18. Sweet Seventeen

23 7 3
                                    

Now playing. Migyo - This Perfect Moment.

***

Kalau ada typo tolong diingetin
Selamat membaca.

***

Semoga dengan bertambahnya umurku kali ini, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Dan semoga aku bisa lebih dewasa dalam bersikap dari sebelumnya.

***

Malam ini, Zahra terlihat cantik dengan balutan dress hitam bermotif bunga-bunga selutut. Ditambah lagi dengan high heels warna senada dengan dressnya membuat ia terlihat semakin cantik. Rambut panjangnya yang biasa terurai, kini ia jedai menjadi satu dan menyisakan anak-anak rambut yang menjuntai di sekitar kedua telinganya. Untuk aksesori, ia memakai anting-anting.

"Ra, udah siap??" Bang Ando bertanya dengan kepalanya yang sedikit menyembul di pintu kamar Zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, udah siap??" Bang Ando bertanya dengan kepalanya yang sedikit menyembul di pintu kamar Zahra.

Zahra tersenyum dan mengangguk. Bang Ando langsung masuk dan menggandeng tangan Zahra, layaknya seorang kekasih.

"Bang?" Zahra membuat Ando menghentikan langkahnya dan menatap Zahra yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa?" Ando putuskan untuk tinggal beberapa saat lagi di kamar bersama Zahra, karena sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di hati gadis itu yang ingin ia sampaikan. "Ada yang mau disampaikan?" Zahra mengangguk kecil.

"Maafin Zahra ya bang. Gara-gara Zahra, bang Ando jadi batal balik ke Amsterdam." ucap Zahra berbisik sambil menundukkan kepalanya.

"Zahra, dengerin abang yaa. Tuan putri itu gak boleh nunduk, nanti mahkotanya jatuh!" Ando memegang kedua pipi Zahra dan mengangkat kepalanya. "Gapapa, ini bukan salah Zahra kok. Ini bener-bener mutlak keputusan abang, untuk batalin pulang ke Amsterdam."

Mata Zahra berkaca-kaca, ia langsung melepaskan kedua tangan Ando dari pipinya dan langsung memeluk Ando erat-erat. Air matanya menetes.

"Makasih ya bang, makasih. Zahra sayang banget sama bang Ando."

"Iya Ra, iya. Abang tau kok itu!" Ando melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Zahra dengan lembut.

"Zahra harus inget! Tuan putri juga gak boleh nangis, dia harus terus senyum supaya orang-orang juga ikut bahagia! Paham?"

Zahra mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil.

"Pinter!" Ando mengelus rambut Zahra lembut. "Sekarang kita turun?"

Zahra menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Ia tersenyum manis dan mengangguk. Kemudian, Zahra langsung menggandeng tangan Ando dengan perasaan yang sangat lega.

Keduanya berjalan bersamaan menuruni tangga menuju lantai satu. Setelah sampai di bawah, mereka melangkah melewati ruang keluarga untuk menuju ke area kolam renang. Dimana, disana dilaksanakannya birthday party.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang