19. Tidak Pantaskah Aku Bahagia?

23 5 2
                                    

Now playing. Bolbbalgan4 - To My Youth.

***

Kalau ada typo tolong diingetin.
Selamat membaca..

***

Kenapa semuanya jadi gini? Ya allah, tidak pantaskah aku untuk bahagia? Baru saja aku merasakan kehangatan dan kebahagiaan karena hari ulang tahun ku, tapi kenapa Engkau renggut secara paksa saat aku hampir menyentuhnya?

✿✿✿

Zahra berlari tak tentu arah dengan keadaan yang sudah sangat kacau. Jedai yang terlepas, high heels yang ia pakai entah ada dimana.

Kedua kaki telanjang Zahra berhenti melangkah di sebuah jembatan. Zahra melangkah mendekati pembatas jembatan, tangannya memegang erat pembatas itu. Ia memejamkan matanya yang tidak henti-hentinya meneteskan air mata.

"Arrrrrhhhhhgggsss!!" Zahra berteriak sekerasnya, meluapkan segala emosi yang ditahannya selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arrrrrhhhhhgggsss!!" Zahra berteriak sekerasnya, meluapkan segala emosi yang ditahannya selama ini.

"Kenapa semuanya jadi seperti ini? Ya Allah, apa Zahra gak pantas untuk menyentuh kebahagiaan?" Zahra berucap lemah.

Tubuh Zahra jatuh terduduk, tangannya masih mencengkeram erat pembatas jembatan. Air matanya terus mengalir deras di pipinya. Make up tipis yang dipakainya sudah hilang terkena air matanya.

Arkan melangkah mendekati Zahra. Sepertinya hanya ia yang menyadari Zahra pergi dari pestanya sendiri. Ia teriris melihat Zahra yang tengah menangisi orang yang sebenarnya tak pantas untuk ditangisi.

Ia mendudukkan dirinya di samping Zahra dengan posisi membelakangi pembatas jembatan dan menjadikannya sebagai sandaran. Ia menoleh ke arah Zahra yang masih terus menangis.

Beberapa menit berlalu dan suara tangisan Zahra mulai berhenti. Arkan menoleh ke arah Zahra.

"Udah selesai?"

Zahra tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia mendongkak dan menoleh ke samping kanan dan kirinya, mencari seseorang yang bertanya kepadanya. Dan ia menemukan Arkan yang tengah duduk menyender di pembatas jembatan sambil menoleh ke arahnya.

"Arkan?" gumam Zahra pelan tidak percaya melihatnya

"Sini!" Arkan menggerakkan tangannya dan merengkuh tubuh Zahra.

Tangisan Zahra yang tadinya sudah berhenti, kini kembali pecah di pelukan Arkan.

"Gapapa, Ra. Nangis aja kalo emang itu bisa mengurangi rasa sakit lo," ucap Arkan sambil mengelus-elus punggung Zahra.

"Arkan, apa gue gak pantes bahagia?" tanya Zahra sesenggukan.

Arkan mengeratkan pelukannya, seolah tak ingin Zahra pergi.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang