Happy reading!
••••
Ch kali ini bikin mewek gaes. Jadi kalo kalian ga kuat baca, gausah ya. Tapi kalo tetep mau baca...yaudah deh, author ga maksa :)
••••
Pelukan hangat masih menyelimuti mereka berdua. Hari semakin gelap, angin berlalu semakin kencang.
"Mengapa kau tak tidur?"
"Tidak. Aku hanya takut untuk tidur," Ucap Aeera yang masih menyandarkan kepalanya di bahu Rainer.
"Mengapa takut?"
Aku takut jika aku tidur, maka aku tak akan pernah bisa bangun untuk selamanya.
"Aku takut kegelapan,"
"Hei, sejak kapan kau takut kegelapan?"
"Entahlah, baru baru ini,"
"Oke, baiklah. Aku akan menemanimu tidur malam ini," Rain menampung kedua pipi Aeera yang berwarna merah muda.
"Tapi kau berkata akan lembur malam ini,"
Rain tersenyum, dan menatap dalam-dalam mata Aeera.
"Pekerjaan nomor dua, istriku nomor satu,"
Gombalan maut Rainer mampu membuat Aeera tertawa dan tersipu malu.
"Sejak kapan kau bisa merayu?"
"Entahlah. Ayo tidur," Tiba-tiba Rain menggendong istrinya itu ala bridal style.
"Bobotmu semakin naik, Aeera," Ucap Rain ditengah perjalanan mereka menuju kamar.
"Hei, di dalam perutku ada anakmu. Itu artinya anak kita tumbuh dengan sehat," Ucap Aeera sembari memeluk leher Rain dan menyandarkan kepalanya di ceruk leher pria itu.
Tak beberapa lama kemudian mereka telah sampai di kamar. Segera Rain membaringkan Aeera perlahan.
Rain ikut berbaring di sampingnya, dan memeluk istrinya itu dengan erat.
"Sekarang tidurlah,"
Aeera hanya terdiam di dalam dekapan suaminya itu. Wajahnya menempel di dada bidang Rain, harumnya yang sangat khas membuat Aeera tak ingin lepas darinya. Detak jantungnya yang teratur terdengar sangat jelas dan deru napasnya sangat menenangkan.
"Aku menyayangimu, Rain,"
"Apakah aku harus menjawabnya? Bukankah kau tahu apa jawabannya,," Ucap Rain dengan suara beratnya itu.
"Tidak. Aku ingin mendengarkannya sekali lagi,"
"Baiklah. Aku juga sangat menyayangimu, Aeera" Rain mengecup puncak kepala Aeera dengan penuh kasih sayang.
Di ruangan yang hanya tersinari sinar rembulan itu, mereka membaur kasih sayang dengan pelukan hangat. Pelukan yang tak kalah hangat dari selimut tebal manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...