Kalau ada typo tolong diingetin..
Selamat membaca.***
Setelah insiden itu, entah kenapa gue ngerasa tertarik sama lo. Ada sesuatu di dalam diri lo yang gak banyak orang tau. Dan gue ingin masuk ke dalam dunia lo!!
***
Prangg.
"Ary awas!!!" seseorang berteriak kencang ketika Ary berlari kencang dari arah pintu masuk kelas.
"Awww."
"Shhhh, aduh!"
Semua aktivitas di dalam kelas itu langsung berhenti begitu saja, melihat Ary sudah terduduk menyender di pintu kelas, dan Kiran yang terjatuh dengan posisi duduk. Kaki kanannya menginjak pecahan vas bunga dan darah tak henti-hentinya keluar.
Ary langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Kiran.
"Lo gapapa??" wajah Ary langsung berubah menjadi sangat pias saat melihat darah di kaki Kiran.
Hening. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Kiran. Semua orang juga hanya diam menunggu jawaban Kiran. Tapi, tetap saja tidak ada respon yang diberikan.
"Gue bawa lo ke UKS aja ya?? Luka lo harus diobatin!!" Ary langsung menggendong Kiran ala bridal style.
***
"Gimana bu, lukanya gak dalem kan?? Gak perlu dijahit kan?" Ary terus saja bertanya tiada henti.
"Gak papa Ary. Itu cuma luka sobek aja, sobeknya pun gak terlalu lebar dan dalam. Jadi, gak perlu dijahit. Dua atau tiga hari bakal sembuh, asalkan gak kena air." Bu Anggi selaku pembina PMR di sekolah itu menjawab pertanyaan beruntun dari Ary.
"Lah terus kalau saya mandi atau mau cuci kaki gimana bu??" Kiran bertanya kebingungan.
"Tenang saja ini pakai perban anti air. Jadi tidak apa-apa kalau kena air. Hanya perlu diganti secara rutin."
"Oh begitu bu. Terimakasih banyak ya, bu."
Bu Anggi mengangguk. "Ya sudah saya permisi dulu. Cepat sembuh ya, Kiran." setelahnya Bu Anggi benar-benar pergi meninggalkan Ary dan Kiran di UKS.
"Engghh.... sorry ya gara-gara gue kaki lo jadi luka."
Kiran yang tadinya menatap pintu tempat bu Anggi pergi, kini langsung menatap Ary dan tersenyum.
"Gapapa kok."
"Gimana sekarang masih sakit gak?"
"Udah gak terlalu sakit sih, tapi kayaknya kalau dibawa jalan bakal susah." Kiran berkata apa adanya.
"Kalau gitu nanti pas pulang sekolah, biar gue aja yang anterin gimana??" Ary menawarkan diri untuk mengantar Kiran pulang.
"Bukannya lo harus anterin Zahra??"
"Ada Vara atau Arkan yang bisa anterin dia pulang kok. Atau gue juga bisa minta tolong sama Kean dan Rei buat anterin Zahra." Ary berucap tulus, disertai dengan senyuman di bibirnya saat matanya berpapasan dengan mata Kiran.
Disana! Ada luka yang begitu dalam yang disembunyikan oleh Kiran. Ary bisa melihat itu melalui tatapan mata Kiran yang sendu.
"Makasih ya." matanya sedikit menyipit kala ia mengucapkan itu sambil tersenyum tulus.
"Haah?? Harusnya gue yang berterima kasih sama lo karena udah nolongin gue tadi. Makasih banyak ya!!"
Kiran hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionCover by : @nidahfzh_ Seorang anak kecil bergaun putih susu itu berjalan mendekati sahabatnya yang tengah duduk di tepi danau sambil memandangi bintang. "Kamu masih suka bintang?" tanyanya kepada sahabatnya. "Sampai kapanpun aku akan selalu suka sam...