29 : Perfection (END)

217 20 4
                                    

Song : Rest Of My Life - Arash Buana ft. Ashira Zamita

Happy reading!

•••••

Seperti biasa, Daniel memeriksa keadaan Aeera dan infus beserta alat lainnya yang terpasang.

Ia menghela napasnya kala melihat Aeera yang masih memejamkan matanya, bak putri salju yang menunggu seorang pangeran untuk menciumnya.

"Aeera..., apa kau tak lelah terus terbaring seperti ini?" Gumam Daniel, tanpa jawaban.

Setelah dirasa semuanya baik-baik saja, ia kembali akan memeriksa pasien yang lain.

Hari ini pasiennya mayoritas anak-anak, jadi ia harus menyiapkan mental untuk membujuk mereka semua.

"Rain...,"

Langkah Daniel berhenti, kala ia mendengar suara yang terdengar samar-samar.

"Apa aku barusan mendengar suara? Ah, pasti hanya halusinasiku saja,"

"Rain..,"

Kini suara itu semakin jelas terdengar.

Ia berbalik memastikan benar atau tidaknya.

Sontak ia terkejut kala melihat Aeera yang telah membuka matanya.

"Aeera? Kau kembali?" Daniel tersenyum lebar, ia benar-benar bahagia melihat moment ini.

"Rain..., Aku rindu...,"

Tanpa pikir panjang, Daniel segera merogoh sakunya dan memanggil Rain.

"Aeera sudah bangun,"

~~~

Rain masih merasa dirinya berada di dalam mimpi yang begitu indah. Namun wanita dihadapannya begitu nyata untuk hanya sebuah mimpi.

"Aeera? A-apakah benar ini dirimu?"

Tiba-tiba Aeera menangkup kedua wajah Rain. Ia tersenyum.

"Hai, aku kembali," Ia menatap Rain dalam-dalam.

~~~

"Kau sudah tahu semuanya?"

"Ya, aku sudah tahu. Kakakku, Ayara dan juga Violetta yang memberitahukan semuanya.

"Jadi...tunggu apa lagi. Apa kau tak mau meminta maaf atas semua dosa-dosa mu?" Aeera tersenyum, berniat hanya menjahilinya.

Namun tiba-tiba Rain bersimpuh di lantai, menundukkan tatapannya.

"M-maafkan aku, Aeera. Aku memang lelaki buruk yang tak seharusnya bersamamu. Kau tak seharusnya dipertemukan denganku,"

"Aku sudah rela jika kau akan membenciku. Aku rela jika kau akan memutuskan hubungan kita. Apapun itu, asal kau tak akan teriksa lagi karena diriku,,"

"Bahkan jika kau mau, kau boleh membunuhku,"

Aeera turun dari tempat duduknya, dan mendekati Rainer.

Aeera yang menahan sesak dan tangis, berusaha tersenyum kuat

"Bangunlah Rain, "

Rain mengangkat kepalanya, sudah ada Aeera yang memandangnya dengan tulus dan cinta. Tak akan kebencian sama sekali di matanya.

"Jika kau mengatakan kalimat terakhirmu sekali lagi, aku benar-benar akan membencimu,"

Rain hanya tersenyum tipis, air matanya menetes deras.

Apa yang Tuhan rencanakan hingga seorang gadis berhati putih ini dipertemukan dengan ku?

Apa yang Tuhan harapkan dengan dipertemukannya kami berdua?

PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang