Halo semua. Siap menuju ending? Satu chapter lagi nih
Mau extra chap?
Ohya urutannya agak ngacak yaa. WP aku suka eror. Kalian baca sesuai angkanya aja ya.
Nanti aku revisi. Jadi 1 minggu setelah chapter ending baru aku revisi. Aku unpub dari chapter yang ngacak.
Siap?
Selamat membaca❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Ketika kamu merasa hancur atau menderita, kamu boleh beristirahat sejenak. Memberi jeda pada seluruh aspek yang ada di hidup kamu. Namun kamu juga harus ingat kalau waktu tidak pernah ikut terjeda. Waktu terus bergerak maju tanpa menunggu kamu siap.
Iya, Aleanom memang hancur. Namun kehidupannya tidak berhenti. Terus melaju hari demi hari. Memperlihatkan hal-hal baru atau terjadi sebuah perkembangan.
Sekarang Aleanom sudah memiliki keberanian untuk menerima kenyataan. Ia punya kekuatan untuk berkembang dan keluar dari keterpurukan. Aleanom tidak mau, hanya karena dukanya, Nadhen ikutan merasa sedih. Sekalipun sebenarnya Aleanom masih menyimpan kesedihan, ia bersumpah tidak akan memperlihatkannya ke orang lain. Terutama bundanya, Nadhen.
Hari-hari tanpa Anera terus berputar tanpa terjeda. Mereka yang terluka dan hancur perlahan mulai memulihkan diri. Bahkan sekalipun sebenarnya terpaksa. Mereka tetap harus terlihat pulih.
Keceriaan Refi telah kembali. Refi yang sempat menjadi pendiam sudah kembali menjadi sosok yang cerewet. Bukan berarti Refi menyerah dan melupakan Anera. Refi cuma sadar kalau yang harus ia lakukan saat ini bukan hanya meratapi nasib Anera. Melainkan menjalani kehidupan sebaik-baiknya.
"Lo tau nggak sih gosip tentang GD dan Jennie dating? Gila sih gua nggak nyangka." sudah lama sekali rasanya Refi tidak menggosipkan tentang kpop.
"Oh, tau gua. Nggak nyangka juga sih gua." Erika berbicara sambil mengunyah chiki.
"Padahal entah kenapa gua ngeship GD sama Yoona."
"Yoona SNSD?"
"Iya. Menurut gua kalo mereka pacaran cocok aja gitu saling melengkapi."
"Ref, GD kan mau ngadain konser di Indo. Terus gua dengar si Afifah berhasil dapetin tiket konsernya."
"Afifah yang mana sih?"
"Yang itu." Erika menunjuk seorang gadis berkerudung yang duduk di bangku kantin tak jauh darinya.
Refi memperhatikan gadis yang ditunjuk oleh Erika. "Gila sih beruntung banget. Gua aja nggak ke bagian." Refi kembali menghadap Erika.
"Nggak tau gimana caranya dia bisa dapat. Ada orang dalam kayaknya." Erika terkekeh dengan candaannya.
Refi ikut terkekeh. "Oh ya nanti lo...." Refi menggantung kalimatnya. Ia terlihat ragu dan sedih. "Lo ke Anera?" lanjutnya.
"Nggak bisa pulang sekolah. Palingan sore."
"Oh oke berarti nanti gua nebeng Ale aja deh."
Erika dan Refi memutuskan untuk berhenti bersedih lagi. Bukan berarti mereka sudah tidak perduli dengan Anera. Mereka hanya tidak ingin terlalu terlarut dalam kesedihan. Bagaimana mungkin mereka bisa mendukung dan menyemangati Anera kalau mereka sendiri hancur. Mereka harus kuat dan baik-baik saja agar Anera juga baik-baik saja.
Hampir setiap hari Erika dan Refi menyempatkan diri menjenguk Anera di rumah sakit. Sekedar menyapa Anera, menceritakan sedikit cerita. Serta mendoakan Anera agar cepat sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)
Teen Fiction⚡WARNING : CERITA MENGANDUNG SELF INJURY . TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA. TIDAK DIHARAPKAN MENGIKUTI ADEGAN BERBAHAYA DI DALAM CERITA⚡ *Mulai 9 September 2020 *Selesai 11 maret 2021 Rank 1 in #depresi tgl 27/11-2020 Rank 5 in #school tgl 13/11-2020 Di...