Happy reading!!
••••
"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda,"
Rain yang tengah fokus dengan laptopnya seketika menghentikan aktivitasnya. "Siapa dia? Apa dia telah membuat janji sebelumnya?"
"Belum tuan. Tapi ia bilang Tuan adalah sahabat karib nya,"
Tiba-tiba Rain tersenyum.
Ah, bedebah itu.
"Biarkan dia masuk,"
"Baik tuan,"
"Hei bro!" Pria berambut gondrong ikal itu membuka kedua tangannya mengharap pelukan hangat.
Rain segera bangkit dan membalas pelukannya sambil tertawa ringan. "Steff? Kapan kau kembali dari tugasmu?"
"Baru kemarin, dan aku memutuskan untuk mengunjungimu. Aku merindukan kekasihku yang satu ini," Goda pria itu dan dibalas tepukan sedang di bahunya oleh Rain.
"Bagaimana dengan pekerjaan mu? Mengapa kau malah di rumah? Seharusnya kau melayani pasien-pasien mu,"
"Hei, aku juga manusia. Aku butuh istirahat. Aku hanya mengambil cuti sebentar untuk menyelesaikan masalah di perusahaan ku sendiri,"
"Wah, memang Rain dari dulu tak pernah mengecewakan. Tidak salah jika orang tuamu memberikan kepercayaannya kepadamu," Steff merangkul sahabatnya itu dengan erat.
"Ya, dan itu adalah hal yang sulit," Rain tersenyum tipis.
"Bukankah tidak sulit lagi? Sekarang kau memiliki pendamping hidup yang baru,"
Rain menatap Steff bingung dengan maksud kalimatnya.
"Apa maksudmu," Rain tertawa ringan.
"Hei, ayolah dia calon istrimu. Apakah kau lupa dengannya?"
"Steff, berhentilah bergurau. Aku tidak memiliki calon istri," Rain menepuk pundak Steff dan kembali ke meja kerja nya.
"Benarkah? Bagaimana dengan gadis yang kau bawa itu? Eum....Aeera. Ya, gadis yang kau ceritakan tempo lalu,"
Rain menghentikan aktivitasnya.
"Hei, sepertinya kau salah paham. Aku membawa gadis itu kemari untuk menjadi ibu dari anakku, bukan menjadi istriku. Maksudku untuk mengurus anakku, sudah seminggu Abbiy mengigau dan mencari ibunya. Aku kasihan kepada anakku,"
"Ah begitu? Wah Rain, kau memang sangat pintar memainkan perasaan wanita. Bagaimana jika wanita itu tahu jika kau hanya mempergunakannya sebagai 'babysitter' dari anakmu? Ia pasti akan sangat kecewa," Ucap Steff mengompor.
"Tidak akan, toh dia juga tak peduli dengan ku. Wanita seperti dia hanya senang dengan hartaku, mana mungkin ia akan peduli dengan fakta jika ia hanya pengurus anakku? Dia hanya akan peduli dengan hartaku. Asal ada harta, semuanya teratasi," Jawab Rain sambil jarinya menari-nari di atas keyboard laptop.
" Wah, aku merinding Rain. Aku takut omonganmu itu akan menjadi boomerang terhadapmu sendiri! Bagaimana jika....kau yang menyukai gadis itu?" Tanya Steff girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...