Anas POV
Besok hari minggu. Ya aku akan bertemu dengan nicho untuk memperbaiki mobil dia yang rusak akibat kutabrak. Hari ini aku akan berkencan dengan adi. Ah, akhirnya setelah berminggu minggu tak bersama denganya.
"Sayang, aku ke toilet bentar ya. Tanganku kotor nih." Ucap adi setelah kami makan di sebuah food court di salah satu mall.
"Iya. Jangan lama lama ya." Ucapku manja.
"Bawel deh. Iyaiya" Ucap adi sambil berjalan menuju toilet.
Aku bosan. Iseng iseng aku melihat dompet adi. Siapa tau dia simpan fotoku? Hihi. Ya pastilah. Apa dia menyimpan fotoku yang sedang duckface? Wah.
Aku membuka dompetnya. Ternyata benar. Dia menyimpan fotoku. Aku pun mengambil tumpukan foto yang berada di salah satu selipan dompetnya. Tumpukan foto itu tebal sekali. Aku pun melihat satu persatu foto itu.
Foto pertama menunjukan foto aku sendiri memakai pakaian pink dan menunjukan tanda peace di tanganku. Foto itu sudah lama sekali. Foto kedua menunjukan aku dan adi berada di salah satu arena tempat bermain. Aku dan adi berpegangan tangan saat kami sudah duduk di salah satu permainan. Aku masih ingat siapa yang mengambil foto ini, Thomas, teman dekat adi.
Foto ketiga membuatku terkejut.
Foto itu menunjukan wajah kakakku, kak diaz. Aku tidak kaget kalau foto kak diaz dicoret coret seperti kak diaz adalah musuh bebuyutan adi. Di foto itu, wajah kak diaz tidak terlalu kelihatan karena dicoret oleh pen dan diujung kanan foto ditulis "buronan". Apa maksudnya ini?
Aku sudah malas melihat foto foto selanjutnya. Foto tadi membuatku bingung dan marah. Jadi ini sebabnya kak diaz tidak mengijinkanku untuk bersama dengan adi?
"Udah nih." Ucap adi tiba tiba yang sudah duduk didepanku.
"Maksud kamu apa?" Ucapku sambil menunjukan foto kak diaz didepan wajahnya.
"Loh....." Balas adi kaget.
"Loh? Kamu gak jawab pertanyaan aku, di." Ucapku kesal.
"Kemarin kemarin aku lihat kak diaz babak belur. Itu gara gara kamu?" Ucapku lagi.
"Bukan gitu nas......" Ucap adi gagap.
"Bukan gitu apanya? Maksud kamu apa sih? Kamu tahu kan kak diaz itu kakakku? Kamu nyakitin dia sama aja nyakitin aku, di." Ucapku sambil berdiri bersiap untuk lari.
"Engga nas. Aku gak bermaksud nyakitin kamu....." Lanjut adi.
"Aku kecewa di sama kamu." Ucapku sambil berlari keluar food court.
Apa? Adi nyakitin kak diaz? Maksud dia apasih? Punya dendam masa lalu? Dia jahat banget. Apa dia gaktau kak diaz itu kakakku?
Aku menuju lobby mall itu untuk mencari dan menyetop taksi.
•••••
Jared POV
Sinar matahari yang masuk dari jendela kamar membuat mata gua menyipit karena sinarnya yang perlahan masuk ke mata gua. Yap, hari ini hari minggu dan gua akan bertemu dengan anas. Lagi.
Gua pun segera beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk segera mandi. Masih jam 9, apa ini terlalu pagi? Kan janjian sama anas jam 11.
Selesai mandi, gua pun menyambar roti dan segera menuju mobil yang akan gua reparasi di bengkel. Gua pun meng sms anas.
Nas, udah ready? Gua jalan nih.
Sms gua pun dibalas setelah 5 menit berlalu.
Gua uda nyampe. Lama lo.
Hah? Dia uda nyampe? Buset. Terlalu rajin. Gua pun segera melajukan mobil gua menuju bengkel yang sudah dijanjikan oleh gua dan anas.
Gua tiba di bengkel itu. Gua melihat anas sedang duduk menunggu. Tanpa basa basi gua langsung menghampirinya.
"Oy." Ucap gua sambil menepuk pundaknya dari belakang.
Anaspun menoleh dan melihat ke arah belakang. Dia tersenyum melihat gua dan berdiri untuk berhadapan dengan gua.
"Hai. Mana mobilnya?" Ucap anas sambil mencari mobil gua.
"Udah gua kasih ke montirnya." Ucap gua sambil tersenyum.
Sumpah, anas cakep banget dah. Gabisa gua mengalihkan pandangan gua ke dia.
•••••
Anas POV
Udah 1 jam berlalu aku menunggu di bengkel untuk memperbaiki mobil nicho. Aku bosan, lapar.
"Makan yuk? Pasti lo laper." Ucap nicho seakan bisa membaca pikiranku.
"Ah kok lu tau..... ayuk lah hahahahah." Balasku sambil memegang perutku yang sudah keroncongan.
Aku dan Nicho masuk kedalam mobil sedanku. Aku segera mengendarai mobilku menuju sebuah restoran yang letaknya agak jauh dari bengkel itu. Bukan bermaksud apa loh! Aku memang menyukai restoran itu. Aku mengajak nicho siapa tau dia suka juga restoran itu jadi aku gakperlu sendirian kesana karena adi gasuka kesini. Hahahah.
"Ini kita mau makan dimana?" Ucap nicho sambil melongok melihat ke arah luar.
"Restoran tadi. Cuma gaada parkir nih. Jadinya kita agak jauh, lu kalo jalan agak jauh gapapa kan?" Balas gua sambil mencari parkir yang kosong.
"Ohhh, yang rame tadi ya? Iya iya gapapa kok, selow aja. Hahahah." Ucap nicho.
Akhirnya aku menemukan parkir diseberang restoran tersebut. Cukup jauh sih, tapi ya gapapalah. Aku segera memarkirkan mobilku dan keluar.
"Yuk." Ucapku sambil mengajak nicho untuk menyebrang.
Aku dan nicho menyebrang. Tapi ntah kenapa tiba tiba nicho bengong melihatku saat aku menatapnya untuk mengajaknya. Aku pun terdiam juga dan aku tak sadar bahwa aku di tengah jalan.
"Anas!" Teriak nicho sambil menarik tanganku untuk kembali ke tepi jalan.
Tak sadar aku sudah berada dipelukanya. Ah shit, aku sudah punya adi. Apa apaan lagi ini?
"Ati ati lahh." Ucap nicho sambil memberdirikan aku.
"Lo gapapa?" Ucap nicho lagi.
"Gakpapa. Lagian lu kenapa coba diem aja? Udah tau gua ajak lu malah tiba tiba diem aja.
•••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable.
Novela JuvenilTak kusangka. Ternyata. Musuhku selama ini. Orang yang ku benci. Adalah seseorang yang ku cintai. Yang telah mengambil harta yang ku jaga selama ini, my virginity. cerita mengandung sedikit 17++