Now playing. Christina Perri-Human.
***
Kalau ada typo tolong diingetin..
Selamat membaca.***
Untuk yang kesekian kalinya. Lagi, lagi, dan lagi. Aku harus merasakan sakit yang teramat ketika melihatmu bersama orang lain. Perasaan macam apa ini?
***
Zahra berdiri mematung di depan ruang UKS. Matanya memanas. Perlahan dadanya terasa sesak. Ia mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. Ia memejamkan matanya kemudian menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengendalikan gejolak emosi yang perlahan menguasai hatinya.
"Sorry. Gue lama ya??" seseorang bertanya kepada Zahra.
"Iya lama banget sampe lumutan si Zahra!!" Vara menimpali ucapan Arkan ketika ia datang sambil membawa tiga buah buku.
"Apaan sih lo, baru dateng langsung sewot!!"
"Suka-suka gue dong!"
Arkan memutar bola matanya malas. "Lo juga lama. Padahal cuma ngambil buku di ruang guru doang!!"
"Biarin laa!! Sewot amat jadi orang!!!"
"Gimana gak sewot coba. Orang lo cuma ngambil tiga buku di ruang guru umum yang jaraknya cuma beberapa meter doang!!"
Vara menatap Arkan tajam, seolah mengibarkan bendera perang. Arkan pun tak mau kalah. Tatapan keduanya saling menghunus. Sedangkan Zahra? Ia diabaikan oleh keduanya.
Zahra bergeleng pelan, heran dengan kedua sahabatnya yang berdebat hanya karena masalah sepele. Ya, bisa dibilang tidak ada bedanya dengannya dan Ary. Zahra masih terus menatap keduanya yang masih melempar tatapan sengit satu sama lain. Ia melipat tangannya di depan dada, merasa jengah karena diabaikan.
"Dah laa gue cape, buruan yuk pulang!!"
Zahra menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya perang mata yang mereka lakukan berakhir.
"Nih ransel lo, Ra. Sorry ya gue lama ambilnya." Zahra mengangguk.
"Kuat jalan kan, Ra?" Vara bertanya khawatir. "Kalau gak kuat bilang aja, biar nanti Arkan yang gendong lo!"
"Gue masih kuat kok, tenang aja." Zahra tersenyum dengan wajahnya yang pucat.
"Ya udah yuk buruan kita jalan ke mobil!!" Arkan berjalan mendahului Zahra dan Vara.
"Woy!! Sabar napa!! Pelan-pelan dong!! Zahra kan lagi sakit!!"
Arkan menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan badannya menghadap Zahra yang sedang berjalan dengan di tuntun oleh Vara.
"Gak sabaran banget sih jadi orang!!" ucap Vara ketika sudah sampai di depan Arkan.
"Berisik!!!"
Ucap Arkan sarkas, lalu tanpa aba-aba ia melangkah menuju Zahra dan membopongngnya ala bridal style. Zahra yang diperlakukan seperti itu merasa terkejut dan mencoba meronta minta diturunkan.
"Diem, Ra. Nanti lo jatuh. Gak enak tau jatuh di lantai. Sakit!! Tapi kalau jatuh cinta itu enak."
Zahra tersenyum miris.
"Iya jatuh cinta itu enak. Tapi, jadi gak enak kalau jatuh cintanya cuma sendirian!" ucap Zahra sambil tanggannya ia kalungkan di leher Arkan.
Zahra tersenyum kala matanya beratatapan dengan mata Arkan. Mereka saling memandang satu sama lain selama beberapa detik, sampai akhirnya Arkan mengalihkan tatapan matanya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionCover by : @nidahfzh_ Seorang anak kecil bergaun putih susu itu berjalan mendekati sahabatnya yang tengah duduk di tepi danau sambil memandangi bintang. "Kamu masih suka bintang?" tanyanya kepada sahabatnya. "Sampai kapanpun aku akan selalu suka sam...