45. END! ✔

423 30 4
                                    

"Rezeki, Jodoh, Maut itu udah Allah Tentuin kita hanya berencana tapi Allah yang menghendaki."

Sebelum Baca part ini jangan lupa follow akun author dulu ya :" biar sama-sama enak 💙🤗

Dipart terakhir ini kasih kesan yang baik ya buat Author :" Jangan lupa tinggalin jejak kalian 😔 bukti bahwa kalian selalu ada support Author oke 😚

•°•°•

"Mau kemana kamu sepagi ini Dek?" Tanya Nova.

"Makam Rafa, aku kangen sama dia," balas Meila lalu menyalami tangan Nova dan pergi dari rumah.

"Kasian Lala, pasti berat banget ikhlasin El," gumam Nova.

Satu bulan telah berlalu, namun Meila tak pernah bosan untuk terus mengunjungi makam Rafael dan tempat-tempat yang sering ia kunjungi bersama Rafael.

Niat hati untuk mengobati Rindu, bukan terobati malah semakin lama semakin sakit dan terus teringat sosok Rafael.

Tempat pertama yang di kunjungi adalah Pemakaman umum.

"Hai, aku dateng lagi, gimana kangen gak? Aku kangen banget tau, semua berjalan dengan baik tapi terasa hambar dan sepi tanpa kamu Raf," ucap Meila sendu.

"Hari ini satu bulan kamu ninggalin aku, jadi hari ini aku bakal dateng ke tempat-tempat favorit kita, tempat yang selalu kita datengin kalo kita mensiversary."

Meila meneteskan air matanya. "Kata orang aku itu kuat karena selalu terlihat baik-baik aja, padahal aslinya aku rapuh, aku kangen kita yang selalu sama-sama."

"Liat aku udah list tempat yang bakalan aku kunjungin hari ini, kamu temenin aku ya," ucapan Meila melemah dan kembali menangis kencang.

"I'm miss you so much maaf ya aku gak bisa lama-lama aku harus datengin tempat-tempat ini sebelum kemaleman." Sebelum Meila pergi dia membaca doa ziarah kubur terlebih dahulu, ia menaruh setangkai bunga lalu beranjak dan pergi.

"Gue harus naik angkot kalo jam segini taksi susah," gumam Meila.

Meila memberhentikan Angkutan umum, sumpek,sesak dan panas itu yang sedang dirasakan Meila tapi ia tidak banyak mengeluh ia menikmatinya.

Tempat kedua yaitu taman di tepian danau.

Meila duduk di kursi yang menghadap ke arah Danau. Ia seolah melihat dirinya dan Rafael yang sedang asik tertawa dan bergurau.

"Hahaha jangan gelitikin aku Rafa!" Teriak Meila.

"Ayo lebih memohon dong," balas Rafael.

Meila segera menepis bayangan itu dari pikirannya. Air matanya lagi-lagi terjatuh, saat melihat bayangan yang betapa bahagianya ia saat diberi kejutan hari jadi oleh Rafael.

"Happy mensiv four month cantik!"

Meila melihat Rafael sangat tampan disitu, dan dirinya sangat feminim dengan gaun yang ia pakai.

"Aku beneran kangen Raf!" Meila benar-benar rapuh tanpa Rafael.

"Oke tempat ketiga kafe," ucap Meila pada dirinya sendiri lalu beranjak pergi.

MeiRa  [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang