Play now • Ruri Repvblik ft. Cynthia Ivana - Pesan dari Hati
***
Kalo ada typo tolong diingetin
Selamat membaca***
Sikap kamu aneh banget hari ini. Ada apa? Apa yang kamu sembunyikan? Apakah aku gak berhak tau masalah kamu?
✿✿✿
Hening, canggung, tegang, semua begitu tak mengenakkan hari ini. Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Tangan Kiran tergerak menyalakan lagu agar suasana tak terlalu tegang. Ia memutar lagu pesan dari hati milik Repvblik ft. Cynthia Ivana.
Ary menoleh. "Kenapa lagu itu, by?" tanya Ary memanggil Kiran dengan kata 'by' membuatnya melayang seketika.
"Gapapa, pengen aja," jawab Kiran asal.
Ary kembali fokus menyetir, sedangkan Kiran menoleh ke arah Ary dan menatapnya dalam.
"Kenapa?" tanya Ary tanpa menoleh, membuat Kiran berjengit kaget.
Kiran memegang dadanya dan mengelusnya. "Bikin kaget aja," ucap Kiran sambil terus mengelus dadanya yang berdebar.
Ary tak merespon apapun, dia kembali fokus menyetir. Kiran mendengus kesal, ia menoleh ke arah jendela dan menatapi pemandangan jalanan dari sana.
Aneh dan begitu membingungkan. Kemarin Ary tampak baik-baik saja, tapi kenapa hari ini dia terlihat berbeda? Adakah sesuatu yang disembunyikan?
***
"Arkan, ihh udah sana berangkat sekolah!!"
"Gamau, Ra!"
"Heh, buku tugasku kan harus dikasih ke Vara, kasian dia pasti udah nungguin!" ucap Zahra sedikit panik.
"Udah aku fotoin tadi, gak usah khawatir gitu."
"Ya udah sana berangkat!"
"Aku gamau berangkat, Ra. Udah terlanjur kasih surat izin ke sekolah," ucap Arkan membuat Zahra melotot seketika.
"Whatt?! Kok gitu sih?" tanya Zahra lalu mengerucutkan bibirnya kesal.
"Aku mau nemenin kamu disini," ucap Arkan membuat Zahra tersenyum geli.
"Gak perlu, Arkan. Di sini kan ada bi Dilsah, ada Papa, ada suster Fitri juga," ucap Zahra membuat suster Fitri yang tadinya fokus dengan obat-obatan di tangannya kini beralih menatap Zahra karena namanya disebut.
"Zahra butuh sesuatu?" tanya suster Fitri.
Zahra menggeleng.
"Gamau tau, pokoknya aku mau nemenin kamu disini!" ucap Arkan bersikukuh membuat Zahra mengerucutkan bibirnya.
"Zahra, ini obatnya diminum dulu," ucap suster Fitri lalu menyerahkan obatnya kepada Zahra.
Zahra menerimanya dan meminumnya satu persatu. Arkan yang melihat itu merasa sedikit … entahlah.
"Enak, Ra?" tanya Arkan penasaran.
Zahra menggeleng begitu pula dengan suster Fitri yang mendengar pertanyaan yang sebenarnya tak perlu ditanyakan karena sudah jelas jawabannya.
"Yang namanya obat gak ada yang enak lah, Arkan," ujar Zahra diakhiri kekehan geli.
"Ada," ucap Arkan membuat Zahra menaikkan salah satu alisnya.
"Obatnya anak kecil, itu yang sirup."
"Sekarang obatnya anak kecil pun pahit, Arkan," sahut suster Fitri.
"Iyakah?" tanya Arkan tak percaya.
Zahra memutar bola matanya malas, sudah dijawab tapi malah tidak percaya. Dasar!
"Tidur!" titah Arkan membuat Zahra mendengus.
"Gak mau! Entar aja!"
"Sekarang Zahra. Istirahat, kan tadi abis minum obat," ucap suster Fitri.
"Nah tuh dengerin kata suster Fitri!"
"Dih kok ngegas sih?" tanya Zahra memanyunkan bibirnya.
"Mana ada ngegas!"
"Lah itu," ucap Zahra.
"Udah, udah sekarang tidur," ucap Arkan lalu bangkit dan menghampiri Zahra.
"Iyaa."
***
Kiran tengah duduk sendirian di kantin, tangannya terus saja mengaduk-aduk minuman di depannya. Ia tak berniat meminumnya sama sekali. Padahal saat berada di kelas tadi ia sangat kehausan seperti tidak minum selama sebulan, tapi rasa hausnya lenyap ketika Ary meninggalkan kelas tanpa memberitahunya.
Hembusan nafas kesal terus saja terdengar, ia benar-benar merasa bosan. Tak ada Ary disini dan dua temannya entah pergi kemana, mereka tiba-tiba lenyap begitu saja setelah Kiran berpacaran dengan Ary.
Kesal, bosan, bingung, semua menjadi satu, membuat Kiran benar-benar merasa jenuh dan ingin melakukan sesuatu yang bisa membuang rasa bosannya. Andai saja ada dua temannya disini, dia tak akan merasa bosan seperti ini.
'Kalo kaya gini, lama-lama gue bisa mati bosen!' Kiran berucap kesal dalam hatinya.
Memang benar, saat kita hanya diam dan merasa bosan maka kita ingin sekali melakukan sesuatu untuk membuang kebosanan itu, akan tetapi terkadang kita tak tau apa yang harus dilakukan. Sehingga biasanya kita akan terus diam dan tak melakukan apapun.
Kiran bangkit dari duduknya dan menghampiri ibu kantin, ia memberikan uang pas untuk membayar minuman yang dipesannya tanpa diminum itu. Setelahnya ia berjalan entah menuju kemana, ia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah.
✿✿✿
#HaiHai
Bagaimana kabar kalian? Semoga baik ya😉
Bagaimana perasaan kalian saat baca part ini?Iya. Aku tau kok part ini pendek, gak kayak biasanya, hehe. Maaf ya, aku lagi kurang enak badan. Beberapa hari terakhir ini insom ku kambuh dan akibatnya badan aku drop. Tapi, aku gapapa kok, cuma lemes aja dan seharian gak bisa bangun dari tempat tidur.
Next part deh, mungkin akan panjang seperti biasa. Doakan saja🤭
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you next part
Love
HarlinaPutri❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionCover by : @nidahfzh_ Seorang anak kecil bergaun putih susu itu berjalan mendekati sahabatnya yang tengah duduk di tepi danau sambil memandangi bintang. "Kamu masih suka bintang?" tanyanya kepada sahabatnya. "Sampai kapanpun aku akan selalu suka sam...