mini market.

39 9 134
                                    

'Cakra lagi masangin earphone ke telinga kamu.'

Aku hampir berteriak dan terjatuh. Tapi ingat kalau aku sedang dalam posisi hendak tidur, aku berusaha semaksimal mungkin agar tidak bergerak.

Suara itu lagi?

Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku mendengarnya.

Eh, aw.

Aku merintih di dalam hati, merasa geli seketika. Seperti ada sebuah jari telunjuk mengenai ujung wajahku.

Siapa itu?

Cakra?

Kemudian, dalam posisi yang masih tertidur, aku merasakan rambut panjang yang menghalangi telinga bagian kiriku, disibakkan dengan lembut ke belakang telinga. Tubuhku terasa kebas, suhunya pasti sudah turun sekarang.

Tidak lama, kurasakan satu buah earphone tiba-tiba saja sudah menempel di depan telingaku. Aku masih berusaha diam, menunggu yang terjadi selanjutnya.

Lima detik aku menghitung, sebuah lagu berbahasa jepang terputar di kedua buah earphone. Aku tidak tahu lagu apa itu, yang kuingat, nadanya sangat menenangkan dan cocok untuk dijadikan pengantar tidur.

Aku membuka mata perlahan, melirik ke samping. Cakra sedang tersenyum sekarang, bagian earphone yang satunya lagi ternyata menempel di telinga kirinya. Menyambungkan jarak di antara kami.

Em ....

Tubuhku sudah terasa hangat sekarang.

.

Aku benar-benar ketiduran. Saat terbangun, bis sedang berjalan di jalan tol. Teman sebangkuku masih mendengkur. Padahal dia seorang perempuan.

Cakra juga ketiduran. Rambutnya sampai menjuntai-juntai ke arahku. Tapi kabel earphone itu masih terpasang di telinga kami masing-masing.

Aku memperbaiki posisi duduk, meluruskan pandangan tepat ke sebelahku. Kuperhatikan orang yang sedang tertidur pulas di depanku itu.

Hng, tanganku mendadak terasa gatal, seperti ingin melakukan sesuatu. Dan akhirnya dengan refleks, aku kelepasan menyentuh rambutnya.

Ih, lembut banget.

Karena keenakan, aku terus mengusap-usap rambutnya Cakra hingga lupa diri.

Kek lagi ngusap-ngusap bulu kucing.

Di saat itu, kepalanya tiba-tiba bergerak. Gerakan tanganku spontan terhenti, tapi kulihat matanya masih tertutup.

Huh ....

Gawat, aku masih penasaran dengannya.

Memanfaatkan Cakra yang belum terbangun juga, aku iseng menusuk-nusuk pipinya dengan jari telunjuk. Seperti menyuruhnya bangun. Dan benar saja dia langsung terbangun.

Eh?

Ketika jariku masih berada di pipi kanannya, kedua kelopak matanya perlahan terbuka. Hening sebentar, tindakanku belum diketahuinya.

Kemudian ....

Kepalanya bergerak ke arahku. Satu detik berlalu, di tengah aksi pandang-memandang, kulihat seluruh wajahnya langsung memerah. Aku melihat perubahannya sendiri. Sangat cepat sekali.

Duk!

Ponselnya terjatuh. Kabel earphone terlepas. Cakra panik.

Aku seketika imprup. "Hai, pa—"

Duk!

Aku ikutan terjatuh!

Karena terlalu banyak bergerak, aku sampai lupa kalau kakiku sedang berada di atas bangku. Jadinya insiden jatuh yang tak layak dilihat pun terjadi—

Terjadi tepat di hadapan crush sendiri.

Ah ....

Cakra, ih. Jangan liat ke sini.

Aku malu.

.

'Cakra lagi di mini market sekarang.'

Eh?

Aku baru saja tiba di mini market saat suara itu mengintrupsi salah satu telingaku. Mini market? Di man—

"Eh, April?" Terlihat Cakra yang baru saja membayar pesanannya di kasir. Tidak jauh dari posisi berdiriku. Pandangannya mengarah padaku yang baru meloloskan diri dari pintu. "Kok ke sini?"

Aku kelabakan. Tidak lho, tidak. Aku memang mau ke sini tadi. Bukan karena si bisikan!  "Lah. Terserah akulah."

"Gak ke toilet?"

"Gimana?"

"Biasanya cewek-cewek pada langsung ke toilet kalau udah nyampe rest area."

"...."

Saat itulah aku menyadari satu-satunya benda yang bersembunyi di dalam kantung kresek putih yang dipegangnya itu adalah sebuah es krim.

"Es krim itu buat siapa?"

"Bukan buat siapa-siapa."

Aku merasa kalau dia ngambek.

....

Eh, bentar. Jangan-jangan ....

Ih.

Harusnya aku ke toilet aja tadi!

cakra & april. [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang