"Kata orang cemburu itu tanda sayang, tapi kenapa rasanya sakit."
Sebelum Baca Chapter ini jangan lupa follow akun author dulu ya biar sama-sama enak 💙
•°•°•
Hari ini Meila berangkat ke sekolah bersama Rafael, mengingat jarak rumah nya yang bsrdekatan jadi mereka gak perlu kabar-kabaran dulu jika mau berangkat bersama.
"Tumben bawa mobil?" Tanya Meila.
"Lagi pengen aja, lagian gue gak mau cewek gue mamerin paha."
"Lah yang mamerin paha siapa?"
"Udah lah gak usah dibahas."
Setelah percakapan itu tidak ada lagi yang memulai percakapan sesampainya di sekolah mereka tak terlalu banyak ribut bahkan saling bicara saja sekarang makin berkurang, padahal baru saja hari kemarin ia jadian dengan Rafael.
"Gue kelas duluan," Ucap Meila
"Iya bareng aja kali. Searah ini," Ucap Rafael.
"Yaudah."
Saat Meila akan memasuki kelasnya, tiba-tiba tangan Meila di cekal oleh Rafael.
"Kenapa?"
"Nanti gue jemput lo kesini buat makan di kantin."
"Iya," Ucap Meila sedikit canggung.
"Gue duluan ya, belajar yang bener," Ucap Rafael sambil mengacak rambut Meila gemas.
"Rafaa! Berantakan ini ih." Teriak Meila.
"Hehe maaf."
"Udah gih sana ke kelas," Ucap Meila.
"Lo ngusir?"
"Bukan gitu ih, tapi ini kan udah mau jam masuk."
"Iyaiya gue duluan ya sayang," Ucap Rafael sambil berjalan meninggalkan Meila.
Jangan tanya bagaimana kondisi Meila saat ini setelah di panggil sayang oleh Rafael, pipinya sudah memerah seperti tomat.
Meila memasuki kelasnya, dan dikelas sudah banyak orang, ada yang lagi bergosip ria, tidur, belajar, lari-larian pokonya segala macem.
Saat Meila masuk semua siswa-siswi menatap Meila dan mengucapkan kata "cie" bersamaan, Meila bingung apa yang sedang dilakukan teman-temannya. Mengapa semua mata tertuju padanya.
"Meila selamat ya gila lo punya pacar juga," Ucap Rio teman sekelas Meila.
"Ketos pula," Ucap Jeno.
"Selamat pokonya jangan sampe lupa ya pajak jadiannya!" Ucap Sasa.
"Brisik Sa." Bentak Meila.
Meila tidak lagi mendengarkan ocehan-ocehan anak-anak kelasnya karena Bu Dian guru paling killer di Sekolahnya sudah memasuki kelas.
Setelah menghabiskan waktu belajar dengan Bu Dian bunyi bel istirahat mengiang sangat keras bahkan dapat mengganggu indera pendengaran.
"Ke kantin gak Mei?" Tanya Manda.
"Iya mau cuman gue mau nunggu Rafa dulu tadi dia janji mau ngajak kantin bareng," Ucap Meila dengan senyuman termanisnya.
"Yaudah kita nungguin lo juga deh," Ucap Sasa.
"Eh gak usah gapapa kalian duluan aja," Ucap Meila
"Eh slow aja kali Mei," ucap Manda.
"Gue duluan gapapa Mei, soalnya Adam udah nunggu gue di kantin," Ucap Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeiRa [LENGKAP] ✔
Fiksi Remaja(UTAMAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA. MAKASIH)💙 Meila Putri Azahra gadis yang terpaksa meninggalkan Kota kelahirannya demi pekerjaan sang ayah, kini menjalankan hari-harinya di kota yang cukup asing baginya. Meila jatuh hati pada pria kelahiran Kota...