2

5.7K 224 4
                                    

"bye the way disini tuh anak cewek nya boleh pake celana ga sih?" arin membuka obrolan.

tania berfikir sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan arin tadi.
"setau gue sih boleh ya. Soalnya ada beberapa anak cewek juga yg pake celana ko" jawabnya.

"kenapa emangnya rin?"

"gapapa sih nanya aja"
jawab arin sambil tersenyum dan lanjut melahap siomay nya.

Setelah beberapa lama kemudian bel pun berbunyi kembali, menandakan kalau waktu istirahat sudah habis.
Mereka pun pergi menuju kelas.
Iya mereka ber enam satu kelas, tidak heran bukan kalau saling sapa dan kenal satu sama lain.

Baru saja mereka mau masuk kelas, tapi tiba-tiba ada satu anak perempuan sedang berlari dan kemudian tidak sengaja menabrak punggung fadhel dengan cukup keras.

brugh
Terdengar juga suara punggung fadhel yg tertabrak perempuan tadi.

"aduh"
fadhel cukup kaget, otomatis mereka ber enam menengok ke belakang.

"aduh. Maaf dhel gue ga sengaja sorry banget"
kata perempuan tadi sembari memegangi keningnya yg lumayan sakit karena menubruk punggung fadhel.
Pasalnya perempuan tadi sedang berlari-larian dengan temannya, mereka juga memang masih satu kelas.

"maaf ya dhel"

"iya"
Habis itu mereka pun lanjut jalan ke kelas.

Wajah arin seperti membeku dengan kerutan alis yg sangat terlihat.
"loh? Tadi bukannya?..." Batin arin.

"rumah lo jauh dari sekolah rin?" tanya erika yg baru saja mendudukkan dirinya di bangku.

"ya lumayan sih"

"lo di anter jemput atau bawa kendaraan sendiri?"

"sementara ini sih di anter bokap nanti balik baru di jemput sama nyokap, nanti kalo gue udah tau jalan baru deh bawa kendaraan sendiri"

"hah? Emangnya lo gatau jalan?"

arin mengangguk sebelum menjawab pertanyaan erika tadi.
"iya. Gue kan tinggal disini baru dua mingguan jadi belum hafal banget jalan jalan di daerah ini"

"oh lo baru pindah rumah juga apa gimana?"

"buset rik pertanyaan lo kaya wartawan deh, ga abis abis" sahut tania dari belakang yg sedari tadi mendengarkan percakapan arin dan erika.
arin pun tertawa melihatnya.

"yakan gue pengen tau tan, siapa tau kita bisa jadi temen yg lebih deket kan?!" jawab erika.

"terus terus gimana rin?"
Lanjutnya masih bertanya.
tania hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak heran dengan anak satu ini, dia suka sekali bertanya.
Rasa keingin tahuannya sangat tinggi.

"gue sama keluarga emang baru pindah rumah sekitar dua mingguan, makanya gue bilang gue belum hafal sama jalannya"

"oh gue kira lo cuma pindah sekolah doang, ternyata lo emang baru pindah rumah juga disini"
arin pun mengangguk iya.
erika mengerti sekarang kenapa arin bilang dia tidak hafal jalan.

"sorry banget ini gue lancang, gue cuma mau tanya, cowo yg barusan di tabrak ko bisa ngomong deh? Bukannya lo bilang di kantin dia bisu? Sorry ya kalo pertanyaan gue ga sopan"
oh jadi ini yg membuat wajah arin membeku dan heran tadi.

"HAH?" tania dan erika sangat terkejut dengan pertanyaan arin barusan.
Mereka berdua pun tertawa luamayan kencang.

"jadi lo ngira kalo dia beneran bisu rin?" kata tania dengan masih tertawa.

"eh? Emang ga bisu beneran?" tanya arin lagi.

"ya engga lah arin, gila ya gue ngakak banget deh"

"oh engga. Tadi gue kira dia emang bisu beneran soalnya dari tadi pas di kantin ga ngomong sama sekali"

FADHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang