47. Makan Malam dan Air Mata

8.7K 1.7K 1.1K
                                    

Hari ini Aleanom mendatangi kantor polisi. Ingin melihat langsung keparat yang telah meredupkan cahaya bintang kehidupannya. Ingin memastikan kalau keparat itu lebih menderita dari pada Anera. Kalau perlu Aleanom siap menjadi algojo untuk mengeksekusi Raka.

Aleanom duduk di ruang kunjungan. Biasanya kalau ada di ruangan kunjungan kita akan terpisah dengan kaca dan bicara lewat telepon. Namun berkat kekuasaan yang dimiliki keluarga Aleanom, ia bisa bertatap wajah langsung dengan Raka tanpa penghalang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Raka masuk ke dalam ruangan, dikawal oleh seorang polisi. Tangannya diborgol. Ia memakai baju tahanan. Sangat cocok dengan wajah keparatnya. Kalau tidak salah Raka didakwa sepuluh tahun penjara. Namun pengacara Aleanom sedang berusaha agar Raka mendapatkan ganjaran penjara lebih lama, lebih baik seumur hidup atau hukuman mati.

Raka duduk di depan Aleanom dengan tangan diborgol. Polisi berdiri tak jauh dari mereka untuk mengawasi. Tidak masalah bagi Aleanom. Diawasi atau tidak rasa ingin membunuh Raka dalam dirinya tetap tidak padam.

"Dari semua orang yang benci gua. Gua nggak pernah nyangka kalo yang duduk di depan gua sekarang adalah lo." Raka tersenyum. Ketampanannya tertutup oleh kerutan di beberapa titik wajahnya. Penampilannya sama sekali tidak keurus, nampak lusuh. "Ini pertama kalinya kita tatap muka dan ngobrol, kan?" Raka nampak takjub melihat kehadiran Aleanom.

Aleanom berwajah datar. Benar-benar keparat yang tidak punya malu dan tidak merasa bersalah sama sekali. Aleanom rasanya mau muntah duduk berhadapan dengan orang seperti Raka. "Kenapa?" tanya Aleanom dingin.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa lo lakuin itu ke Anera? Dia pacar lo. Kalo lo sayang dia harusnya lo jaga dia, bukan ngerusak dia."

"Karena gua sayang sama dia. Gua cinta mati sama Anera. Dia cewek yang cantik dan mengagumkan."

"Lo ngerusak cewek yang lo sayang bangsat!"

Raka memajukan kepalanya mendekati Aleanom. "Justru karena gua cinta mati sama Anera makanya gua mau jadiin dia milik gua seutuhnya. Termasuk keperawanannya." Raka bicara berbisik penuh penekanan.

Aleanom kehabisan kesabarannya. Ia mendorong bangkunya hingga jatuh ke lantai. Ia loncat ke meja dan memukul Raka sampai tersungkur di lantai. Tidak sekali, ia pukuli Raka berkali-kali seperti orang kehilangan akal.

"Berhenti! Jangan berkelahi!" polisi yang semula hanya mengawasi berusaha memisahkan. Menarik Aleanom menjauhi Raka.

"Lo mau tau kenapa gua perkosa dia?! Karena gua cinta sama dia! Gua mau milikin dia seutuhnya! Dia emang pacar gua. Tapi Diang di otaknya cuma lo. Gua muak dengar dia selalu ngomong Ale, Ale, Ale, Ale. Dia bahkan mau mutusin gua!" teriak Raka yang duduk di lantai. Ia meludah darah ke sembarangan lantai.

Aleanom yang semula meronta-ronta menjadi lebih tenang mendengar penuturan Raka. Napasnya memburu dan kilat kemarahan masih ada di sorot matanya.

"Satu-satunya yang gua sesalkan adalah gua nggak bisa buat dia ngandung anak gua." Raka tertawa seperti iblis.

Aleanom yang mendengar itu langsung mengambil bangku. Ia lempar ke arah Raka. Namun melesat. Ia ingin berlari menghampiri Raka. Sayangnya tidak bisa karena polisi menahan dirinya.

"Lepas! Lepasin saya pak! Biar saya bunuh keparat itu!" Aleanom menunjuk Raka.

Beberapa polisi berdatangan setelah mendengar suara dari ruangan jenguk. Empat orang polisi. Dua diantaranya mendatangi Raka, membangunkan Raka agar berdiri. Dua diantaranya lagi berusaha menghentikan amukan Aleanom.

Aleanom yang dipenuhi amarah seperti orang kesetanan. Dengan tenaga yang teramat kuat ia berhasil mendorong polisi yang memeganginya hingga mundur menjauhinya. Ia rogoh kantong celananya dan mengeluarkan pistol.

ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang