27. Bagian Pertama

19 3 2
                                    

Play now • One Direction - Steal My Girl (cover by Lilian)

***

Kalo ada typo tolong diingetin
Selamat membaca

***

Di bagian pertama ini mungkin tak terlalu penting, tapi aku tetap ingin menuliskannya.

✿✿✿

1/1/2015

Dear Diary,
Ini kali pertamanya aku menuliskan sesuatu di dalam buku, sebelumnya aku tak pernah lakukan itu. Entahlah, aku tak terlalu suka berbagi tentang perasaan ku di buku, aku lebih suka berbagi sama Ary. Tapi, ... yang aku tangkap saat ini adalah, gak semua hal bisa aku bagi sama Ary. Ada beberapa yang harus aku benahi untuk diri sendiri. Tapi, gak selamanya kan aku bisa memendam sendirian?

Arkan telah selesai membaca satu halaman, ia membuka halaman selanjutnya.

3/2/2015

Dear Diary,
Sejauh ini gak ada sesuatu yang bisa aku bagi sama kamu, jadi aku membagi semua sama Ary. Maaf ya.

Hanya itu? Arkan membuka halaman selanjutnya, ia hampir membacanya tapi urung ketika mendengar suara erangan yang berasal dari ranjang. Arkan bangkit dan mengecek apa yang membuat tidur Zahra terganggu.

Proses kemoterapi sudah selesai sejak 1 jam yang lalu. Niat hati ingin pulang dan beristirahat di rumah, tapi tubuh Zahra tak bisa diajak bekerja sama. Ia hampir tumbang saat turun dari ranjangnya, untungnya Arkan dengan sigap menangkap tubuh Zahra.

Dokter yang mengetahui hal itu tak memberikan izin kepada keduanya untuk pulang, Zahra diminta untuk tetap beristirahat di sana sampai besok pagi. Jika seperti ini caranya, bisa-bisa Zahra tidak akan diizinkan berangkat sekolah oleh papanya.

"Ra kenapa?" tanya Arkan khawatir ketika melihat Zahra bangun dari posisi tidurnya.

"Perut Zahra mual," ucap Zahra sambil memegangi perutnya, kemudian dia turun dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi.

"Ra, are you okay?" tanya Arkan sambil berjalan dibelakang Zahra.

Zahra berdiri di depan wastafel dan dengan posisi membungkuk ia memuntahkan seluruh isi perutnya yang berupa cairan. Arkan yang melihat itu segera memanggil dokter dengan menekan tombol khusus yang disediakan di ruangan itu.

Ia kemudian berlari menuju kamar mandi dan memegang leher bagian belakang Zahra lalu memijatnya perlahan. Rambut Zahra terjatuh ke wajah, sebagian ujungnya terkena muntahan itu, dengan telaten Arkan mengikat rambut Zahra.

Zahra menegakkan tubuhnya setelah membasuh wajahnya dari sisa-sisa muntahan itu, ia berbalik menghadap Arkan.

"Masih mual, hmm?" tanya Arkan sambil membersihkan rambut Zahra yang terkena muntahan.

Zahra mengangguk lalu berbalik dan bersiap memuntahkan lagi sesuatu yang bergejolak aneh dalam perutnya.

"Zahra," panggil dokter ketika sampai di kamar rawat Zahra.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang