana berbulan madu di sebuah pulau yang memiliki pesona lautan yang begitu indah.
Sesampainya di sana, Steff memberikan sebuah kejutan berupa jembatan kayu dengan begitu banyak lampu dan lilin di pinggirnya.
"Steff, apa kau yang menyiapkan semua ini?" Tanya Vio dengan mata yang begitu berbinar.
Steff mengangguk. "Aku ingin membuat sebuah awal langkah kehidupan baru kita dengan hal yang indah,"
Vio memeluk suaminya itu dengan sangat erat.
"Terimakasih, Steff,"
Steff menangkup kedua pipi wanita itu dengan senyuman yang lebar.
"Jangan takut Vio. Kau tak akan lagi hidup sendiri, kini ada aku di hidupmu. Kau tak lagi akan melangkah sendiri, tanganku akan selalu menggenggam mu,"
Vio tersenyum haru. Betapa beruntungnya ia mendapatkan pria setulus dan sebaik Steff.
Ia semakin memeluk pria itu dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...