24 : Say it

39.8K 564 2
                                        

Hai hai! Aduh sorry ya kalo misalnya kalian baca ada "dea pov" :( soalnya namanya sering ketuker tuker ama cerita lain hehehe. Sorry yaa belom bisa jadi penulis profesional hehehe. Enjoy reading ya! Jangan lupa vomment kalo mau tau kelanjutanya. Btw ceritanya mengandung sedikit 17+ , jadi yang belum cukup umur jangan baca ya. Hehehe, trims!

Anas POV

Nicho menembakku. Ya, dia menyatakan perasaanya dan menembakku. Apa yang harus kulakukan? Pembicaraan semakin dingin dan kaku. Aku masih terpaku dengan apa yang ia katakan barusan. Aku mulai mencintainya. Dan perasaanku mulai tumbuh seiring berjalanya waktu. Aku sudah berhubungan seks denganya.

"Gimana..... Kalo kita kayak gini dulu aja?" Ucapku memecah keheningan.

"Maksudnya 'gini aja' ?" Balas Nicho.

"Ya kita seperti ini. Pacaran nggak, temenan juga nggak." Balasku singkat.

Nicho tampak termenung.

"Sampai berapa lama?" Balasnya lagi.

"Sampe gua bilang 'i'm really fall in love with you'. " balasku.

"Okay then."

                                    •••••

Panasnya Jakarta membuatku berkeringat akibat polusi udara yang parah. Beda dengan puncak yang selalu dingin walaupun matahari bersinar cerah.

Aku berjalan memasuki rumah setelah Nicho mengantarku. Nicho masih sama walaupun aku ya.... Secara tidak sengaja menolaknya. Aku memasuki rumah dan mencari kak Diaz.

"Abis darimana aja lo?" Ucap kak Diaz mengagetiku saat dia keluar dari dapur tiba tiba.

"Ga sama Adi kan?" Ucap kak Diaz.

"We broke up." Ucapku.

"Baguslah. Abis darimana lo?"

"Puncak kak. Sama temen." Ucapku berbohong.

"Kemaren ada yang kerumah nyariin lo. Cewe, katanya sih temen lama lo." Ucap Kak Diaz sambil menuju sofa.

"Namanya?" Ucapku penasaran.

"Kinta." Balas Kak Diaz.

Ahh!!! Ternyata Kinta masih inget sama aku? Aku harus ketemu secepatnya sama dia.

                                   •••••

Jared POV

Setelah nganterin Anas, dan setelah gua ditolak dengan cara yang halus, gua melajukan mobil gua menuju kafe langganan gua. Sumpah, bete abis. Mungkin ini karma karena gua udah berbohong sama Anas.

Tiba tiba di perjalanan, gua dihadang sama 2 motor dan 1 mobil. Gua gangerti ini apaan, tapi udah pasti yang ngehadang gua ini Adi. Secara keliatan banget plat nomornya yang bertuliskan namanya.

Dia dan 3 temenya keluar dari dalam mobil dan 2 temenya turun dari motor. Mereka berjalan menuju mobil gua.

Dia mengetuk kaca mobil gua dan menggerakan tanganya isyarat untuk menyuruh gua segera turun dari dalam mobil. Ada apaan yah?

"Abis dari puncak ya sama Anas?" Ucap Adi tiba tiba ke gua. Padahal kami gak saling kenal. Cuma saling tau.

"Gua Adi. Mantanya Anas. Udah pasti lo tau gua kan." Ucap Adi sambil membuka jaketnya.

Jadi dia mainya gerombolan?

"Iya gua tau kok. Emang kenapa kalo gua sama Anas abis dari puncak?" Balas gua.

"Gua gasuka!!!!!" Teriak Adi pas didepan muka gua. Sedikit kaget sih, tapi sama sekali ga membuat gua takut.

Tiba tiba satu tonjokan dari Adi mendarat mulus di pipi kanan gua. Cukup buat gua panas.

"Kenapa lo nonjok gua dan kenapa lo gasuka? Anas kan bukan siapa siapa lo lagi." Ucap gua pelan. Karena gua masih sabar.

"Anas masih milik gua, loser." Ucap Adi sambil menonjok sekali lagi pipi gua.

Emosi gua sudah naik. Gua segera memberika satu tonjokan di hidung Adi. Gua sempat melihat hidungnya berdarah sebelum semua gerombolanya mulai siap memukul gua.

Gua memberikan tonjokan di perut dan mukanya gerombolan Adi berturut. Satu  persatu gengnya terkapar di jalan.

Sisa Adi yang masih berdiri kuat didepan gua.

"Kalo lu gamulai, gua gabakalan mulai juga." Ucap gua pelan.

"Kalo lu santai, gua juga santai." Lanjut gua sambil berjalan mendekat ke Adi

"Gua gasuka main keroyokan, kalo mau keroyokan, bilang dulu ke gua." Lanjut gua sambil menatap dia tajam.

"Dan, satu lagi. Anas bukan siapa siapa lo. Jadi, gua berhak dapetin dia." Ucap gua sambil berbalik dan berjalan menuju mobil.

                                   •••••

Vomment kalau mau tau kelanjutanya! Trims <3

Unpredictable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang