Happy reading!
"Ayo menikah,"
••••
••••
Brukk!!
Sontak Aeera mendorong tubuh Rain dengan kuat .
"Kau gila!?"
"Tch, dengarkan kalimatku hingga selesai!"
"Maksudku, ayo kita berpura-pura untuk menikah! Hanya 'pura-pura' bukan kenyataan!"
"Apa yang membuatmu ingin melakukan itu? Itu merupakan hal yang sangat tidak penting untuk dilakukan,"
"Apa kau melihat berita?"
"Tidak, aku tidak menonton televisi. Maksudku mendengarkan televisi. Memangnya apa yang terjadi?"
"Mama---"
Tidak. Aku tidak boleh memberitahu jika semua ini karena ulah Mama nya. Atau semuanya akan terbongkar.
"Ada seseorang yang menuduh kita sudah menikah. Juga ternyata media mengikuti kita pada saat kita pergi waktu itu,"
"A-apa!?"
"Ya, maka dari itu kita pun harus membuat strategi, kita harus berpura-pura menjadi sepasang suami istri,"
"Tidak! Aku tidak setuju,"
"Tapi ini demi kebaikanmu--"
"Aku tidak peduli, karena kenyataannya kita berdua tak menjalin hubungan apapun. Iya kan?"
"Tapi--"
"Sudahlah, kau membuang waktuku," Aeera segera pergi meninggalkan Rain, dan mengakhiri percakapan begitu saja.
••••
"Aeera, aku akan segera ke kembali ke sana. Akhirnya tugas militer 1 bulan ku selesai juga dan juga aku baru saja ke toko kue dan membelikanmu sebuah matcha cake!"
"Wah, benarkah? Aku tidak sabar menunggu kedatangan mu,"
Aeera tersenyum bahagia mendengar kalimat Steff dari seberang sana.
Kini ia memiliki sebuah ponsel. Ponsel ini memang terlihat sama seperti ponsel canggih pada umumnya, namun ini hanya dikhususkan bagi tunanetra. Semenjak Aeera tinggal di rumah ini, ia akui semua kebutuhannya sangat tercukupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...