2. Diary Yang Hilang

74 17 12
                                    

Kalau ada typo tolong diingetin🙏
Selamat membaca.

***

Rasanya separuh hidupku melayang kalau buku itu hilang. Disana, semua rahasia tentangku tersimpan rapi, sangat rapi. Akan tetapi bagaimana sekarang? Apakah masih bisa dikatakan rapi, tanpa ada yang mengetahuinya selain aku dan Tuhan?

***

Laki-laki itu menimang, apakah dia akan membaca isi diary itu atau tidak? Ia bingung. Separuh hatinya memintanya untuk membacanya, akan tetapi ia ingat pesan seseorang.

Dia menghembuskan nafasnya gusar. 'Astaga, lo itu kenapa sih? Masa cuma gara-gara buku diary doang lo jadi galau gini?!?!' Dia bangun dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi di kamarnya, memilih untuk menyegarkan diri.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, dia keluar dan matanya langsung tertuju kepada buku diary yang tergeletak manis di kasurnya.

"Arrhhss." Ia kemudian mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Kakak lagi ngapain geleng-geleng begitu?" tanya seorang wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu kamar.

"Paling lagi dzikir dia, Bun!!" ucap seseorang yang berdiri di belakang wanita itu, kemudian masuk dan langsung berbaring di kasur kakaknya.

"Iya. Dzikir liat kelakuan lo yang gak ada sopan-sopannya sama kakak sendiri!!" cibir laki-laki itu.

Sedangkan yang di cibir hanya nyengir lebar menampakkan deretan giginya yang rapi. Bunda, masuk ke dalam kamar dan duduk di sebelah putrinya. Sampai akhirnya, matanya menangkap sesuatu.

Tangannya terulur untuk mengambil buku tersebut, kemudian bertanya kepada putranya.

"Kak, sejak kapan kakak suka nulis di buku diary??" tanya sang Bunda, membuat putranya yang tengah bercermin tersentak kebelakang karena terkejut.

Sang adik langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk, kemudian menatap kakaknya penuh tanda tanya.

"Eh itu.... eumm punya...." ucapannya terpotong oleh suara adiknya.

"Aerilyn Zahrany. Siapa kak? Temen kakak? Kok ade gak tau?" tanya sang adik.

"Satu-satu nanyanya de?!"

"Itu tadi waktu di gramedia, kakak ketemu sama cewe, tapi gak tau siapa. Kita berdua itu gak sengaja tabrakan dan dia jatohin buku itu. Waktu mau dikembaliin malah orangnya udah gak ada." ucapnya panjang lebar.

Adiknya bergidik ngeri. "Jangan-jangan itu setan, kak?"

"Jangan ngaco deh lo!! Mana ada setan bisa nabrak cowok ganteng kaya gue?!?!"

"Dih sok kegantengan!!"

Saat laki-laki itu mau membuka mulutnya, sang Bunda mengangkat tangannya tinggi-tinggi, mengisyaratkan agar mereka tidak berdebat.

"Bunda gak mau denger perdebatan kalian malem ini!! Bisa???"

"Maaf bunda." ucap keduanya berbarengan.

Sang bunda mengangguk. "Kak besok kalau ketemu sama orangnya lagi jangan lupa bukunya di balikin!!"

"Iya bunda besok kakak balikin."

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang