45

400 36 11
                                    

Arin, Tania, Erika, Fadhel, Lucky dan Dafa duduk di depan tenda.
Tenang, cuma di depan tenda ko.

Oh iya kalian bingung ya kenapa Arin sama Fadhel bisa sekelompok bareng Tania, Erika, Lucky sama Dafa?
Jadi tuh sebelum camping, kelompoknya di ubah lagi.
Karna banyak nama yg sama dan ada nama yg belum di cantumin. Hehe...

.

.

"parah banget tuh anggota OSIS, gua kan penakut, pake segala nakut nakutin anjir"
Erika sedari tadi mengoceh tidak berhenti - berhenti soal OSIS yg menakut - nakutinya dengan suara kunti.

"mon maap. Luh udah ber ulang - ulang ngomong gitu rik. Ga cape mulut luh? Ga seret tuh tenggorokan? Gua yg denger luh aja cape rik"
Kata Tania yg ada di sebelah Erika.

"ya abis gua kesel" Erika mengerucutkan bibir nya.
Dafa hanya tertawa kecil melihat tingkah laku pacarnya itu.

plak

"mana banyak nyamuk lagi ah elah" gerutu Erika sambil menepuk tangan nya yg di gigit nyamuk.

Dafa merogoh kantong sweater nya.
Mengambil benda yg ingin dia ambil dan membuka bungkus nya.
Habis itu dia berjalan ke arah Erika dan jongkok di depannya.

"biar ga di gigit nyamuk"
Dafa tersenyum ke Erika dan memakaikan lotion anti nyamuk yg dia ambil di kantong sweaternya tadi.
Erika tersenyum melihat Dafa.

Arin dan Tania saling bertatap - tatapan melihat tingkah Dafa "ihhh"

"bukan muhrim bego luh" Tania mendorong jidat Dafa menggunakan telunjuk nya hingga dia terjungkal ke tanah.

"tan ihh" kesal Erika.
Dia pun langsung membantu Dafa membersihkan tanah yg menempel di pakaian nya dan memberikan lotion anti nyamuk tadi ke Erika.

Lucky dan Fadhel yg melihatnya tertawa kecil.
Dafa pun kembali duduk di dekat Lucky.

"Arin Tania Fadhel ini hp kalian ya?" seorang anggota OSIS datang menghampiri mereka.

Mereka mengecek ponselnya.
"iya" jawab mereka kompak.

Kenapa dia tau itu ponsel milik Arin, Tania dan Fadhel?
Yaiyalah kan sebelum di kumpulin tuh hp udah di tempelin nama di belakang ponsel nya hehe:')
Lagian ponsel nya kan udah di pisah sesuai kelompok.

"nih tadi ada yg nelpon"
Dia pun memberikan ponsel tersebut.

"nanti kalo udah kasih gua lagi ya"
Mereka bertiga mengangguk.

Mereka pun melihat log panggilan.
Pas Fadhel membuka log panggilan, dia memutar bola matanya malas.

"siapa dhel?" tanya Dafa sambil menarik ponsel milik Fadhel.

"dih? HAHAHA" tawa Dafa kencang.

"eh berisik luh"

"eh iya maap maap. Abis ngakak" lanjutnya tertawa lagi tapi kecil.

"siapa si anjir? Coba liat" Lucky menarik ponsel Fadhel.

"lah?"

"siapa?" tanya Erika

"Luna"
Arin dan Tania langsung menengok ke Lucky.

"udah sini ah" Fadhel mengambil ponselnya.
Dia langsung menelpon mamah nya.
Karna mamah nya juga tadi menelpon nya.

Setelah selesai menelpon, mereka pun mengembalikan ponsel tersebut ke anggota OSIS tadi.

.

.

"anjir. Luh nyium ga?" tanya Tania

"demi apa iya" jawab Dafa panik.
Bukan cuma Dafa aja yg panik, tapi Erika juga.

Erika langsung menarik dan memeluk tangan Tania dan Arin.
Dafa meremas tangan Lucky.

"ehh jangan nakutin dong ah" rengek Erika

"sakit anjir" kata Lucky berusaha melepas tangan Dafa.

"laki bukan si luh? Masa nyium bau melati aja takut luh bego"

"sakit ah elah"

"jangan mepet - mepet sama gua. Ntar di kira orang gua belok"

"batu nih anak dibilang jangan mepet - mepet juga"
Lucky mengomeli Dafa sedari tadi.
Tapi Dafa masih menempel pada Lucky.

Lucky menyentil kening Dafa.
Yg disentil mengaduh sakit.

"udah anjir. Kenapa jadi pada takut? Luh lupa emang di belakang tenda ada pohon nya?" ucap Arin.

"lah iya anjir" jawab Tania

"dih stres luh pada"
Mereka hanya tertawa mendengar ucapan Arin.

"eh btw makan singkong bakar enak nih" timbrung Dafa.

"singkong bakar pala luh pitak"
Sinis Tania.

"sini badan lu gua jadiin singkong bakar" lanjutnya.

"anjir serem" jawab Dafa

"lagian luh mah ngadi - ngadi aja. Singkong dari mana coba?"

Dafa berdiri dan lari ke tendanya.

"ngapain tuh bocah?"
Yg lain hanya mengangkat bahu nya tidak tahu.

Tidak lama kemudian Dafa balik lagi dengan membawa kantong keresek hitam.
Dia meletakkan nya di tanah

"apaan tuh"
Tanya Fadhel dan melihat kantong keresek tadi.

"wihhh singkong"
Antusias Lucky

"hah?"
Kompak Arin, Erika dan Tania.

"dia bawa singkong anjirrr" kata Lucky sambil tertawa ngakak.

"hah?"

"buset niat banget luh daf" Tania ikut tertawa ngakak.

Bengek banget lagian tuh anak.
Niat banget bawa singkong dari rumah nya wkwk.

"mau bakar dimana? Api unggun disana rame" kata Fadhel.
Dia memang tidak suka tempat yg ramai.

"yaudah bikin api unggun aja sih disini. Gausah gede - gede" jawab Erika.

"lah tumben otak luh encer"

"iyalah otak nya encer. Ini kan menyangkut makanan. Ya ga rik?" lanjutnya

"yoiii"

"korek nya mana bege?"

"bentar gua minjem sama anggota OSIS" Dafa berlari untuk meminjam korek.

Mereka pun membuat api unggun di depan tenda dan mulai membakar singkong tadi.

"parah wangi bangettt"

"gila luh mah niat daf wkwk"

"niat banget parahh"
Mereka tertawa dengan tingkah Dafa yg terlalu niat membawa singkong dari rumah.












Tbc!

FADHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang