Happy reading!
•••
Entah mengapa hari ini Rain merasa ada yang berbeda dari dirinya.
Rasa khawatirnya terhadap wanita itu menjadi semakin meningkat, setara dengan saat ia khawatir terhadap Abbiy yang demam berhari-hari beberapa bulan yang lalu.
Ia memandang wajah pucat Aeera yang masih terbaring, hening. Ia tak kunjung membuka matanya.
Berkali-kali ia mengusap wajahnya, sangat stress.
Sudah dua jam, namun wanita itu tak kunjung bangun.
Ia tahu jika Aeera tertidur karena efek obat tidur, namun seharusnya tak selama ini. Karena dosisnya sangat sedikit.
"Papa...mengapa Mama tidak kunjung bangun? Abbiy sangat rindu," Ucap Abbiy murung.
Rain menatap Abbiy yang duduk di tepi kasur sembari memegang tangan ibu angkatnya itu.
"Sabarlah sayang, Mama hanya tertidur. Sebentar lagi pasti akan bangun," Ucap Rain meyakinkan Abbiy.
"Bukankah Abbiy harus pergi ke pesta ulang tahun Aletha?"
"Tapi Abbiy ingin menunggu Mama bangun,"
"Tak apa Abbiy, ada Papa yang akan menunggu Mama. Pasti Kakak Vio sudah menunggu, ayo datanglah ke acara temanmu. Aletha pasti kecewa jika sahabatnya tak datang," Rain mengecup dahi Abbiy penuh kasih sayang.
"Baiklah, berjanjilah untuk menjaga Mama," Abbiy mengajukan jari kelingkingnya, dan disambut dengan jari kelingking Rain menandakan sebuah kesepakatan.
"Sekarang pergilah, Bersenang-senanglah sayang," Rain mengecup dahi Abbiy sekali lagi. Anak menggemaskan itu segera berjalan keluar.
Rain menghela napas, merubah wajahnya kembali murung.
"Aeera...,bangunlah...,"
Beberapa menit kemudian ia membuka matanya.
Rain menawarkan apapun, namun wanita itu menolak.
Tiba-tiba ia bangkit dan menarik tangannya. Tanpa penolakan, Rain diajak menuju bibir pantai.
Jujur, tangannya sedikit bergetar. Namun Wanita itu terus menggenggam tangannya memberikan rasa hangat dan nyaman yang tak dapat dijelaskan.
Genggaman tangan Aeera hari ini terasa sangat berbeda.
Tiba-tiba wanita itu menangkup wajahnya.
"Mengapa kau takut? Apa kau lupa saat kau kemari dengan berani untuk membawaku pulang waktu itu? Mengapa sekarang berbeda?" Wanita itu tersenyum.
"Apapun itu, aku hanya ingin mengucapkan terimakasih. Bagiku kau adalah malaikat penyelamatku,"
"Terimakasih sudah membuktikan bahwa bintang-bintang yang bertaburan ini memang indah. Apakah ini berkah? Hari ini para bintang benar-benar seperti menyambutku, "
"Jangan takut, aku ada di sini. Aku tak akan meninggalkanmu,"
Tatapan mata wanita itu benar-benar membuatnya nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...