20 : Rahasia

158 23 7
                                    

Happy reading!

2 bulan kemudian

••••

Hari terus berganti, kandungan Aeera semakin membesar. Bahkan ia kesulitan untuk berjalan, karena bobotnya yang juga naik drastis. Namun Aeera bahagia karena itu artinya bayinya tumbuh dengan sehat.

Rain pun semakin protektif, lebih dari sebelumnya. Bahkan ia harus meminta izin kemanapun ia akan pergi. Jika Rain berkata tidak, maka ia tak akan diperbolehkan untuk pergi. Kadang ibu berbadan dua itu sangat kesal dengan kelakuan suaminya.

"Sayang, aku akan pergi ke kantor. Jaga dirimu dan anak kita ya," Ucap Rain sudah siap dengan pakaiannya.

Pria itu mengecup kening istrinya, seperti biasanya.

"Tuan Puteri, papa berangkat kerja dulu ya. Jangan nakal, dan jaga Mama mu ya? Tumbuhlah dengan sehat, sayang," Rain mengelus lembut perut buncit Aeera, dan kemudian mengecupnya.

Tiba-tiba Rain merasakan sebuah pergerakan.

"Sayang, lihat. Ia semakin lincah sekarang," Rain kembali mengelus perut Aeera.

Ini peristiwa langka, tak hanya pergerakan bayi mereka. Namun juga senyuman lebar seorang Rainer. Aeera tak pernah melihat Rainer tersenyum sebahagia itu.

"Ya, malaikat kita tumbuh dengan baik,"

"Baiklah, aku harus segera pergi. Jaga dirimu sayang,"

Rain segera berbalik pergi.

Setelah pria itu menghilang, Aeera segera mencari sebuah kontak di ponselnya.

"Aku akan segera kesana,"

~~~

"Apa Nyonya yakin pergi diam-diam tanpa sepengetahuan Tuan? Saya takut jika--"

"Tenanglah, kau tak perlu takut. Aku yang akan menjaminnya," Aeera tersenyum tipis.

"Memangnya kenapa Nyonya harus berbohong? Bukankah nyonya hanya ingin bertemu dokter?"

"A-aku hanya..., Aku hanya ingin memeriksakan kandunganku lebih cepat. Aku tak ingin mengganggu pekerjaan nya,"

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di rumah sakit.

"kau tunggu di sini, biarkan aku masuk sendiri," Ucap Aeera yang diangguki Vio.

~~~

"Bagaimana keadaanku?" Tanyaku berusaha tak mengubah raut wajahku menjadi khawatir.

"Tidak semakin buruk, namun juga tidak ada kemajuan," Jawabnya.

"Apa memang ini benar-benar tak bisa disembuhkan?"

Pria berjas putih itu menggeleng. "Ini memang sulit. Tapi jika kau rajin melakukan perawatan, maka pasti ada keajaiban," Pria itu tersenyum tipis.

"Baiklah, terimakasih. Kalau begitu aku permisi," Aku segera beranjak untuk pergi, namun pria itu menahan tanganku.

"Apa kau benar-benar tak ingin memberi tahu kan suamimu?"

PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang